Jaga Kebugaran sedari Muda agar Tetap Prima hingga Akhir Masa Kerja
Menjaga kebugaran di usia muda penting untuk menjamin kualitas hidup dan kesehatan yang lebih baik di kemudian hari.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Kesibukan kerja tidak jarang membuat generasi muda abai menjaga kebugaran tubuhnya. Padahal, menurut penelitian terbaru di University of Jyväskylä, Finlandia, tingkat kebugaran pada masa muda dikaitkan dengan penurunan kemampuan kerja.
Hubungan antara rendahnya kebugaran kardiorespirasi dan penurunan kemampuan kerja itu bisa berlanjut hingga akhir masa kerja. Laporan hasil penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal JAMA Network, Maret 2024.
”Kesimpulan dan relevansi temuan-temuan ini menunjukkan bahwa CRF (kebugaran kardiorespirasi) yang rendah pada kaum muda dikaitkan dengan kemampuan kerja yang buruk pada pertengahan dan akhir masa kerja,” tulis laporan penelitian itu.
Meningkatkan kebugaran kardiorespirasi pada dekade-dekade awal kehidupan berkontribusi pada produktivitas kerja. Hal ini juga akan berdampak pada kesehatan, kualitas hidup, dan perekonomian yang lebih baik.
Studi kohort prospektif selama 45 tahun tersebut mengukur kebugaran fisik peserta penelitian saat berusia 12-19 tahun. Kemampuan kerja mereka dinilai dua kali selama masa kerja, yaitu saat berumur 37-44 tahun serta 57-64 tahun.
Hasilnya, rendahnya kebugaran kardiorespirasi saat remaja dikaitkan dengan penurunan kemampuan kerja dan tingginya tingkat kehadiran karena sakit selama masa kerja. Temuan ini mengingatkan pentingnya menjaga kebugaran di masa muda agar tetap prima hingga akhir masa kerja.
Meningkatkan kebugaran kardiorespirasi pada dekade-dekade awal kehidupan berkontribusi pada produktivitas kerja. Hal ini juga akan berdampak pada kesehatan, kualitas hidup, dan perekonomian yang lebih baik.
Penulis studi itu, Perttu Laakso, mengatakan, temuan penelitian itu mengkhawatirkan meskipun kemampuan kerja merupakan konsep dengan banyak aspek dan faktor yang memengaruhi. Penurunan kemampuan kerja tidak hanya berdampak pada produktivitas, tetapi juga menyebabkan kerugian sosial.
”Mengingat peserta dalam penelitian ini lahir pada tahun 1960-an dan memiliki rata-rata tingkat kardiorespirasi remaja yang lebih tinggi dibandingkan remaja saat ini, temuan ini bahkan lebih mengkhawatirkan. Dapat diasumsikan bahwa risiko penurunan kemampuan kerja lebih tinggi pada remaja sekarang,” ujarnya dilansir dari Sciencedaily.com, Selasa (9/4/2024).
Rendahnya kemampuan kerja, cuti sakit, dan pensiun dini berhubungan dengan penurunan kualitas hidup. Kondisi ini juga mengakibatkan beban ekonomi yang lebih tinggi di masyarakat.
Oleh sebab itu, sangat penting memantau kebugaran jasmani sebelum memasuki usia kerja. Dengan mengetahui kebugaran jasmani anak dan remaja, mereka yang berisiko tinggi dapat diidentifikasi sejak dini sehingga strategi pencegahan bisa diterapkan.
Laakso menganjurkan anak-anak, remaja, dan keluarganya untuk meningkatkan aktivitas fisik dalam kehidupan sehari-hari. Orangtua perlu juga berdiskusi dengan pihak sekolah untuk meningkatkan jumlah kelas pendidikan jasmani.