Diterima Jalur Prestasi, Calon Mahasiswa Diajak Bertanggung Jawab terhadap Pilihan
Seleksi masuk PTN secara nasional dioptimalkan. Peserta yang lulus diberi sanksi jika tidak daftar ulang.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 156.029 siswa lulusan SMA/SMK sederajat tahun ini diterima di seleksi jalur prestasi perguruan tinggi negeri. Mulai tahun ini, calon mahasiswa yang dinyatakan lulus di jalur seleksi nasional berdasarkan prestasi atau SNBP harus memanfaatkan penerimaan ini jika tidak ingin terkena sanksi. Adapun sanksinya adalah tidak bisa kuliah di perguruan tinggi negeri mana pun tahun ini.
”Di tahun sebelumnya, sanksinya hanya tidak bisa ikut seleksi jalur tes. Mulai tahun 2024, sanksinya tidak bisa ikut jalur tes dan jalur mandiri. Sistemnya sudah dibuat demikian. Kebijakan ini untuk memberikan kesempatan supaya yang berhak kuliah di PTN tidak kosong. Ini untuk kepentingan masyarakat juga,” kata Ketua Umum Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) Ganefri di acara Konferensi Pers Pengumuman Hasil Seleksi Jalur SNBP Tahun 2024 di Jakarta, Selasa (26/3/2024).
Zahra Noer Diyanah, siswa kelas XII SMA Negeri Salatiga, Jawa Tengah, merasa bahagia karena dirinya diterima di kampus impiannya di Universitas Diponegoro, Semarang. Zahra yang berprestasi akademik cemerlang di jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial ini mantap mendaftarkan diri di program studi ekonomi.
”Saya senang bisa lulus jalur prestasi. Ini pilihan saya, pastinya saya akan kuliah dengan sungguh-sungguh,” kata Zahra.
Kiki Efi Rezeki, orangtua Zahra, menyambut baik ketentuan di jalur prestasi yang ingin memastikan peserta serius mengambil pilihannya. Saat anaknya, Zahra, dinyatakan eligible, pihak sekolah berkomunikasi dengan siswa dan orangtua untuk memantapkan pilihan program studi dan PTN yang dituju.
”Saya rasa bagus ya untuk mengajarkan anak bertanggung jawab dengan pilihannya. Di usia SMA kan, siswa yang masih remaja butuh bimbingan memilih. Saya merasa terbantu dengan bantuan sekolah, bahkan kepala sekolah turun tangan, untuk memastikan siswa memanfaatkan jalur prestasi sebaik-baiknya. Tidak ada tanda tangan pernyataan begitu, hanya seruan moral bagi siswa untuk bertanggung jawab dengan pilihannya jika diterima,” kata Kiki.
Peserta seleksi masuk PTN secara nasional tahun ini akan ditampung di 145 PTN, yang terdiri atas 76 PTN akademik, 25 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), serta 44 Politeknik Negeri sebagai PTN Vokasi.
Meskipun tingkat penerimaan calon mahasiswa di jalur prestasi ini semakin meningkat dibandingkan tahun lalu, tetap ada kursi kosong karena tidak dipilih peserta. Menurut Wakil Ketua Tim Penanggung Jawab SNPMB Ahmad Taqwa, sebenarnya persentase kelulusan peserta di akademik dan vokasi tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu.
Kuota SNBPT minimal 20 persen dari daya tampung tiap PTN. Demi mengoptimalkan tiap jalur masuk PTN, peserta yang namanya diumumkan lolos di jalur prestasi pada Selasa mulai pukul 15.00 tidak bisa mengundurkan diri. Peserta yang tidak mendaftarkan diri akan mendapat sanksi tidak boleh ikut seleksi di jalur tes (SNBT) tahun 2024, 2025, dan 2026 maupun jalur mandiri tahun 2024. Artinya, kesempatan kuliah di PTN tahun ini tertutup.
Berdasarkan data panitia SNPMB, daya tampung di PTN akademik sebanyak 132.450 kursi, tetapi yang terisi 126.421 peserta (95,45 persen). Adapun PTN vokasi daya tampungnya sebanyak 33.608 kursi dan yang dinyatakan lulus 29.608 peserta (88,10 persen). Masih tersisa lebih dari 10.000 kursi kosong di PTN akademik dan vokasi dari jalur prestasi yang nantinya dialihkan ke jalur tes.
