Presiden Jokowi Resmikan Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara, Persiapan Hadapi Kondisi Darurat
RS Pusat Pertahanan Negara dan 20 RS TNI diresmikan. Kelengkapan fasilitas kesehatan penting atasi kondisi darurat.
Oleh
NINA SUSILO, EDNA C PATTISINA
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menilai keberadaan rumah sakit-rumah sakit yang ditopang kesiapan sumber daya manusia dan fasilitas memadai sangat penting untuk menghadapi kondisi darurat kesehatan. Hal ini merujuk pada pengalaman saat terjadi pandemi Covid-19.
”Peristiwa pandemi Covid-19 telah mengajarkan kepada kita betapa pentingnya fasilitas kesehatan yang lengkap. Rumah sakit dengan kesiapan SDM dan fasilitas yang memadai untuk mengatasi kondisi-kondisi kedaruratan kesehatan seperti yang pernah kita alami," kata Presiden Joko Widodo dalam peresmian Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RSPPN) Panglima Besar Soedirman, di Jalan Veteran, Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan, Jakarta, Senin (19/2/2024).
Hadir dalam acara ini, antara lain, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, dan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Agus Subiyanto.
Dalam keterangan seusai peresmian, Presiden menuturkan, kesiapan fasilitas kesehatan sangat penting dan mendukung ketika terjadi bencana. Oleh karena itu, Presiden Jokowi mengapresiasi pembangunan RSPPN Panglima Besar Soedirman dan lebih dari 20 rumah sakit baru milik TNI.
Penggunaan tingkat komponen dalam negeri yang mencapai 70 persen di RSPPN juga disambut baik. Hal ini diharapkan mampu mendorong pemulihan ekonomi nasional.
Peristiwa pandemi Covid-19 telah mengajarkan kepada kita betapa pentingnya fasilitas kesehatan yang lengkap.
RSPPN pun diharapkan dapat menjadi rujukan bagi Kementerian Pertahanan (Kemenhan), TNI dan keluarga, serta masyarakat umum. Layanan kesehatan terbaik harus menjadi jaminan di rumah sakit yang sekaligus menjadi rumah sakit pendidikan bagi Fakultas Kedokteran Universitas Pertahanan tersebut.
”Tak kalah penting, rumah sakit ini akan siap menjadi rumah sakit tanggap bencana yang sewaktu-waktu kita butuhkan,” kata Presiden Jokowi.
Bersamaan dengan RSPPN Panglima Besar Soedirman, diresmikan pula 20 rumah sakit milik TNI. Sebelumnya, lima rumah sakit TNI telah diresmikan oleh Presiden dan Menhan.
Prabowo mengatakan, pembangunan rumah sakit tersebut diinisiasi Kemenhan pada saat munculnya pandemi Covid-19. Inisiatif ini sesuai dengan kebutuhan layanan kesehatan anggota Kemenhan/TNI beserta keluarganya dan masyarakat umum.
RSPPN Panglima Besar Soedirman terdiri atas bangunan 28 lantai di tanah 2,2 hektar dan terbuka untuk masyarakat luas. Fasilitas yang tersedia, antara lain, fasilitas rawat inap dengan lebih dari 1.000 tempat tidur; sebelas ruang operasi yang terdiri dari ICU, NICU, dan ICCU dengan 90 tempat tidur; serta instalasi gawat darurat dengan 55 tempat tidur.
RSPPN juga dilengkapi dengan alat robotik dan laser untuk rehabilitasi, metode pengobatan regeneratif, kanker, dan chemo. Layanan lainnya terkait pemeriksaan organ, seperti layanan DSA, MRI 3 Tesla, CT scan, cath lab, Panoramic 360, USG 4 dimensi.
Menurut Prabowo, hal ini menjadikan RSPPN Panglima Besar Soedirman sebagai rumah sakit terbesar TNI. ”Rumah sakit juga menjadi rumah sakit pendidikan bagi Fakultas Kedokteran Universitas Pertahanan dan akan bekerja sama dengan universitas lainnya di dalam dan luar negeri,” kata Prabowo dalam laporannya.
Pembangunan rumah sakit ini, Prabowo melanjutkan, sejalan dengan persyaratan sebagai rumah sakit rujukan yang terintegrasi dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Dengan integrasi BPJS Kesehatan ataupun BPJS Jamsostek, rumah sakit ini diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas bagi semua lapisan masyarakat.
Saat peresmian, hadir pula keluarga besar Panglima Besar Soedirman serta perwakilan keluarga dari setiap nama rumah sakit TNI yang baru diresmikan dan tersebar di Indonesia. Rumah sakit ini diresmikan dengan nama RSPPN Panglima Besar Soedirman sebagai wujud penghargaan dan penghormatan terhadap segala dedikasi dan jasa Panglima Besar Soedirman dalam sejarah perjuangan bangsa.
Sebelum acara peresmian, Menhan Prabowo Subianto mendampingi Presiden Jokowi meninjau sejumlah fasilitas rumah sakit, antara lain, ruang radiologi (MRI, DSA, CT scan, cath lab, dan radiologi konvensional canggih), ruang operasi, serta ruang ICU.
Dalam rangkaian peresmian tersebut, Presiden Jokowi beserta rombongan menonton video acara pemeriksaan kesehatan terhadap masyarakat dan pemeriksaan hasil sunatan massal yang telah dilaksanakan pada kegiatan sebelumnya.
Selain itu, Presiden juga menonton video penyerahan kaki palsu hasil rehabilitasi medis kepada seorang anak dan kepada seorang prajurit TNI yang mengalami kecelakaan dalam tugas serta demonstrasi teknologi lengan robotik. Pada kesempatan yang sama, di 25 rumah sakit TNI juga dilaksanakan pengobatan dan pemeriksaan kesehatan massal.
”Tadi saya melihat di beberapa ruangan dan peralatan yang ada betul-betul supermodern. MRI, misalnya, tadi, saya melihat ini adalah spek tertinggi Tesla 3 yang bisa melihat dari segala sudut yang kita inginkan. Juga CT scan yang bisa melihat dari semua sudut yang kita inginkan. Ruang operasi juga modern dan terintegrasi, juga sangat canggih. Tetapi, apa pun, kita semuanya ingin sehat,” kata Presiden.
Sebagai tanda peresmian, Presiden menandatangani prasasti RSPPN Panglima Besar Soedirman dan 20 RS TNI AD, TNI AL, dan TNI AU. Ke-20 rumah sakit TNI yang diresmikan terdiri dari 11 rumah sakit Angkatan Darat (RSAD), 3 RS Angkatan Laut (RSAL), dan 6 RS Angkatan Udara (RSAU).
Semua rumah sakit itu bertempat di sekitar pangkalan TNI dan permukiman penduduk. Dengan demikian, rumah sakit dapat bermanfaat bagi semua prajurit serta seluruh keluarganya dan melayani masyarakat umum.
Seusai peresmian, Prabowo bertemu dengan beberapa pasien RSPPN yang menjalani rehabilitasi. Salah satunya adalah Mayor Dhanu, anggota TNI AU yang tangan kanannya terkena granat dan kini menggunakan tangan tiruan dari siku hingga jari-jari tangan. Prabowo memastikan bahwa prostesis itu buatan Indonesia.
Pasien rehabilitasi lainnya adalah Mayor Suparlan dari TNI AD, prajurit Pasukan Khas Serka Fajri, serta Kopral Kepala Asep Komar. Prabowo meminta agar Kopka Asep Komar yang tangannya terputus saat berhadapan dengan separatis di Aceh segera diberi tangan buatan.