Imsak cenderung dimaknai keliru. Imsak tak dimulai beberapa menit sebelum azan Subuh, tapi saat awal waktu shalat Subuh.
Oleh
CHUSNA AMALIA
·1 menit baca
Benarkah selama ini kita cenderung keliru memaknai kata imsak? Penelusuran hanya dari satu rujukan saja, yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia, mencoba menjawab pertanyaan itu.
Ramadhan 1445 Hijriah, seperti juga bulan-bulan Ramadhan pada tahun-tahun sebelumnya, tentu diwarnai dengan kebiasaan-kebiasaan khas yang bisa ditemukan pada satu bulan itu saja. Salah satunya adalah penanda waktu imsak yang rajin dikumandangkan modin melalui pengeras suara masjid atau mushala.
Biasanya, sepuluh menit sebelum azan Subuh, seruan panjang akan mengalun, ”Imsaaakkkk… imsaaakkk….” Seruan yang menjadi pengingat umat Islam di sekitar lingkungan masjid untuk segera menyelesaikan sahur.
Sebagian orang betul-betul patuh pada kumandang imsak sebelum azan Subuh dengan tidak lagi makan dan minum serta melakukan hal-hal yang dianggap akan membatalkan puasa setiap mendengarnya.
Betul, makna imsak di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ’saat dimulainya tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, seperti makan dan minum’. Namun, benarkah imsak dimulai sekitar sepuluh menit sebelum azan Subuh?
Menengok pada makna kedua dari entri yang sama, imsak juga bermakna ’berpantang dan menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa, mulai terbit fajar sadik sampai datang waktu berbuka’. Frasa fajar sadik menjadi kunci. Kapankah fajar sadik itu dimulai?
Dalam KBBI, fajar sadik bersinonim dengan fajar sidik yang bermakna ’fajar kedua setelah fajar kizib yang tampak menjelang terbit matahari; fajar yang sebenarnya (bagi orang Islam merupakan awal waktu shalat Subuh dan imsak bagi yang berpuasa)’.
Imsak juga bermakna ’berpantang dan menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa, mulai terbit fajar sadik sampai datang waktu berbuka’.
Akan halnya fajar kizib, KBBI memaknainya sebagai ’cahaya kemerah-merahan yang tampak beberapa saat, kemudian menghilang sebelum fajar sidik’. Kamus Besar juga mencatat makna kata imsakiah sebagai ’jadwal yang menetapkan waktu salat, termasuk imsak setiap hari’.
Achmad Asrori, Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Islam, Universitas Islam Negeri Raden Intan, Lampung, mendukung pemaknaan yang dicatat KBBI. ”Benar, imsak ditandai oleh azan Subuh dan bukan sebelumnya. Sebagian ulama di Indonesia menganjurkan agar berjaga-jaga dan menyelesaikan sahur sebelum azan Subuh.”
Sesungguhnya, cukup dengan membuka kamus sebagai rujukan, terang sudah bahwa imsak dimulai saat awal waktu shalat Subuh dan bukan beberapa menit sebelumnya. Ternyata benar, selama ini sebagian dari kita cenderung salah mengartikan kata imsak. Namun, tentu kebiasaan berhenti makan dan minum setelah mendengar seruan imsak dari masjid juga baik sebagai bentuk kehati-hatian.