Siklus Haid Tak Teratur? Waspadai Munculnya Kista Ovarium
Perempuan dengan siklus haid tidak teratur harus waspada. Kondisi itu bisa menjadi salah satu tanda dari kista ovarium.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bagi perempuan yang memiliki siklus haid tidak teratur sebaiknya waspada akan risiko munculnya kista ovarium. Kista pada ovarium ini dapat berpengaruh pada kesuburan perempuan.
Kista merupakan kantong yang umumnya berisi cairan ataupun jaringan solid dan semisolid lainnya. Kista dapat muncul di beberapa bagian tubuh, seperti ovarium, mulut rahim, dinding vagina, payudara, dan kelenjar tiroid. Kista dapat muncul seperti benjolan yang lunak.
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Rumah Sakit Pondok Indah-Pondok Indah, Mario Krishna, di Jakarta, Sabtu (23/3/2024), mengatakan, kista yang terdapat di jaringan tubuh paling luas, seperti kista dinding vagina, biasanya mudah terdeteksi dari perabaan. Namun, jenis kista yang muncul di jaringan tubuh bagian dalam sulit dideteksi dari perabaan. Umumnya, jenis kista ini baru terdeteksi ketika kista sudah berukuran besar dan membuat sistem organ terganggu.
”Pada ovarium, kista yang berukuran kecil sering kali tidak memberikan gejala yang spesifik sehingga disarankan pada setiap perempuan untuk melakukan skrining, terutama dengan pemeriksaan ultrasonografi transvaginal,” katanya.
Pemeriksaan ultrasonografi (USG) transvaginal memungkinkan untuk melihat jelas bagian organ reproduksi, seperti rahim, mulut rahim, dan ovarium. Karena itu, pemeriksaan ini pun dapat membantu mendeteksi adanya kista yang berukuran kecil.
Maria menuturkan, terdapat beberapa macam jenis kista pada ovarium. Jenis kista ovarium yang paling umum yakni kista folikel dan kista korpus luteum. Kista tersebut yang bisa berpengaruh pada kesuburan seorang perempuan.
Ia mengatakan, jenis kista tersebut biasanya tidak menimbulkan gejala. Namun, umumnya perempuan yang memiliki kista ovarium akan mengalami siklus haid yang tidak teratur. Kista ini juga bisa dijumpai pada perempuan yang sudah melewati masa reproduksi atau menopause.
Pada ovarium, kista yang berukuran kecil sering kali tidak memberikan gejala yang spesifik sehingga disarankan pada setiap perempuan untuk melakukan skrining.
Selain kista folikel dan korpus luteum, kista lain yang juga ditemukan yakni kista lutein, kista endometriosis, kista dermoid, dan kista musin. Berbeda dengan kista folikel dan korpus luteum, jenis kista tersebut biasanya tidak berkaitan dengan siklus haid.
Pada kista lutein biasanya ditemukan pada perempuan dengan kehamilan di trimester pertama. Kista ini jarang menunjukkan gejala bagi penderitanya.
Selain itu, ada pula kista dermoid dan musin. Jenis kista tersebut berasal dari jaringan ovarium yang dapat menunjukkan gejala ketika sudah berukuran besar. Perempuan yang memiliki kista dermoid dan musin dapat terlihat memiliki perut yang membesar dan dapat menimbulkan rasa nyeri.
Kista endometriosis
Mario menuturkan, jenis kista lain yang juga patut diwaspadai yakni kista endometriosis. Kista ini biasa ditemukan pada perempuan usia reproduktif yang sering mengeluhkan nyeri haid berlebihan serta perut yang cenderung membesar seperti sedang hamil.
”Secara teori, kista ini muncul karena sel endometrium yang seharusnya hanya ada di dalam rongga rahim berpindah dan menempel di jaringan ovarium. Pada perempuan yang sering merasakan nyeri saat haid akibat kista endometriosis ini, terapi dapat dilakukan dengan operasi atau terapi hormonal,” tuturnya.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hariyono Winarto pada 2014 menemukan, paparan radikal bebas dapat memicu kondisi kista endometriosis menjadi tumor ganas. Tingginya radikal bebas yang tidak diimbangi dengan antioksidan dapat mengganggu fungsi gen ARID1A (AT-rich Interactive Domain 1A).
Gen ARID1A berfungsi untuk menekan pertumbuhan tumor. Adanya gangguan fungsi pada gen ini juga berdampak pada perkembangan kanker ovarium yang berasal dari endometriosis. ”Faktor radikal bebas yang berlebihan dapat menekan fungsi gen ARID1A,” kata Hariyono.
Penyebab khusus?
Mario mengatakan, tidak ada penyebab khusus yang dapat menimbulkan kista pada perempuan. Makanan yang dikonsumsi umumnya tidak membuat kista menjadi muncul atau tumbuh, termasuk pada makanan pedas.
Menurut dia, kista dapat terjadi kapan saja dan bisa muncul tanpa gejala. ”Skrining teratur adalah senjata yang paling ampuh untuk mendeteksi kista ovarium. Maka dari itu, sangat disarankan untuk setiap perempuan melindungi dirinya sendiri dengan rutin melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis obstetri dan ginekologi walaupun tidak memiliki gejala,” tuturnya.