Merefleksikan Kedaulatan Indonesia dalam Konser Yogyakarta Royal Orchestra
Konser Yogyakarta Royal Orchestra merefleksikan makna kedaulatan dan perjuangan bangsa lewat musik yang menyentuh jiwa.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Serangan Umum 1 Maret 1949 menjadi momentum bersejarah dalam penegakan kedaulatan negara Indonesia. Makna kedaulatan itu akan direfleksikan dalam konser Yogyakarta Royal Orchestra atau YRO yang digelar di Aula Simfonia Jakarta pada 1-2 Maret 2024.
Konser digelar untuk merayakan Hari Penegakan Kedaulatan Negara (HPKN) secara lebih luas. Konser ini diadakan oleh Pemerintah DI Yogyakarta dan Keraton Yogyakarta.
Gubernur DI Yogyakarta sekaligus Raja Keraton Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan, Serangan Umum 1 Maret 1949 merupakan bukti perlawanan bangsa Indonesia terhadap kolonialisme. Perlawanan ini membuka mata dunia internasional bahwa Indonesia yang telah memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945 masih eksis.
Pertempuran tersebut mendorong Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mendesak masuknya komunitas internasional untuk kembali ke meja perundingan setelah agresi militer. Hasilnya, dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda, pada 1949, Indonesia memperoleh kedaulatannya.
”Yogyakarta Royal Orchestra akan mengajak kita untuk merefleksikan makna kedaulatan dan perjuangan bangsa melalui lagu-lagu yang menyentuh jiwa. Dengan keindahan simfoninya, musik dapat berperan sebagai pemersatu bangsa,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Jumat (1/3/2024).
Sultan mencontohkan ketika ”Symphony No.9” karya Ludwig van Beethoven dibawakan di depan ribuan orang pada peringatan 10 tahun runtuhnya Tembok Berlin, Jerman. Momen ini telah membuka jalan bagi reunifikasi Jerman.
Pesan dari karya monumental itu telah menjangkau melampaui Jerman. Lirik yang disusun berdasarkan melodi tersebut kemudian dipopulerkan oleh penyanyi dan komposer Spanyol, Miguel Rios, dalam ”Song of Joy” yang kemudian menyebarkan pesan ke seluruh dunia bahwa semua manusia adalah saudara.
Saya berharap setiap lagu yang kita nikmati dapat menggugah kita untuk membangkitkan semangat persatuan dan memicu kita untuk memahami makna Hari Penegakan Kedaulatan Negara.
Hal ini sesuai dengan yang diutarakan filsuf Yunani kuno, Plato, bahwa musik memberi jiwa pada alam semesta, memberi sayap pada pikiran, dan membawa pikiran terbang ke alam imajinasi. Pada akhirnya musik mengantarkan manusia memperindah kehidupannya.
”Sejalan dengan itu, saya berharap setiap lagu yang kita nikmati (dalam konser YRO) dapat menggugah kita untuk membangkitkan semangat persatuan dan memicu kita untuk memahami makna Hari Penegakan Kedaulatan Negara sebagai motivasi untuk terus mengembangkan dan memajukan negara kita Indonesia tercinta,” ujarnya.
Konser ini melibatkan puluhan musisi orkestra dan solois. Selain itu, solois vokal Daniel Christianto dan Paduan Suara Mahasiswa Universitas Indonesia Paragita juga akan mewarnai repertoar dalam konser yang dikonduktori oleh RW Widyogunomardowo tersebut.
Pemimpin Produksi Konser HPKN-YRO 2024 Mas Lurah Widyotantomardowo mengatakan, setidaknya 10 repertoar akan dipentaskan dalam konser tersebut. Aransemennya akan dipadukan dengan orkestra dan solois, seperti vokal, violin, dan selo. ”Yang paling spesial akan ditampilkan nomor istimewa berjudul ’Himne Serangan Umum 1 Maret 1949’ yang merupakan karya Sri Sultan Hamengku Bawono X,” ujarnya dilansir dari situs web Pemda DI Yogyakarta.
Konser tersebut berdurasi sekitar 1,5 jam. Konser ini diharapkan mengajak penonton menyelami perjuangan para pahlawan dalam menegakkan kedaulatan Indonesia melalui musik.
Konser hari pertama, Jumat (1/3/2024), akan dihadiri tamu undangan dari kementerian, kedutaan besar negara sahabat dan korps diplomatik, pejabat pemerintah pusat dan Pemda DI Yogyakarta, serta perwakilan masyarakat Yogyakarta di Jakarta dan mitra dari Keraton Yogyakarta. Adapun konser hari kedua, Sabtu (2/3/2024), bisa dihadiri masyarakat umum dengan membeli tiket.