Mensos Risma Mendorong Perusahaan Menerima Pekerja dengan Disabilitas
Pekerja dengan disabilitas di sektor industri masih rendah dibandingkan sektor lainnya, yakni sebanyak 127.590 orang.
Oleh
STEPHANUS ARANDITIO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Sosial mendorong semua perusahaan untuk menerima pekerja dengan disabilitas demi mengatasi kemiskinan. Sebab, mereka adalah kelompok renta yang sebenarnya memiliki kemampuan untuk berdaya, tetapi kurang mendapatkan kesempatan.
Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan, mempekerjakan difabel harus dengan hati, melihatnya bukan atas dasar iba, tetapi melihat dari segi kesetaraan bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama. Para penyandang disabilitas juga tidak boleh berpangku tangan atas bantuan sosial, mereka harus berdaya saing dan memiliki kemandirian secara ekonomi.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, terdapat lebih dari 720.000 pekerja dengan disabilitas di Indonesia pada tahun 2022. Sebanyak 305.217 orang di antaranya bekerja di sektor pertanian dan 289.941 orang di sektor jasa. Pekerja dengan disabilitas di sektor industri masih rendah dibandingkan sektor lainnya, yakni 127.590 orang.
”Terima kasih Bapak-Ibu sekalian telah berperan dalam permasalahan kemiskinan dan berupaya mengurangi kelompok rentan, termasuk disabilitas. Terima kasih sudah menerima sesuai dengan panggilan hati,” kata Risma dalam siaran persnya, saat memberikan penghargaan kepada 15 perusahaan yang mempekerjakan disabilitas di Jakarta, Kamis (8/2/2024).
Adapun penghargaan ini diberikan kepada Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat, PT BRI, PT BNI, PT Buana Esa Nusa Sejahtera, PT EDS Manufacturing Balaraja, serta Grup FIF Cabang Jakarta Pusat. Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada PT Habingsky, PT Primarasa, PT Kokuo Harmonia Indonesia, PT Mitracom Ekasarana, PT Muwon, PT Starnet Plus Jakarta, Tahu GO, PT Tridaya Artaguna Santara Tangerang, dan PT Wida Jakarta.
Salah satu perwakilan penerima penghargaan dari PT Kokuo Harmonia Indonesia, M Nurohim, menjelaskan bahwa selama ini tidak ada kendala dalam mempekerjakan pekerja disabilitas di bidang pijat refleksi. Sebanyak 40 difabel merupakan eks penerima manfaat dari Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi Kementerian Sosial (Kemensos) yang sudah bekerja sebagai terapis di berbagai cabang Kokuo.
”Kami tergerak hati berkomitmen untuk menggandeng, memberikan pelatihan, sekaligus memberikan perhatian kepada mereka dengan mempekerjakan mereka agar berdaya mandiri,” kata M Nurohim.
Mereka memotivasi karyawan lain untuk bekerja dengan penuh semangat seperti mereka.
Manajer Sumber Daya Manusia Group FIF Cabang Jakarta Pusat Hudiono mengatakan, para pekerja disabilitas justru memberikan motivasi dan inspirasi bagi karyawan lain karena etos kerja mereka berbeda dari yang lain. ”Mereka memotivasi karyawan lain untuk bekerja dengan penuh semangat seperti mereka,” kata Hudiono.
Sementara itu, di Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan, Kemensos juga menyalurkan bantuan tongkat penuntut adaptif dan penambahan modal usaha kepada seorang penyandang disabilitas netra asal Musi Rawas Utara, Busro (55). Bantuan itu datang setelah Busro menghubungi pusat panggilan Kemensos di nomor 171.
Sehari-hari, Busro bekerja serabutan seperti tukang pijat serta menjual pulsa dan tabung gas. Ia mengalami kebutaan akibat kegagalan operasi katarak pada 2016 dan kini harus bergantung kepada orang lain saat bekerja.
Tongkat yang diberikan Kemensos ini dapat dilipat oleh penggunanya, dilengkapi alarm bahaya yang bisa mendeteksi adanya genangan air, kobaran api, serta kebocoran gas. Kemensos juga menyalurkan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) berupa penambahan dan pengembangan modal usaha kios pulsa dan tabung elpiji.
”Untuk itu, bantuan tongkat canggih dan modal usaha dari Kemensos sangat membantu Busro untuk meningkatkan kesejahteraannya, terutama saat ini Busro masih memiliki anak usia sekolah yang harus dibiayai,” kata Kepala Sentra Budi Perkasa Kemensos Gini Toponindro.