Kesehatan Mental Tahun 2024, Saling Dukung di Saat Genting
Tahun 2023 sangat berat bagi sejumlah orang. Namun, mereka tetap berjalan berkat dukungan orang sekitarnya.
Ratna (30), ibu tiga anak asal Bojonegoro, Jawa Timur, merasakan beban berat pada tahun lalu. Hubungan dengan suaminya sempat di ujung tanduk karena kehadiran pihak ketiga. Kondisi kian parah setelah usaha mereka bangkrut.
Padahal, ia sudah menggadaikan sertifikat tanah demi berjualan ayam krispi. Berbagai situasi tersebut membuatnya tertekan secara mental.
Ratna bahkan sempat berpikir untuk ”menghilang” dari muka bumi. Untungnya, ia memiliki Sasti Gotama, teman curhat dalam satu komunitas menulis yang diikutinya.
Ia bertemu Sasti di dunia maya. Meski via online, keduanya saling percaya. Salah satu pesan Sasti adalah: bertahan saja untuk hari ini.
Keesokan harinya, Sasti kembali mengingatkannya. ”Dia bilang, ’Kamu kemarin bisa, sekarang bertahan lagi untuk hari ini.’ Begitu seterusnya hingga saya mampu melewati masa itu dan bertahan sampai sekarang,” ujar Ratna.
Baca juga: Hari Ini Kita Cerita tentang 2023 (4)
Ratna membagikan kisah itu dalam program interaktif Kompas bertajuk ”Hari Ini Kita Cerita tentang 2023”. Sebanyak 810 warga membagikan perjuangannya sepanjang 2023 dan harapannya di tahun selanjutnya.
Bagi Sasti, cerita Ratna menunjukkan pentingnya dukungan dari orang lain, setidaknya sebagai pendengar. ”Saya sepenuhnya ’telinga’ dan berusaha tidak menghakimi,” katanya saat dihubungi, Selasa (2/1/2024).
Tidak hanya Ratna, Sasti juga mendengarkan curahan hati sejumlah anggota komunitas menulis yang bergabung bersamanya. Rata-rata pesertanya ibu rumah tangga.
Saya sepenuhnya ’telinga’ dan berusaha tidak menghakimi. (Sasti)
”Bisa jadi karena selama ini banyak di antara perempuan yang setelah menikah bingung mau bercerita ke siapa. Mau mencari bantuan psikiater atau psikolog juga bingung karena biasanya akan terstigma negatif,” tutur Sasti.
Selain berkisah, Sasti juga menyarankan Ratna menulis jurnal, termasuk mencari jalan keluar atas permasalahannya. ”Bagaimana kita melihat masalah kita dari sudut pandang burung elang di atas labirin. Kalau di dalam labirin, kita tidak bisa melihat jalan keluar,” ucapnya.
Bagi cerpenis ini, menulis bisa menjadi terapi atas berbagai masalah. Tahun 2018, lulusan kedokteran umum di salah satu perguruan tinggi di Malang, Jatim, itu merasakan nyeri di tubuhnya. Pemeriksaan klinis belum sepenuhnya membantu. Saat menulis bersama komunitas, nyerinya tak lagi menyiksa.
Penyelamat
Indri Ambarsari (28) juga mendapatkan dukungan ketika terkungkung beragam masalah. Pada 2018, Indri yang sedang hamil sembilan bulan menjadi korban kekerasan suaminya. Namun, teriakan kesakitannya di kawasan permukiman di Tangerang Selatan, Banten, itu seolah tak didengar.
Hanya Mahrudi, teman sekolah Indri yang tidak sengaja melewati rumahnya, yang singgah dan menghentikan kekerasan itu. ”Ini maksudnya apa? Kalau sudah enggak sayang, kembaliin ke orangtuanya, bukan disiksa. Bini lu bukan hewan!” kenang Indri menirukan teriakan Mahrudi kala itu kepada suaminya.
Bagi Indri, Mahrudi adalah penyelamat yang dikirim Tuhan. Namun, problem tidak serta-merta tuntas. Sang suami masih kerap ringan tangan terhadapnya. Ia sempat berpikir bercerai, tetapi urung karena alasan anak.
Di saat seperti itu, sistem pendukung, yakni keluarga dan teman-teman, menguatkannya. ”Anak butuh ibu yang bahagia. Jangan mempertahankan hubungan yang toksik karena anak. Kita harus punya langkah lebih baik,” katanya.
Dukungan inilah yang membantu Indri melalui tahun 2023. Mereka memberikan tempat menginap, mengantar ke pengadilan agama untuk mengurus perceraian, hingga meminjamkan uang demi biaya sekolah anaknya.
”Beruntung ada teman-teman yang selalu mendengar cerita aku. Jadi enggak disimpan sendirian bebannya. Mereka tetap mau mendengarkan, bahkan ketika aku masih bebal di awal-awal karena percaya mantan suamiku bakal berubah,” ucapnya.
Akan tetapi, tidak hanya Indri yang butuh dukungan dari lingkungannya. Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA) mencatat, sepanjang 2022-Juni 2023 terdapat 15.921 kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan dengan 16.275 korban.
Para korban, termasuk kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), itu tak berdaya tanpa pertolongan orang-orang sekitar. Sering kali orang sekitar hanya diam kendati mengetahui adanya tindak kekerasan.
Judi ”online”
Dukungan keluarga dan teman turut melepaskan Ria Ratnasari (30), warga Bogor, Jawa Barat, dari beratnya tahun 2023. Suaminya terjerumus judi slot. Usaha konsol gim miliknya nyaris bangkrut. Utangnya menumpuk. ”Sangat berat. Pemasukan hanya lewat karena pinjaman harus dilunasi. Benar-benar kacau,” tuturnya.
Hampir setahun ia didera kekhawatiran karena suaminya tergila-gila dengan judi. Beruntung, teman dan keluarga mendukung Ria melalui masalah itu, termasuk membantu secara materi.
”Jangan pernah terjerumus dalam lubang hitam, apalagi judi, karena banyak yang akan menjadi korban, mulai istri, anak, sampai masa depan,” kata Ria. Ia kini mulai bisa menabung untuk melanjutkan hidup dan memenuhi kebutuhan anaknya. Perlahan, ia membenahi hidupnya.
Sistem pendukung yang mampu berempati dan mendengarkan cerita tanpa menghakimi ini sangat penting. (dr Andri)
Dosen Psikiatri Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta, dr Andri, SpKJ, FAPM, mengatakan, teman yang mau mendengarkan keluh kesah sangat penting untuk menjaga kesehatan mental. Mereka termasuk sistem pendukung yang dapat menciptakan lingkungan sehat bagi seseorang.
”Sistem pendukung yang mampu berempati dan mendengarkan cerita tanpa menghakimi ini sangat penting bagi seseorang yang sedang menghadapi kesulitan. Ini bisa membuat seseorang lebih bisa bertahan atau memiliki resiliensi dalam situasi sulit,” ujar Andri.
Kisah Ria, Ratna, dan Indri mengajarkan, manusia adalah individu sekaligus makhluk sosial. Mereka tetap butuh bantuan di tengah masalah. Dukungan keluarga, teman, dan komunitas sangat penting untuk menguatkan seseorang di saat-saat genting, termasuk saat kini menjalani tahun 2024.
Baca juga: Hari Ini Kita Cerita tentang 2023 (1)