Penerimaan Proposal Pendanaan Riset Dibuka Sepanjang Tahun
Badan Riset dan Inovasi Nasional membuka skema pendanaan riset tahun 2024 dengan anggaran sekitar Rp 700 miliar.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan Riset dan Inovasi Nasional membuka skema pendanaan riset untuk tahun 2024. Berbeda dengan skema pendanaan pada tahun sebelumnya, pengajuan proposal pendanaan riset tahun ini akan dibuka sepanjang tahun untuk memudahkan periset dalam memperoleh dana riset.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menyampaikan hal itu dalam acara Peluncuran Skema Pendanaan dan Fasilitas Riset dan Inovasi Tahun 2024 di Jakarta, Selasa (6/2/2024).
Pendanaan untuk riset dan inovasi akan terbuka secara luas bukan hanya bagi periset di BRIN, melainkan juga periset di lembaga lain, baik periset di perguruan tinggi, industri, usaha rintisan, maupun lembaga lainnya. Diharapkan pula kolaborasi antara berbagai pihak bisa semakin baik.
”Semua proses (pendanaan riset) akan dibuka secara kompetitif dan lebih mudah untuk administrasi. Karena itu, (penerimaan proposal dana riset) akan dibuka sepanjang tahun. Prinsipnya sama dengan pengiriman jurnal yang bisa dimasukkan kapan saja sehingga tidak perlu melihat batch, deadline (tenggat), dan sebagainya,” katanya.
Dengan proses penerimaan proposal yang berbeda ini diharapkan semakin banyak riset dan inovasi yang bisa dihasilkan oleh para periset. Periset bisa mengaplikasikan ide riset dan inovasinya secara lebih bebas tanpa batasan.
Deputi Bidang Fasilitas Riset dan Inovasi BRIN Agus Haryono menambahkan, proposal yang dikirim periset nantinya akan dinilai tim peninjau (reviewer). Evaluasi proposal akan dilakukan berbasis rekam jejak. Umpan balik akan diberikan peninjau sehingga periset dapat memperbaiki proposal yang diajukan.
Dengan begitu, proposal yang sebelumnya telah ditolak bisa dilakukan perbaikan dan diajukan kembali untuk mendapatkan dana riset. Adapun informasi mengenai pendanaan riset tersebut dapat diakses pula melalui laman pendanaan-risnov.brin.go.id.
Agus menuturkan, proses peninjauan proposal akan dilakukan secara berkala, bergantung pada jumlah proposal yang masuk. Surat Keputusan Penerimaan Pendanaan Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) rencananya diterbitkan 3-4 kali dalam setahun sesuai jumlah proposal yang diterima.
”Tahun ini kita sudah minta anggaran pada LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) dengan nilai anggaran mendekati Rp 700 miliar. Jadi, kami harap semakin banyak periset yang men-submit proposal. Apalagi proses submit proposal juga lebih mudah,” kata Agus.
Tahun ini kita sudah minta anggaran pada LPDP dengan nilai anggaran mendekati Rp 700 miliar. Jadi, kami harap semakin banyak periset yang men- submit proposal.
Pihaknya mendorong agar semakin banyak periset dari luar Jawa, Bali, dan Sumatera yang mengajukan proposal riset. ”Proposal yang diterima dari wilayah Indonesia bagian timur masih amat sedikit. Kami berharap lebih banyak periset yang bekerja sama dengan mitra di wilayah tersebut,” ucapnya.
Pada tahun 2024 setidaknya ada delapan skema pendanaan riset yang diadakan melalui BRIN. Skema pendanaan itu ialah lima skema Pendanaan Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) yang meliputi RIIM Kompetisi, RIIM Ekspedisi, RIIM Start-Up, RIIM Invitasi, dan RIIM Kolaborasi.
Selain itu, tiga skema lainnya ialah skema Pusat Kolaborasi Riset (PKR), Pengujian Produk Inovasi Kesehatan, dan Pengujian Produk Inovasi Pertanian.
Direktur Pendanaan Riset dan Inovasi BRIN Ajeng Arum Sari memaparkan, setiap skema pendanaan memiliki persyaratan yang berbeda.
Pendanaan untuk RIIM Kompetisi akan difokuskan untuk riset dan inovasi pangan, kesehatan, dan energi. Meski begitu, tema lain masih dimungkinkan, seperti penerbangan, antariksa, hayati dan lingkungan, serta kebumian dan maritim.
Skema pendanaan RIIM Ekspedisi diberikan untuk menghasilkan koleksi ilmiah berupa spesimen ataupun rekaman data ilmiah terkait rangkaian penjelajahan dan penyelidikan lapangan secara ilmiah. Riset tersebut dapat terkait keanekaragaman sumber daya alam, agama, sosial budaya, sastra, bahasan, dan arkeologi di Indonesia.
Sementara skema pendanaan RIIM Invitasi diberikan kepada institusi dan lembaga riset, baik lembaga pemerintah maupun nonpemerintah dengan tema yang sudah ditentukan.
Adapun skema RIIM Start-Up diberikan untuk calon perusahaan start-up atau rintisan berbasis hasil riset BRIN atau hasil riset masyarakat. Pada skema ini peserta yang lolos mentoring akan mendapatkan pendanaan hingga Rp 300 juta per tahun dengan pendanaan maksimal dua tahun.
Pada skema RIIM Kolaborasi akan dibuka sebagai platform kerja sama nasional dan global. ”Skema RIIM Kolaborasi merupakan skema yang dibuka secara khusus berdasarkan kerja sama antara BRIN dengan negara mitra dan lembaga pendanaan dari dalam negeri atau luar negeri. Melalui skema ini diharapkan kolaborasi riset nasional dan internasional bisa meningkat,” ucap Ajeng.