Gambar Cadas dan Goa Hunian Merekam Jejak Kebudayaan Nenek Moyang
Gambar cadas dan goa hunian prasejarah banyak ditemukan di Indonesia. Salah satunya adalah gambar cadas tertua di dunia.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Gambar cadas dan goa hunian prasejarah di Nusantara merekam jejak kebudayaan nenek moyang. Penelitian arkeologi di sejumlah situs perlu dikembangkan untuk ”menambang” pengetahuan dari peninggalan masa lalu tersebut.
Gambar cadas dan goa hunian prasejarah tersebar di sejumlah daerah di Indonesia. Salah satunya merupakan gambar cadas tertua di dunia yang berada di Leang Tedongnge di kawasan karst Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan. Gambar cadas berupa figuratif babi kutil Sulawesi dan cap tangan itu diperkirakan berusia 45.500 tahun lalu.
Penemuan ini dilakukan oleh peneliti arkeologi dari Griffith University, Australia; Pusat Penelitian Arkeologi Nasional; dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (sekarang Balai Pelestarian Kebudayaan) Sulawesi Selatan. Hasil penelitian dipublikasikan pada 2021.
Peneliti muda di Pusat Riset Arkeometri Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yang juga kandidat Phd di Griffith University, Adhi Agus Oktaviana, mengutarakan, salah satu hal menarik dalam penemuan gambar cadas di Leang Tedongnge adalah adanya garis melengkung pada bagian atas panil.
Garis itu diperkirakan gambar suatu obyek yang tidak jadi dibuat. Hal ini menunjukkan adanya proses kesalahan percobaan atau trial error dalam menggambar cadas.
Gambar cadas perburuan berusia sekitar 44.000 tahun lalu juga ditemukan di Leang Bulu’ Sipong 4, Sulsel, pada 2019. Gambarnya berupa sekelompok figur setengah manusia dan setengah hewan atau therianthropes sedang berburu hewan mamalia besar menggunakan tombak dan tali.
Adhi Agus mengatakan, gambar cadas itu mengungkap kemampuan kognisi manusia prasejarah di Nusantara pada masa itu sudah maju. Selain di Sulawesi, gambar cadas juga ditemukan di sejumlah wilayah di Tanah Air, salah satunya di Liang Jeriji Saleh, Kalimantan Timur.
”Selain gambar cadas, di beberapa tempat ditemukan beberapa material yang mendukung kehidupan manusia. Jadi, sangat kaya dengan budaya nenek moyang kita yang ada di sana,” ujarnya dalam webinar bertema ”Gambar Cadas dan Goa Hunian Prasejarah di Nusantara”, yang digelar BRIN, Kamis (25/1/2024).
Gambar cadas itu mengungkap kemampuan kognisi manusia prasejarah di Nusantara pada masa itu sudah maju. Selain di Sulawesi, gambar cadas ditemukan di berbagai wilayah di Tanah Air, salah satunya di Liang Jeriji Saleh, Kalimantan Timur.
Indonesia kaya akan kawasan karst yang terletak dari Sumatera hingga Papua. Peninggalan gambar cadas itu tersebar di sejumlah lokasi, seperti hutan hujan tropis, pesisir karst, dan tebing-tebing karang. Tidak jarang juga ditemukan berbagai artefak di sekitarnya.
“Beberapa di antaranya berlangsung dari zaman pleistosen, holosen, hingga ke penutur Austronesia. Sangat mungkin ada penghunian lanjut di sana,” ucapnya.
Titik balik
Gambar cadas merupakan segala bentuk yang digambarkan manusia, seperti figur manusia dan hewan. Ada juga beberapa material kebudayaan di masanya, yaitu perahu, peralatan, senjata, dan simbol-simbol tertentu.
Menurut Adhi Agus, tahun 2014 menjadi titik balik bagi riset gambar cadas. Sebelumnya, para peneliti menganggap gambar cadas hanya merupakan bagian dari budaya penutur Austronesia.
Namun, pada tahun 2014, dipublikasikan penemuan gambar cadas berupa cap tangan dan babi liar di Leang Timpuseng, kawasan karst Maros-Pangkep.
Dengan memakai metode penanggalan uranium, gambar cap tangan diperkirakan berusia sekitar 39.000 tahun. Sementara gambar figuratif babi liar berumur sekitar 35.000 tahun.
Banyak peninggalan prasejarah, termasuk berupa gambar cadas, menjadi hal menarik untuk diteliti. Sebab, hal ini bisa mengungkap berbagai pengetahuan mengenai aktivitas manusia pada masa lalu.
“Mengapa di Pulau Jawa belum ditemukan gambar cadas? Itu juga sangat menarik untuk diteliti. Kami pernah sampai ke ujung Madura, di Gili Iyang. Ada beberapa goa besar, tapi kami belum menemukan adanya tanda-tanda gambar cadas,” jelasnya.
Gambar cadas juga ditemukan di Papua, seperti di kawasan Danau Kamaka-Esrotnamba, Kaimana. Di sisi timur danau ditemukan gambar geometris berupa kadal, buaya, laba-laba, dan gelombang. Gambar-gambar tersebut terletak di dinding tebing setinggi 4-6 meter.
“ Pada situs kedua terdapat garis lengkung dengan pola garis-garis. Di sisi atas terlihat adanya gambar berwarna merah. Kemudian pada bagian bawah dinding tebing terlihat pola kuncup bunga. Letaknya sekitar 2-4 meter di dinding tebing,” ucap Peneliti Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah BRIN, Zubair Mas’ud.
Peneliti arkeologi juga menemukan jejak manusia dan budaya prasejarah di Goa Aul, Ciamis, di selatan Jawa Barat. Di sekitarnya ditemukan berbagai artefak, salah satunya fragmen tembikar. Selain itu, ada penemuan gigi badak, moluska, serta tulang babi, musang, dan sapi-sapian.
Lintasan kehidupan
Sementara itu, peneliti dari Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah BRIN Lutfi Yondri menuturkan, peninggalan tersebut merupakan penemuan yang signifikan untuk melihat lintasan kehidupan masa lalu. Penemuan tulang babi yang sudah diasah menjadi jejak aktivitas budaya di lokasi itu.
“Jadi, ada alat serpih, perkutor, dan alat tulang yang mewakili era mesolitikum. Kemudian ada fragmen tembikar yang mewakili era neolitikum. Bisa diperkirakan situs ini punya lintasan budaya cukup panjang,” ucapnya.