Autentikasi ijazah menggunakan teknologi ”blockchain” dapat diterapkan pada ijazah yang baru atau ijazah lama.
Oleh
MEDIANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Autentikasi ijazah perguruan tinggi menggunakan teknologi rantai blok atau blockchain sekarang mulai diterapkan di Indonesia. Meski sifatnya melengkapi autentikasi manual, autentikasi memakai blockchain diyakini mampu mengurangi praktik pemalsuan ijazah pendidikan yang marak.
Blockchain atau rantai blok adalah teknologi yang digunakan sebagai sistem penyimpanan atau bank data secara digital yang terhubung dengan kriptografi.
Head of Blockchain Solutions Metaverse Indonesia PT WIR Asia Tbk (WIR Group) Aldi Raharja, Rabu (24/1/2024), di Jakarta, mengatakan, selama ini blockchain lebih banyak dikenal masyarakat karena aset kripto. Pemahaman ini tidak salah karena blockchain merupakan teknologi dan penyimpanan digital yang menggerakkan transaksi aset kripto. Di luar itu, blockchain dapat diterapkan untuk produk lain, termasuk autentikasi ijazah.
Dengan blockchain, autentikasi ijazah bisa berjalan cepat dan aman. Hanya pemegang akun yang bisa mengakses dan punya kontrol. Dengan kata lain, data transaksi ijazah bersifat kekal dan append only atau hanya bisa menambahkan dan tidak memiliki akses perintah edit.
Karena memakai kriptografi, histori dikeluarkannya ijazah dan hasil legalisasi tidak bisa diubah karena sudah terenkripsi. Hal ini mampu meminimalkan serangan siber, seperti perangkat keras pelunak atau malware.
”Proses legalisasi ijazah perguruan tinggi biasanya mewajibkan pemilik ijazah datang langsung ke kampus untuk kebenaran. Proses yang manual ini memakan waktu lama dan tidak efisien bagi alumni yang bekerja jauh dari daerah kampus berada. Ditambah lagi ada risiko dipalsukan,” ujarnya.
Aldi menyampaikan, autentikasi ijazah menggunakan teknologi blockchain dapat diterapkan pada ijazah yang baru akan dikeluarkan atau ijazah lama sepanjang pihak kampus masih menyimpan data. Hal terpenting lainnya, autentikasi ijazah memakai teknologi ini butuh kesepakatan dari kampus dan mahasiswa/alumni.
Di Indonesia, Aldi menyebut implementasi teknologi blockchain untuk autentikasi ijazah belum lama dimulai. WIR Group telah menjadi mitra Sampoerna University Jakarta untuk autentikasi ijazah wisuda diploma. Kedua instansi telah menandatangani nota kesepahaman kerja sama. Target piloting mencapai 10.000 ijazah.
Group Chief Sales and Marketing Officer WIR Group Gupta Sitorus mengatakan, selain Sampoerna University yang jadi pelopor, sudah ada 5-6 perguruan tinggi yang sedang menjajaki kemungkinan penerapan autentikasi ijazah menggunakan teknologi blockchain. Hal ini menandakan, blockchain sebenarnya mampu dipakai untuk kebutuhan yang berdampak luas bagi publik.
”Banyak contoh pemakaian blockchain yang berdampak dan sedang berkembang, antara lain perdagangan komoditas,” katanya.
President of Sampoerna University Marshall Schott mengatakan, dunia pendidikan perlu bertransformasi untuk menjawab tren global. Salah satunya berkaitan dengan teknologi digital. Sumber daya manusia dituntut memiliki keterampilan teknologi.
”Kalau kampus tidak beradaptasi dengan teknologi digital, bagaimana bisa berdaya saing di kancah global. Selain blockchain, kami juga mengembangkan laboratorium engineering dengan teknologi terkini,” ucap Marshall.