logo Kompas.id
HumanioraIsu Kesehatan Belum Dibahas...
Iklan

Isu Kesehatan Belum Dibahas secara Komprehensif

Ketiga calon presiden berkomitmen membangun kesehatan masyarakat yang lebih baik, tetapi strateginya belum komprehensif.

Oleh
DEONISIA ARLINTA
· 4 menit baca
Tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden bergandengan tangan di panggung di sesi akhir Debat Putaran Kelima Calon Presiden Pemilu 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Minggu (4/2/2024). Debat Capres Putaran Kelima ini tema seputar kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden bergandengan tangan di panggung di sesi akhir Debat Putaran Kelima Calon Presiden Pemilu 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Minggu (4/2/2024). Debat Capres Putaran Kelima ini tema seputar kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi.

JAKARTA, KOMPAS — Dalam debat terakhir calon presiden 2024, isu kesehatan menjadi salah satu aspek yang disorot. Ketiga calon presiden menyebutkan komitmennya membangun kesehatan masyarakat yang lebih baik. Akan tetapi, strategi yang disampaikan belum komprehensif membahas isu-isu substansial di bidang kesehatan.

Debat kelima calon presiden 2024 menjadi debat terakhir dalam rangkaian debat yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Debat yang dilaksanakan di Jakarta, Minggu (4/2/2024), itu mengangkat lima tema utama, yakni kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, kebudayaan, teknologi informasi, serta kesejahteraan sosial dan inklusi.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, yang mendapat kesempatan pertama memaparkan visi-misi dan program kerja dalam debat itu mengatakan, pemberian makanan bergizi menjadi proyek strategis yang akan dilakukan untuk meningkatkan mutu kesehatan masyarakat.

Makanan bergizi tersebut akan diberikan untuk seluruh anak di Indonesia, mulai dari janin di dalam kandungan hingga anak-anak di sekolah.

Baca juga: Menimbang Komitmen Capres pada Bidang Kesehatan

Menurut dia, strategi tersebut dapat mengatasi persoalan angka kematian ibu, masalah kekurangan gizi dan tengkes (stunting), dan menghilangkan kemiskinan ekstrem.

Selain itu, Prabowo juga berkomitmen membangun rumah sakit modern di setiap kabupaten/kota serta puskesmas modern di setiap desa. Masalah kekurangan dokter juga menjadi masalah di Indonesia yang akan diatasi dengan menambah fakultas kedokteran dan memberikan beasiswa studi kedokteran di luar negeri.

Petugas kesehatan memberikan layanan berupa pembagian obat pencegah kaki gajah bagi warga Kelurahan Lodoyong, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (28/7/2017).
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Petugas kesehatan memberikan layanan berupa pembagian obat pencegah kaki gajah bagi warga Kelurahan Lodoyong, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (28/7/2017).

”Masalah kesehatan di Indonesia itu kekurangan dokter. Kita kurang 140.000 dokter. Itu utama. Tidak adanya perlengkapan memadai, seperti CT Scan dan PET Scan, jarang ada di kabupaten. Untuk preventif dan promotif, pemberian makanan untuk anak dan ibu yang melahirkan bisa meningkatkan daya tahan tubuh dan pencegahan penyakit,” tutur Prabowo.

Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, menyampaikan, program satu desa satu fasilitas kesehatan dan satu tenaga kesehatan diharapkan menjadi upaya strategis dalam memberi akses kesehatan lebih baik di masyarakat. Dalam layanan pun, kelompok lansia, perempuan, anak, dan masyarakat adat akan mendapatkan peran yang sama.

Namun, sebelum memastikan ketersediaan fasilitas kesehatan yang baik, pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan, terutama kesehatan pribadi perlu diutamakan. Masyarakat diharapkan bisa sadar untuk berolahraga serta menjalani hidup bersih dan sehat.

Peran posyandu, dasawisma, kelurahan, dan RT akan diperkuat dengan pendampingan dari pemerintah. Penguatan pada upaya preventif dan promotif jauh lebih baik agar biaya kesehatan tidak lebih banyak dihabiskan untuk menangani orang sakit.

