Layanan Kanker, Jantung, Stroke, dan Uronefrologi Diperluas
Fasilitas pelayanan penyakit kanker, jantung, stroke, dan uronefrologi diperluas. Harapannya, akses masyarakat terhadap fasilitas tersebut bisa lebih merata.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Fasilitas pelayanan kesehatan rujukan, khususnya fasilitas kesehatan yang melayani pasien kanker, jantung, stroke, dan uronefrologi semakin diperkuat. Kementerian Kesehatan telah memperluas layanan penyakit tersebut tidak hanya di rumah sakit vertikal di bawah Kementerian Kesehatan, tetapi juga rumah sakit milik TNI, Polri, dan perguruan tinggi.
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Azhar Jaya melalui siaran pers di Jakarta, Selasa (2/1/2024), mengatakan, perluasan layanan kanker, jantung, stroke, dan uronefrologi diharapkan dapat memperbaiki mekanisme rujukan layanan di masyarakat. Perluasan tersebut sekaligus dapat meningkatkan akses dan mutu layanan rumah sakit yang menjadi target dalam transformasi layanan kesehatan rujukan.
”Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan memberikan dukungan pemenuhan alat kesehatan layanan prioritas kanker, jantung, stroke, uronefrologi, serta kesehatan ibu dan anak (KIA) pada RS TNI, Polri, dan perguruan tinggi,” katanya.
Saat ini, perluasan layanan kanker, jantung, stroke, dan uronefrologi (KJSU) telah ditetapkan di 20 rumah sakit milik TNI, 5 rumah sakit milik Polri, dan 11 rumah sakit milik perguruan tinggi. Alat-alat kesehatan yang disiapkan pun akan disalurkan ke rumah sakit-rumah sakit tersebut.
Adapun alat kesehatan yang akan diberikan, antara lain, pencitraan resonansi magnetik (MRI), ISG doppler untuk pemeriksaan kondisi pembuluh darah dan aliran darah, alat untuk prosedur endourologi, dan laser holmium untuk memecah batu saluran kemih. Alat lainnya seperti intra aortic balloon pump untuk meringankan beban kerja jantung dalam memompa darah, ekokardiografi untuk pemeriksaan jantung berbasis ultrasound, dan alat pemeriksaan imunohistokimia untuk deteksi kanker payudara.
Perluasan layanan kesehatan untuk layanan kanker, jantung, stroke, dan uronefrologi diharapkan dapat memperbaiki mekanisme rujukan layanan di masyarakat.
Azhar menambahkan, sejumlah alat kesehatan yang telah diterima di rumah sakit kini sudah dipasang dan diuji fungsinya. Secara rinci, alat MRI sudah diterima RS Universitas Udayana dan RS Pendidikan Universitas Padjadjaran. Alat USG Dopplerditerima RS Bhayangkara Medan, RS Bhayangkara Makassar, RS Bhayangkara TK II HS Samsoeri Mertojoso Surabaya, RSU Bhayangkara TK II Sartika Asih, dan RSAU dr M Salamin. Untuk alat laser holmium diserahkan ke RSPAD Gatot Soebroto, RS Umum Bhayangkara TK I R Said Sukanto, RS Umum AL Dr Mintohardjo, RSAL dr Ramelan, dan RSPAU dr Esnawan Antariksa. Alat Intra Aortic Balloon Pump diberikan ke RS Pendidikan Universitas Padjadjaran dan RSPAU dr Esnawan Antariksa.
”Alat kesehatan yang lain secara bertahap sedang dan akan dikirim, dipasang, dan dilakukan diuji fungsinya di rumah sakit,” ucap Azhar.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meresmikan fasilitas laboratorium kateterisasi (cath lab) di RSUD Kota Bogor pada Jumat (28/12/2023). Fasilitas tersebut juga termasuk dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan kapasitas layanan kesehatan untuk penyakit prioritas, seperti kanker, jantung, stroke, dan uronefrologi.
”Mulai Juli 2024, kita akan sebarkan (alat kateterisasi). Targetnya dua tahun akan selesai, jadi semua RSUD di 514 kabupaten/kota akan punya alat itu. Harapannya, penyebab kematian, seperti stroke dan jantung, bisa dilayani lebih baik,” tuturnya.
Budi menyampaikan, cath lab merupakan salah satu alat yang penting dalam penanganan penyakit jantung dan stroke. Di Indonesia, kedua penyakit tersebut menjadi penyebab kematian yang tertinggi. Kematian akibat stroke di Indonesia diperkirakan mencapai 300.000 kematian per tahun, sementara kematian akibat jantung mencapai 250.000 kematian per tahun.
Selain perluasan akses pada alat cath lab, Budi menambahkan, Kementerian Kesehatan juga akan turut meningkatkan kapasitas dokter jantung intervensi ataupun dokter spesialis penyakit dalam kardiovaskular. Pelatihan akan dilakukan agar tenaga medis memiliki kemampuan yang baik untuk menggunakan alat cath lab.
Meski begitu, Budi menyampaikan, masyarakat diharapkan tetap berupaya untuk mencegah dan menangani sejak dini agar tidak terjadi penyakit jantung ataupun stroke. Pemeriksaan dan penapisan jantung dan stroke dapat dilakukan di puskesmas. Puskesmas telah dilengkapi dengan alat elektrokardiogram untuk memeriksa kesehatan jantung.