Penggunaan Kompor Gas Dapat Tingkatkan Risiko Penyakit Pernapasan
Penggunaan kompor gas mengeluarkan partikel nano dan dapat membahayakan pernapasan seseorang.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hasil studi terbaru menunjukkan bahwa memasak dengan menggunakan kompor gas dapat mengeluarkan lebih banyak partikel berukuran nano ke udara dibandingkan kendaraan berbahan bakar gas atau solar. Partikel nano yang terhirup manusia ini akan meningkatkan risiko asma atau penyakit pernapasan lainnya.
Studi terbaru tentang dinamika partikel nano dalam ruangan selama memasak dengan kompor gas tersebut dilakukan oleh para peneliti dari Purdue University, Amerika Serikat. Laporan lengkap studi ini telah terbit di PNAS Nexus, Februari 2024.
Profesor di Sekolah Teknik Sipil Lyles Purdue, Brandon Boor, menyampaikan, proses pembakaran tetap menjadi sumber polusi udara di seluruh dunia, baik di dalam maupun di luar ruangan. Hasil studi ini pun menemukan bahwa memasak dengan kompor gas menghasilkan nanopartikel kecil yang bisa masuk ke sistem pernapasan seseorang.
”Nanopartikel ini memiliki ukuran yang sangat kecil sehingga seseorang tidak dapat melihatnya. Nanopartikel ini tidak seperti partikel debu yang bisa dilihat mengambang di udara,” kata Boor yang memimpin penelitian ini,seperti dikutip dari situs resmi Purdue University, Jumat (1/3/2024).
Studi terpisah lain menyebutkan bahwa anak-anak yang tinggal di rumah dengan penggunaan kompor gas lebih berisiko terkena asma. Namun, tidak banyak yang mengetahui bagaimana partikel dengan ukuran lebih kecil dari 3 nanometer, yang disebut nanocluster aerosol, dapat tumbuh dan menyebar di dalam ruangan.
Oleh karena itu, dalam studi ini para peneliti berfokus melihat nanopartikel kecil di udara berdiameter 1-3 nanometer tersebut akibat penggunaan kompor gas di dalam ruangan. Nanopartikel ini dapat mencapai bagian tertentu dari sistem pernapasan manusia dan menyebar ke organ lain.
Dengan menggunakan instrumentasi kualitas udara canggih yang disediakan perusahaan Jerman, Grimm Aerosol Technik, para peneliti mampu mengukur partikel kecil ini hingga 1 nanometer dalam proses memasak menggunakan kompor gas.
Para peneliti juga menggunakan laboratorium yang didesain seperti rumah pada umumnya. Rumah laboratorium ini memiliki semua fitur rumah pada umumnya, tetapi dilengkapi dengan sensor untuk memantau dengan lebih detail dampak dari aktivitas memasak sehari-hari terhadap kualitas udara rumah.
Para peneliti menganjurkan untuk menyalakan exhaust fanatau penyedot udara di dapur saat memasak di kompor gas untuk mengalihkan nanopartikel tersebut dari sistem pernapasan seseorang.
Tim peneliti kemudian mengumpulkan data ekstensif tentang partikel nanocluster aerosol dalam ruangan selama eksperimen memasak yang realistis. Hal ini memungkinkan karena peneliti juga didukung lingkungan pengujian dan instrumen dari Grimm Aerosol berupa kaca pembesar ukuran partikel resolusi tinggi pemindaian ukuran partikel mobilitas (PSMPS).
Dukungan data berkualitas tinggi ini memungkinkan para peneliti untuk membandingkan temuan mereka dengan tingkat polusi udara di luar dan dalam ruangan. Peneliti menemukan, 10 kuadriliun partikel nanocluster aerosol dapat dipancarkan tiap kali memasak dengan menggunakan kompor gas. Jumlah ini setara atau melebihi partikel yang dihasilkan dari kendaraan dengan mesin pembakaran internal.
Jumlah paparan ini juga menandakan bahwa orang dewasa dan anak-anak dapat menghirup nanocluster aerosol 10-100 kali lebih banyak saat proses memasak dengan kompor gas di dalam ruangan dibandingkan dari knalpot mobil di jalanan yang sibuk.
”Temuan ini telah jelas menunjukkan bahwa seseorang tidak akan menggunakan pipa knalpot mesin diesel sebagai pasokan udara ke dapur,” kata Nusrat Jung, asisten profesor teknik sipil Purdue yang merancang laboratorium rumah tersebut dan turut memimpin penelitian ini.
Gunakan penyedot udara
Berdasarkan temuan ini, para peneliti menganjurkan untuk menyalakan exhaust fan atau penyedot udara di dapur saat memasak di kompor gas untuk mengalihkan nanopartikel tersebut dari sistem pernapasan seseorang. Akan tetapi, efektivitas penyedot udara dalam membersihkan nanopartikel juga masih perlu penelitian lebih lanjut.
”Kebanyakan orang tidak menyalakan kipas angin atau penyedot udara saat memasak. Memiliki tudung dapur yang aktif secara otomatis akan menjadi solusi yang logis,” kata Boor.
Ia menambahkan, ke depan, semua pihak perlu memikirkan cara mengurangi paparan darisemua jenis polutan udara dalam ruangan. ”Berdasarkan data baru ini, kami menyarankan agar nanocluster aerosol dianggap sebagai kategori polutan udara yang berbeda,” ucapnya.