El Nino Berlanjut, Suhu Januari 2024 Lebih Panas 1,66 Derajat Celsius
Bulan Januari 2024 jadi bulan terpanas yang pernah tercatat, lebih tinggi 1,66 derajat celsius dibandingkan 1850-1900.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tren pemecahan rekor yang terlihat pada sebagian besar tahun 2023 terus berlanjut seiring dengan masih terjadinya El Nino, dengan bulan Januari 2024 menjadi bulan Januari terpanas yang pernah tercatat. Suhu udara permukaan rata-rata bulan Januari mencapai 1,66 derajat celsius lebih hangat dibandingkan dengan perkiraan suhu rata-rata bulan Januari pada periode praindustri tahun 1850-1900.
Rekor suhu ini dicatat US National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), NASA, European Union’s Copernicus Climate Change Service-Uni Eropa, dan Japan Meteorological Agency, dan dilaporkan dalam Keadaan Iklim Organisasi Kesehatan Dunia (WMO), Jumat (16/2/2024).
Dengan catatan suhu pada Januari 2024 ini, Bumi telah mengalami delapan bulan berturut-turut rekor terpanas. Suhu permukaan laut juga mencapai rekor tertinggi selama 10 bulan berturut-turut.
Menurut catatan dari sejumlah lembaga meteorologi dunia ini, suhu udara permukaan rata-rata di Bumi pada Januari 2024 mencapai 13,14 derajat celsius. Suhu ini 1,66 derajat celsius lebih hangat dibandingkan dengan suhu rata-rata bulan Januari tahun 1850-1900 dan 0,70 derajat celsius di atas rata-rata tahun 1991-2020. Rekor ini 0,12 derajat celsius di atas suhu terpanas sebelumnya yang terjadi pada Januari 2020.
Satu-satunya cara untuk menghentikan kenaikan suhu global ini adalah dengan menurunkan emisi gas rumah kaca secara drastis.
Belahan Bumi utara tercatat mengalami rekor terpanas pada Januari 2024, yaitu 1,70 derajat celsius di atas rata-rata. Suhu ini melampaui rekor sebelumnya yang dibuat pada 2016 sebesar 0,04 derajat celsius.
Bulan Januari 2024 di belahan Bumi selatan juga menduduki peringkat terpanas yang pernah tercatat, yaitu 0,84 derajat celsius di atas rata-rata. Meskipun rata-rata suhu di lautan pada bulan Januari di belahan Bumi selatan menduduki peringkat tertinggi dalam rekor suhu pada Januari ini, suhu di daratan berada pada peringkat ke-15 terpanas yang pernah tercatat.
Sementara itu, wilayah Antartika mengalami suhu terdingin kelima pada bulan Januari. ”Tahun 2024 diawali dengan kembali pecahnya rekor suhu bulanan. Satu-satunya cara untuk menghentikan kenaikan suhu global ini adalah dengan menurunkan emisi gas rumah kaca secara drastis,” kata Samantha Burgess dari Copernicus Climate Change Service dalam pernyataan tertulis.
Menurut Pusat Prediksi Iklim NOAA, kondisi El Nino yang muncul pada Juni 2023 masih berlanjut hingga Januari 2024. Diperkirakan El Nino akan bertransisi ke netral ENSO pada April-Juni 2024 dengan peluang 79 persen. Peluang terjadinya La Nina dinilai meningkat hingga 55 persen pada Juni-Agustus 2024.
Sementara itu, menurut laporan Copernicus Climate Change Service, El Nino mulai melemah di wilayah khatulistiwa Pasifik. Meski demikian, suhu udara laut secara umum tetap berada pada tingkat yang sangat tinggi.
Rata-rata suhu permukaan laut global pada Januari di wilayah 60 derajat Lintang Selatan (LS)-60 derajat Lintang Utara (LU) mencapai 20,97 derajat celsius, rekor tertinggi pada bulan Januari. Suhu ini 0,26 derajat celsius lebih hangat dibandingkan dengan suhu terpanas sebelumnya pada bulan Januari 2016, dan nilai tertinggi kedua untuk bulan mana pun setelah rekor suhu pada Agustus 2023 sebesar 20,98 derajat celsius.
Sejak 31 Januari, suhu permukaan laut harian pada 60 derajat LS-60 derajat LU telah mencapai rekor absolut baru, melampaui nilai tertinggi sebelumnya pada 23 dan 24 Agustus 2023.