Kerja sama Gramedia dengan penerbit asal Jepang, Kadokawa, membuka peluang karya lokal menembus pasar global.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kolaborasi penerbit Indonesia dengan penerbit dari negara lain membuka peluang karya lokal menuju pasar global. Kerja sama ini diharapkan bukan sekadar transaksi bisnis, tetapi turut mengembangkan literasi di Tanah Air.
Gramedia bersama Kadokawa, salah satu perusahaan penerbitan terbesar asal Jepang, bekerja sama mendirikan usaha patungan (joint venture) bernama PT Phoenix Gramedia Indonesia. Kolaborasi ini salah satunya akan membangun platform digital yang memasarkan produk-produk kedua penerbit.
Chief Executive Officer (CEO) Gramedia Priyo Utomo mengatakan, kerja sama dengan Kadokawa merupakan salah satu respons terhadap disrupsi di dunia penerbitan. Sebab, transformasi saja tidak cukup sehingga membutuhkan kolaborasi untuk memperluas pemasaran konten-konten lokal.
”Kami yakin akan menghasilkan suatu hal luar biasa dengan IP (intellectual property) yang nanti dikelola dengan lebih luas. Bukan hanya market Indonesia, tetapi juga market global,” ujarnya dalam konferensi pers ‘Kadokawa & Gramedia Joint Venture Unveiling’ di Jakarta, Jumat (5/1/2024).
Dengan kerja sama ini, Kadokawa akan membawa sejumlah konten Indonesia ke pasar global. Sementara Gramedia juga akan menerjemahkan dan memasarkan beberapa produk Kadokawa di Indonesia.
Menurut Priyo, beberapa konten lokal cukup berpotensi untuk dibawa ke pasar global. Peluangnya bukan hanya diterjemahkan dalam bentuk buku, tetapi berpotensi dialihwahanakan menjadi anime, film, dan gim.
”Konten-konten kita seperti Si Juki (komik Indonesia), kan, lokal banget. Itu mungkin untuk diterjemahkan dengan adanya joint venture ini dan bisa menjual ke pasar global. Ini sekadar contoh,” ucapnya.
Interaksi Gramedia dengan karya-karya asal Jepang telah berlangsung sejak lama. Pada 1980-an, Gramedia menerbitkan novel berjudul ‘Musashi’ karya Eiji Yoshikawa. Di Indonesia, kisah ini pertama kali diterbitkan dalam bentuk cerita bersambung di harian Kompas.
”Karya ini sangat populer, sampai saat ini masih cetak ulang. Itu salah satu contoh konten-konten Jepang cocok untuk market dan culture Indonesia,” katanya.
CEO Kadokawa Takeshi Natsuno mengatakan, kerja sama dengan Gramedia membuka berbagai peluang bagi kedua pihak. Bukan cuma meningkatkan pemasaran konten-konten Jepang di Indonesia, tetapi juga menumbuhkan minat warga Jepang terhadap konten asal Indonesia.
”Kami sangat senang dapat bermitra dengan Gramedia, perusahaan penerbitan terkemuka di Indonesia. Hal ini sangat penting untuk ekspansi bisnis kami di luar negeri,” ujarnya.
Cerita rakyat
Publishing & Education Director Gramedia Adi Ekatama mengatakan, seluruh produk Gramedia akan dimasukkan dalam platform digital yang dibangun bersama Kadokawa. Tim dari kedua belah pihak kemudian mengurasi konten-konten potensial untuk diterjemahkan atau dialihwahanakan.
”Karya mana yang kira-kira mempunyai pembaca cukup signifikan sampai nanti dapat melihat potensinya. Itu bisa dibawa ke luar Indonesia atau dikembangkan dalam medium lain,” ujarnya.
Kerja sama ini juga membahas peluang pengembangan konten berbasis cerita rakyat Nusantara. Sebab, di banyak negara, termasuk Jepang, folklor atau cerita rakyat menjadi inspirasi untuk karya-karya populer berupa komik dan anime.
”Indonesia memiliki banyak folklor yang sangat menarik. Peluangnya tidak hanya bisa diangkat dalam buku, tetapi juga dalam bentuk lain seperti gim dan animasi,” jelasnya.
Presiden Direktur PT Phoenix Gramedia Indonesia Taro Iwasaki menuturkan, Indonesia merupakan negara dengan pasar terbesar di Asia Tenggara. Selain itu, minat dan permintaan komik di Indonesia sangat tinggi.
Pihaknya menargetkan pendapatan 10 juta–20 juta dollar Amerika Serikat per tahun. Namun, target tersebut akan disesuaikan dengan perkembangan pasar.
Seorang pengunjung mengambil buku komik di salah satu rak di Toko buku Gramedia Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (23/6/2023).
Konten-konten kita seperti Si Juki (komik Indonesia), kan, lokal banget. Itu mungkin untuk diterjemahkan dengan adanya joint venture ini dan bisa menjual ke pasar global. Ini sekadar contoh.
Bisnis PT Phoenix Gramedia Indonesia meliputi produksi komik dan novel ringan. Perusahaan ini berfokus pada karya yang berasal dari IP Kadokawa dan IP kreator Indonesia.
Selain penerbitan, kerja sama ini juga menghasilkan beragam merchandise, termasuk mode. Perusahaan tersebut akan mengadopsi teknologi untuk memperkuat saluran distribusi produk secara daring dan distribusi buku digital untuk meningkatkan interaksi dengan penggemar.