Peneliti Petakan Hewan yang Rentan Punah akibat Perubahan Iklim
Dengan menggunakan catatan fosil, peneliti memetakan hewan yang berisiko punah akibat perubahan iklim.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dengan menggunakan catatan fosil, tim peneliti internasional memetakan spesies hewan yang berisiko punah akibat perubahan iklim. Beberapa spesies yang rentan punah tersebut, di antaranya berhabitat di wilayah dengan iklim ekstrem, berukuran lebih kecil, dan memiliki daya jelajah geografis yang rendah.
Pemetaan spesies hewan yang terancam punah akibat perubahan iklim dengan catatan fosil ini terangkum dalam hasil studi terbaru para peneliti dari Oxford University, Inggris. Temuan ini telah dipublikasikan di jurnal Science, 7 Maret 2024. Studi ini juga menyoroti faktor-faktor apa saja yang menyebabkan spesies rentan terhadap perubahan iklim.
Cooper Malanoski dari Departemen Ilmu Bumi OxfordUniversity yang juga penulis pertama studi ini mengatakan, studi tersebut mengungkapkan bahwa rentang geografis adalah prediktor terkuat risiko kepunahan invertebrata laut.Namun, besarnya dampak dari perubahan iklim tersebut juga merupakan faktor penting.
”Perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia saat ini telah mendorong banyak spesies ke ambang kepunahan. Hasil studi ini dapat membantu mengidentifikasi hewan-hewan yang paling berisikodan memberikan masukan terkait strategi dalam melindungi mereka,” ujarnya dikutip dari situs resmi Oxford University, Senin (11/3/2024).
Dalam studi ini, para peneliti menganalisis catatan fosil invertebrata laut, seperti bulu babi, siput, dan kerang,selama 485 juta tahun terakhir. Invertebrata laut mempunyai catatan fosil yang kaya dan dipelajari dengan baiksehingga memungkinkan untuk mengidentifikasi waktu dan penyebabkepunahan spesies tersebut.
Para peneliti mengumpulkan data ciri-ciri utama yang mungkin memengaruhi ketahanan terhadap kepunahan dengan menggunakan lebih dari 290.000 catatan fosil. Hal ini termasuk ciri-ciri yang belum dipelajari secara mendalam sebelumnya, seperti suhu habitat hewan.
Informasi sifat ini diintegrasikan dengan data simulasi iklim untuk mengembangkan model yang berguna memahami faktor penentu risiko kepunahan akibat perubahan iklim.
Secara umum, peneliti menemukan bahwa spesies yang terdampak perubahan iklim memang menghadapi risiko kepenuhan yang lebih besar. Secara khusus, spesies yang mengalami perubahan suhu sebesar 7 derajat celsius atau lebih pada seluruh tahapan geologi secara signifikan lebih rentan terhadap kepunahan.
Perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia saat ini telah mendorong banyak spesies ke ambang kepunahan.
Peneliti juga menemukan bahwa spesies yang hidup di iklim ekstrem seperti di daerah kutub sangat rentan terhadap kepunahan.Hewan yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu di bawah 15 derajat celsius secara signifikan lebih mungkin punah.
Temuan paling disoroti para peneliti adalah ukuran wilayah geografis yang merupakan prediktor terkuat terhadap risiko kepunahan. Spesies dengan wilayah geografis lebih luas mempunyai kemungkinan jauh lebih kecil untuk mengalami kepunahan. Kemudian spesies yang bertubuh lebih kecil kemungkinan besar akan punah.
Selain itu, sifat dari hewan memiliki dampak kumulatif terhadap risiko kepunahan. Sebagai contoh, spesies dengan wilayah jelajah geografis yang kecil dan rentang suhu yang rendahmemiliki kerentanan lebih tinggi terhadap kepunahan dibandingkan.
Penulis utama studi ini yang juga profesor di Departemen Ilmu Bumi Oxford University, Erin Saupe, mengatakan, bukti dari masa lalu geologis menunjukkan bahwa keanekaragaman hayati global menghadapi masa depan yang mengerikan.
”Secara khusus, pemodelan kami menunjukkan bahwa spesies yang hidup di wilayah dengan kisaran suhu kurang dari 15 derajat celsius seperti di kutub atau daerah tropismemiliki risiko kepunahan terbesar. Namun, jika perubahan iklim lokal cukup besar akan dapat menyebabkan kepunahan global yang signifikandan berpotensi mendorong kita mendekati kepunahan massal keenam,” tuturnya.
Tim peneliti menekankan bahwa riset lanjutan pada masa depan harus mengeksplorasi bagaimana perubahan iklim merupakan faktor yangberpotensi menjadi penyebab kepunahan lainnya. Peneliti bisa mendalami terkait pengasaman laut dan anoksia atau keadaan di mana air laut kehabisan oksigen.