Duduk Lebih dari 11 Jam Sehari Memiliki Risiko Kematian Dini 57 Persen Lebih Tinggi
Tubuh manusia diciptakan untuk bergerak. Duduk terlalu lama meningkatkan risiko kematian.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tubuh manusia diciptakan untuk bergerak. Oleh karena itu, duduk terus-menerus jelas berdampak buruk bagi kesehatan. Penelitian terbaru menunjukkan, duduk lebih dari 11 jam sehari memiliki risiko kematian dini 57 persen lebih tinggi.
Studi yang ditulis Steve Nguyen dari Universitas California San Diego (UCSD) dan tim di Journal of the American Heart Association edisi Februari 2023 mengungkap dampak buruk duduk terlalu lama bagi kesehatan dan risiko kematian. Ringkasan mengenai studi ini juga dipublikasikan di The Conversation.
Kemajuan teknologi dalam beberapa dekade terakhir telah meniadakan kebutuhan dan keinginan manusia untuk berpindah. Banyak penduduk dunia yang duduk dalam waktu lama sepanjang hari, baik di depan komputer, di tempat kerja, maupun di depan TV di rumah.
Dalam studi ini, Nguyen dan tim melibatkan 5.856 peserta perempuan berusia 63 hingga 99 tahun yang diminta mengenakan monitor aktivitas di pinggul mereka selama tujuh hari pada awal penelitian. Para peneliti kemudian mengikuti mereka selama satu dekade. Selama periode itu, sebanyak 1.733 partisipan meninggal.
Para peneliti menggunakan kecerdasan buatan untuk mengetahui dari monitor aktivitas berapa lama partisipan duduk dan kemudian menghubungkannya dengan risiko kematian. Data menunjukkan bahwa peserta yang duduk lebih dari 11 jam sehari memiliki risiko kematian 57 persen lebih tinggi selama masa penelitian dibandingkan mereka yang duduk kurang dari 9,5 jam sehari.
Dalam penelitian ini, Nguyen dan tim juga menganalisis peran olahraga teratur terhadap dampak buruk duduk terlalu lama. Hasilnya menunjukkan, risiko kematian dini masih tetap ada bahkan dengan jumlah olahraga sedang hingga berat yang lebih tinggi.
Studi Daniel P Bailey dari School of Sport Science and Physical Activity, University of Bedfordshire, Inggris, dan tim di American Journal of Preventive Medicine 2019 juga menemukan bahwa jumlah olahraga yang lebih banyak tidak menghilangkan risiko penyakit seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan stroke yang disebabkan oleh terlalu banyak duduk.
Sekalipun demikian, penelitian Matthew N Ahmadi dari Charles Perkins Centre, The University of Sydney, Australia, dan tim di BMJ Journal tahun 2022 menemukan bahwa berjalan kaki antara 9.000 dan 10.500 langkah setiap hari menurunkan risiko kematian dini, bahkan pada orang yang banyak duduk.
Data menunjukkan bahwa peserta yang duduk lebih dari 11 jam sehari memiliki risiko kematian 57 persen lebih tinggi selama masa penelitian dibandingkan mereka yang duduk kurang dari 9,5 jam sehari.
Temuan yang bertentangan ini dapat dijelaskan oleh monitor aktivitas yang dikenakan di pinggul dalam penelitian UCSD dan di pergelangan tangan dalam penelitian di Australia, yang mungkin menyebabkan perkiraan waktu duduk berbeda.
Penelitian sebelumnya tidak menggunakan perangkat lunak khusus apa pun dalam data monitor aktivitas untuk mengetahui kapan partisipan sedang duduk atau berdiri, yang berarti posisi berdiri akan salah dianggap sebagai duduk. Jika seorang peserta berdiri diam selama setengah jam, misalnya, maka ini dianggap sebagai setengah jam duduk. Ini bisa berarti bahwa penelitian sebelumnya oleh Ahmadi melebih-lebihkan waktu yang dihabiskan para partisipan untuk duduk.
Bukti dari studi UCSD tampaknya lebih baik, menyoroti perlunya mengurangi duduk. Pedoman terkini dari Organisasi Kesehatan Dunia mendukung hal ini dengan merekomendasikan agar orang dewasa membatasi jumlah waktu duduk dan menghentikan duduk dalam waktu lama.
Ambang waktu duduk
Studi UCSD ini mengatakan, ambang maksimal duduk yang meningkatkan risiko kesehatan adalah 11 jam per hari. Penelitian lain mengatakan, tujuh jam setiap hari saja sudah terlalu banyak. Ada banyak penelitian juga yang menunjukkan bahwa seseorang tidak boleh duduk lebih dari 30 menit secara terus-menerus karena dapat meningkatkan kadar gula darah dan tekanan darah.
Untuk mencegah duduk terlalu lama, kita dapat bangun dan berpindah-pindah di antara pekerjaan atau saat sedang menelepon. Di rumah, Anda bisa berdiri saat jeda iklan TV atau saat ketel sedang mendidih. Kita juga bisa menyetel alarm beberapa perangkat pintar dan perangkat yang dapat dikenakan agar berdengung jika duduk terlalu lama.
Daniel P Bailey dari University of Bedfordshire di Scandinavian Journal of Medicine & Science in Sport tahun 2020 menemukan bahwa latihan lengan dalam jumlah kecil, misalnya dua menit setiap 20 menit, juga dapat menurunkan kadar gula darah pada pengguna kursi roda. Selama melakukan sesuatu yang berarti Anda tidak duduk diam, ada manfaat kesehatan yang bisa didapat.