Status kerawanan beberapa bahasa daerah harus dipandang sebagai pemantik masyarakat untuk melestarikannya.
Oleh
STEPHANUS ARANDITIO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelestarian bahasa daerah terus digencarkan melalui beragam cara oleh sejumlah pihak untuk menjaga identitas bangsa. Upaya tersebut salah satunya dilakukan dengan membuat kamus bahasa daerah versi digital. Kamus digital ini diharapkan dapat lebih menarik anak muda agar bahasa daerah tidak punah.
Mengacu pada data Badan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), ada 718 bahasa asli daerah. Dari jumlah itu, hampir 90 persen berada di wilayah timur Indonesia, yaitu 428 di Papua, 80 di Maluku, dan 72 di Nusa Tenggara Timur, dan 62 di Sulawesi.
Namun, delapan di antaranya telah punah, lima bahasa daerah kritis, dan 24 bahasa daerah terancam punah, 12 bahasa daerah mengalami kemunduran, 24 bahasa dalam kondisi rentan, dan hanya 21 bahasa daerah yang berstatus aman.
Kami harap kaum muda pun bisa bangga menggunakan bahasa ibunya sendiri.
Organisasi nirlaba Yayasan BASAIbu Wiki dengan dukungan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia mengembangkan situs kamus digital bahasa Makassar dalam platform BASASulsel Wiki dan kamus digital bahasa Banjar dalam platform BASAKalimantan Wiki. Platform ini bisa diakses semua orang untuk memperkaya kosakata bahasa Makassar dan Banjar dalam kamus digital.
Untuk mengkurasi kata dan definisinya, program ini bekerja sama dengan Rumata Art Space di Sulawesi Selatan dan Akademi Bangku Panjang Minggu Raya (ABPM), serta Sanggar Belajar Mahabbatun Nabi Barambai di Kalimantan Selatan. Selain itu, mereka juga menyediakan fitur suara dan video dengan dialek bahasa daerahnya.
Ketua Dewan Pembina Yayasan BASAIbu Wiki I Gde Nala Antara mengatakan, mengumpulkan kosakata bahasa daerah tidak mudah karena bahasa daerah tidak terdokumentasikan dengan baik dan lebih banyak dituturkan sehari-hari. Platform ini penting untuk membiasakan masyarakat untuk kembali menggunakan bahasa daerah.
”Kami tidak ingin bahasa asli daerah kita punah, dan kami harap kaum muda pun bisa bangga menggunakan bahasa ibunya sendiri,” kata Nala Antara di @amerika, Jakarta, Kamis (7/3/2024).
Mereka memilih bahasa Makassar dan Banjar karena kebanyakan orang, terutama di wilayah urban, lebih suka berbahasa Indonesia, tetapi dengan dialek Bugis dan Makassar. Begitu juga dengan Kalimantan, seperti bahasa Banjar yang tak sepopuler dan dikenal seperti bahasa Jawa, Batak, Padang, atau bahkan Madura. Sebelumnya, mereka juga sudah mengembangkan kamus digital bahasa Bali pada 2023.
”Meski belum banyak yang kami buatkan kamus digitalnya karena sangat tidak mudah mengumpulkan ’harta karun’ bahasa ibu satu daerah saja,” kata Putu Eka Guna Yasa, Managing Director BASAbali Wiki.
Gerakan kolaboratif
Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan Ganjar Harimansyah menilai, gerakan kolektif dari sejumlah pihak untuk pelestarian bahasa daerah ini sangat membantu pemerintah menjaga keberlangsungan bahasa daerah. Pemerintah juga terus berupaya mewariskan bahasa daerah secara terstruktur dan kontekstual, baik berbasis sekolah maupun komunitas/keluarga.
”Kami sudah membuat ratusan kamus bahasa daerah dan salah satunya bahasa Makassar ke Indonesia dan Inggris. Kolaborasi untuk digitalisasi ini harus bekerja sama demi melestarikan bahasa Indonesia dan memasyarakatkan bahasa daerah,” kata Ganjar.
Konselor Diplomasi Publik Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia Jason Rebholz mengatakan, hubungan antara Amerika dan Indonesia sangat erat karena memiliki kesamaan identitas sebagai negara demokrasi yang memiliki keberagaman budaya. ”Saya berharap melalui program ini, kami bersama masyarakat Indonesia dapat berkontribusi terhadap pelestarian kebudayaan nasional,” ujar Jason.
Nala Antara menambahkan, status kerawanan punah beberapa bahasa daerah harus dipandang sebagai pemantik masyarakat di daerah tersebut untuk terus menggunakan bahasa daerah mereka dalam keseharian. ”Dulu bahasa Bali disebut akan punah pada 2021, sekarang bahasa Bali justru semakin kuat,” kata Nala.