Terkait masih adanya kursi kosong, kata Ahmad, dari kajian terlihat di prodi di luar kampus utama (PSDKU). Meskipun prodi populer, peserta cenderung memilih kampus yang di kota, bukan di daerah, meskipun secara kualitas sama.
”Seperti di vokasi, ada yang menyediakan prodi di daerah atau prodi di luar kampus utama. Ada tren anak muda lebih memilih yang kampus di kota sehingga yang di daerah kurang diminati,” kata Ahmad.
Tahun lalu, peserta jalur prestasi yang tidak mendaftar ulang sekitar 10 persen. ”Dengan kebijakan baru yang memberi sanksi tidak bisa mendaftar di PTN tahun ini, mudah-mudahan persentase yang tidak mendaftar turun,” kata Ahmad.
Menurut Ganefri, jalur prestasi masuk PTN menjadi apresiasi bagi pelajar yang menunjukkan prestasi belajar dan prestasi non-akademik yang baik selama di sekolah. ”Kami berupaya supaya siswa tidak dirugikan. Karena ini jalur prestasi, yang dilihat bukan semata-mata prestasi siswa, melainkan juga sekolah. Karena itu, sekolah harus terlibat. Bahkan, kami sampai menggandeng dinas pendidikan supaya dapat mendorong sekolah mengoptimalkan jalur prestasi ini,” kata Ganefri yang juga Rektor Universitas Negeri Padang.
Ganefri mengatakan, masih ada sekolah yang tidak memfinalisasi pengisian pangkalan data sekolah dan siswa (PDSS). Padahal, panitia sudah memberikan perpanjangan waktu. Akibatnya, siswa yang eligible dari sekolah tersebut tidak bisa mendaftar jalur prestasi. Di tahun ini, jumlah sekolah yang memfinalisasi turun dari tahun lalu, yakni 20.696 sekolah, sedangkan tahun lalu 21.702 sekolah.
Dalam penerimaan mahasiswa baru di PTN, peserta bisa memilih prodi di PTN akademik dan vokasi. Terlihat calon mahasiswa yang diterima di PTN akademik justru banyak diterima di pilihan kedua. Adapun di PTN vokasi mayoritas pendaftar diterima di pilihan pertama.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbudristek Abdul Haris mengatakan, animo masyarakat untuk berkuliah semakin meningkat. Hal ini penting untuk meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi di Indonesia yang masih tertinggal dari negara tetangga.
”Salah satu strateginya dengan memastikan seluruh jalur penerimaan, terutama yang digelar pemerintah, efektif dan maksimal menyerap peserta untuk memanfaatkan kuliah di PTN,” ujar Haris.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Kiki Yuliati mengatakan, pemerintah mendorong supaya calon mahasiswa tidak hanya asal kuliah. Karena itu, kebijakan yang ada dikembangkan untuk mendorong calon mahasiswa memilih secara sadar program studi atau bidang ilmu yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya sehingga ketika diterima, mereka memanfaatkannya dengan baik.
”Jalur prestasi ini kan sebagai penghargaan kepada generasi muda agar memiliki budaya belajar dan kebiasaan belajar yang baik. Mereka yang punya prestasi akademik dan non-akademik baik bisa ikut seleksi tanpa tes yang dibiaya pemerintah,” kata Kiki.
Wakil Ketua II Tim Penanggung Jawab SNPMB Eduart Wolok mengatakan, kebijakan yang memberi sanksi bagi peserta jalur prestasi yang tidak mendaftar ulang dilakukan agar pengisian daya tampung PTN maksimal sehingga APK PT meningkat. Sosialisasi kebijakan baru berjalan cukup baik. Ini terlihat dengan adanya peningkatan signifikan jumlah peserta yang fokus pada satu pilihan.
”Jadi, mereka betul-betul memilih prodi yang ingin dimasuki. Tidak ada lagi prodi coba-coba sehingga saat diterima tidak diambil. Jika tidak dimanfaatkan, berarti kan merugikan mereka yang ingin serius dan berdampak pada daya tampung yang tidak terpenuhi,” ujar Eduart.