Iklan

Kita tidak bisa hanya menggunakan pendekatan orang sakit diobati, akan lebih baik memikirkan agar orang tidak sakit.

Ganjar juga mengungkapkan anggaran kesehatan akan dikembalikan kembali dengan aturan adanya anggaran wajib untuk kesehatan 5-10 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. ”Jadi, politik anggaran kita ada persentase yang disiapkan agar anggaran (kesehatan) kita bisa cukup untuk memenuhi kebutuhan,” ucapnya.

https://cdn-assetd.kompas.id/YXE1BRxOOwh2ktb0rnlRnCVUNHU=/1024x2103/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F02%2F15%2F20210215-H25-NSW-Pembangunan-Kesehatan-mumed_1613406523_png.png

Adapun calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, mengatakan, persoalan ketimpangan dan ketidaksetaraan menjadi persoalan terbesar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Khusus terkait kesehatan, upaya untuk memastikan masyarakat bisa hidup sehat dan memberikan pertolongan yang cepat akan dilakukan.

Ia menyoroti sistem pelayanan kesehatan di Indonesia yang kini masih terfokus pada aspek kuratif. Menurut dia, urusan kesehatan pun masih lebih banyak menjadi urusan kementerian kesehatan dan dinas kesehatan.

Baca juga: Menguji Komitmen Capres-Cawapres Atasi ”Stunting”

”Kesehatan itu harus lintas sektoral. Misalnya dalam pembangunan air bersih sebagai sumber air sehat, pembangunan taman, pembangunan jalur sepeda, membangun trotoar dan membuat orang jalan kaki, dan festival olahraga itu jadi pekerjaan lintas sektoral agar dana tidak hanya dinas kesehatan tetapi semua,” tutur Anies.

Belum komprehensif

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dedi Supratman menilai, ketiga calon presiden dinilai memiliki keunggulannya masing-masing. Meski begitu, ia menyayangkan isu kesehatan yang dibahas belum komprehensif.

Terdapat banyak isu kesehatan masyarakat yang sebenarnya juga substansial, tetapi tidak disinggung oleh calon presiden.

Terdapat banyak isu kesehatan masyarakat yang sebenarnya juga substansial, tetapi tidak disinggung oleh calon presiden.

Isu kesehatan masyarakat yang dimaksud, antara lain, terkait program Jaminan Kesehatan Nasional, akses obat dan alat kesehatan, penelitian dan pengembangan kesehatan, transparansi informasi kesehatan, pengendalian tembakau, serta tenaga kesehatan di garda terdepan seperti kader posyandu.

Theresia Dwiaudina Sari Putri atau Dinny bertugas sebagai bidan tenaga honor di Desa Uzuzozo, Ende, Nusa Tenggara Timur, yang membantu meningkatkan kesehatan ibu dan anak serta kesehatan masyarakat di desa terpencil itu.
ARSIP PRIBADI

Theresia Dwiaudina Sari Putri atau Dinny bertugas sebagai bidan tenaga honor di Desa Uzuzozo, Ende, Nusa Tenggara Timur, yang membantu meningkatkan kesehatan ibu dan anak serta kesehatan masyarakat di desa terpencil itu.

Namun, secara keseluruhan Dedi mengungkapkan, kesadaran ketiga capres akan pentingnya aspek promotif dan preventif patut diapresiasi. Sebab, seberapa pun anggaran negara disiapkan dan sebanyak apa pun dokter tersedia tetap memberikan beban kesehatan besar apabila angka kesakitan di Indonesia tinggi.

Baca juga: Visi-Misi Capres Terfokus pada Layanan Kesehatan

”Pendekatan yang disampaikan Pak Anis dan Pak Ganjar itu mirip-mirip mengenai penguatan aspek promotif dan preventif. Sementara Pak Prabowo juga baik karena melihat masalah saat ini mengenai keterbatasan dokter dan tenaga kesehatan. Namun, kita tidak bisa hanya menggunakan pendekatan orang sakit diobati. Akan lebih baik memikirkan agar orang tidak sakit,” tutur Dedi.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000