JAKARTA, KOMPAS - Kesehatan organ reproduksi belum sepenuhnya dipahami oleh remaja perempuan. Oleh karena itu, dibutuhkan panduan untuk mendidik mereka mengenai serba-serbi organ reproduksi dan masa menstruasi.
Kementerian Kesehatan, Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), serta PT Mundipharma Healthcare Indonesia meluncurkan Buku Saku dan Edukasi Menstruasi di SMPN 115 Jakarta, Rabu (14/3). Buku itu ditargetkan untuk remaja perempuan berusia 12-15 tahun yang baru pertama kali mengalami menstruasi.
Penelitian Burnet Institute untuk Unicef Indonesia pada tahun 2015 terkait kesehatan reproduksi remaja perempuan menemukan bahwa empat dari 10 remaja perempuan tidak tahu apa-apa ketika pertama kali mengalami menstruasi. Topik menstruasi masih dianggap tabu untuk dibicarakan. Remaja malu bertanya kepada guru dan orangtua. Mereka bertanya kepada kawan yang sama-sama tidak tahu.
"Walhasil, banyak remaja perempuan yang terjebak mitos dan tidak memahami cara menjaga kebersihan yang benar selama menstruasi," kata perwakilan POGI Botefilia Budiman di hadapan siswi kelas VII SMPN 115 Jakarta.
Ia menuturkan, remaja perempuan malu untuk mengganti pembalut di kamar mandi umum seperti di sekolah. Padahal, hal itu berisiko mengakibatkan iritasi yang berujung pada infeksi jamur ataupun luka.
"Banyak pula remaja yang menahan buang air kecil sehingga berisiko terhadap kandung kemihnya," ujar Botefilia.
Ia juga menerangkan kepada para siswi untuk tidak menganggap remeh rasa nyeri, pusing, dan lemah ketika menstruasi yang mengakibatkan tidak bisa beraktivitas normal. Ada kemungkinan kista ataupun kekurangan darah.
Toilet bersih
Kepala Subdirektorat Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja Kementerian Kesehatan Christina Manurung menjelaskan, salah satu permasalahan yang dialami oleh remaja perempuan di sekolah adalah tidak tersedianya toilet bersih dalam jumlah cukup.
"Siswi tidak mau mengganti pembalut jika toilet di sekolah kotor. Perilaku ini yang membuat risiko iritasi organ reproduksi meningkat," ujarnya.
Selain itu, ketiadaan toilet bersih di sekolah pada beberapa kasus membuat siswi memilih tidak bersekolah selama masa menstruasi yang umumnya selama lima hari. Akibatnya remaja perempuan tertinggal dalam pelajaran.