Telur dan susu jangan ditempatkan di bagian pintu kulkas karena bisa menurunkan kualitas dan berbahaya untuk kesehatan.
Oleh
STEPHANUS ARANDITIO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tata letak penyimpanan makanan dan bahan pangan di kulkas memengaruhi keamanan makanan. Misalnya, letak rak susu dan telur yang biasa ditempatkan di bagian pintu kulkas adalah salah karena bisa menurunkan kualitas telur dan berbahaya untuk kesehatan.
Anggota Unit Kerja Koordinasi Nutrisi dan Penyakit Metabolik, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Yoga Devaera, menjelaskan, idealnya makanan atau bahan pangan disimpan pada suhu di bawah 5 derajat celsius untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Ketika dikeluarkan dari kulkas pun harus segera dimasak karena bakteri bisa tumbuh dalam suhu hangat.
Sebanyak 149 juta anak tumbuh lebih pendek dan 45 juta anak memiliki berat badan lebih ringan yang diakibatkan oleh pangan yang tidak aman.
Roberta Larson Duyff dalam bukunya berjudul American Dietetic Association; Complete Food and Nutrition Guide merinci, susu dan telur sebaiknya disimpan di bagian paling dalam kulkas yang dekat dengan mesin pendingin. Ini juga menjadi masukan bagi produsen kulkas.
”Suhu di pintu adalah suhu yang paling tinggi karena selalu dibuka-tutup dan paling jauh dari sumber dingin, jadi menyimpan telur tidak boleh di pintu kulkas,” kata Yoga dalam diskusi virtual, Kamis (25/1/2024).
Daging, ikan, dan ayam harus dibungkus terlebih dahulu sebelum disimpan dalam ruang beku (freezer), sedangkan bahan makanan yang akan diolah dalam waktu dekat harus ditempatkan di bagian bawah. Sementara itu, bahan sayur dan buah sebaiknya disimpan di bagian paling bawah kulkas.
Selain itu, bahan pangan kaleng, selai, saus, kecap, dan umbi-umbian juga tidak perlu disimpan di dalam kulkas, cukup di pantry atau penanggah. Namun, pastikan suhu ruangan terjaga 10-21 derajat celsius.
Yoga menambahkan, makanan bayi perlu perlakukan ekstra dalam penyimpanannya. Botol penyimpanan air susu ibu (ASI) perah tidak boleh menggunakan botol yang sama yang dikonsumsi bayi. Saat pengisian jangan terlalu penuh karena susu cenderung mengembang dalam keadaan beku.
Kemudian, ASI perah tahan hingga 4 jam jika ditaruh pada suhu ruangan sekitar 25 derajat celsius. ASI bisa tahan 24 jam jika disimpan di dalam kotak pendingin ditambah kantong es. ASI bisa tahan empat hari saat disimpan di kulkas, dan enam bulan saat disimpan di freezer.
Mencairkan ASI perah beku juga tidak boleh dilakukan di suhu ruang terbuka. Lebih baik dicairkan di dalam kulkas, atau jika dibutuhkan cepat, bisa dicairkan di dalam wadah berisi air panas. ASI perah tidak boleh dicairkan dengan kompor atau microwave.
”ASI beku yang dicairkan dalam air panas ini tidak bisa disimpan 24 jam, berbeda dengan ASI beku yang kita cairkan dengan memindahkannya ke lemari pendingin,” tuturnya.
Mencegah tengkes
Keamanan pangan, khususnya untuk anak, menjadi sangat penting untuk mencegah penyakit pada anak, terutama tengkes atau gagal tumbuh kembang akibat kurang gizi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, anak di bawah lima tahun berisiko lebih besar mengalami malanutrisi hingga kematian akibat pangan tidak aman.
Berdasarkan data WHO, sebanyak 149 juta anak tumbuh lebih pendek dan 45 juta anak memiliki berat badan lebih ringan yang diakibatkan oleh pangan tidak aman.
Sejauh ini, pangan tidak aman juga menjadi penyebab satu dari enam kematian akibat diare.
Keamanan pangan juga menjadi fokus dalam Hari Gizi Nasional tahun 2024, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan fokus mengintervensi ibu hamil agar kehamilannya sehat. Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes Lovely Daisy mengatakan, salah satu zat gizi yang harus ada dalam pemberian makanan pengganti ASI (MPASI) adalah protein hewani, seperti daging, ikan, ayam, dan telur.
”Kalau kita ingin menurunkan stunting, upaya pencegahan pada fase ini harus diperkuat. Saat usia enam bulan ini, saatnya bayi mendapatkan Makanan pendamping ASI karena ASI saja sudah tidak cukup. Jadi, MPASI ini untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi-bayi kita,” ucap Lovely.
Untuk itu, ia berharap peringatan Hari Gizi Nasional ke-64 tahun 2024 yang mengusung tema ”MPASI Kaya Protein Hewani” ini menjadi menjadi momentum penting untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pemberian MPASI kaya protein hewani untuk memastikan setiap anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal serta terhindar dari risiko tengkes.