Momentum Hargai Perjuangan Perempuan dari Masa ke Masa
Hari Ibu merupakan peringatan sejarah pergerakan perempuan Indonesia sejak tahun 1928.
Oleh
SONYA HELLEN SINOMBOR
·5 menit baca
Peringatan Hari Ibu ke-95 diselenggarakan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) di aula Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Jakarta, Jumat (22/12/2023). Hadir pada acara itu sebagai tamu kehormatan, Ensieh Khazali, Wakil Presiden Iran Urusan Perempuan dan Keluarga. Tampak Ensieh bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati foto bersama anak-anak pada acara tersebut.
JAKARTA, KOMPAS — Hari Ibu ke-95 tahun 2023, Jumat (22/12/2023), diperingati para perempuan di Indonesia untuk mengingatkan sejarah gerakan perempuan yang dimulai sejak Kongres Perempuan I tahun 1928 di Yogyakarta. Hari Ibu menjadi tonggak pergerakan perempuan sekaligus bentuk pengakuan pemerintah terhadap potensi dan eksistensi seluruh perempuan Indonesia.
Di Jakarta, Puncak Peringatan Hari Ibu ke-95 diadakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) di Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Acara itu dihadiri Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Lestari Moerdjijat, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Periode 2004-2009 Meutia Hatta, dan para pemimpin organisasi perempuan.
Acara syukuran Hari Ibu yang mengusung tema ”Perempuan Berdaya, Indonesia Maju” dihadiri tamu kehormatan, Ensieh Khazali, Wakil Presiden Iran Urusan Perempuan dan Keluarga, sekaligus menandatangani nota kesepahaman mengenai Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Ketahanan Keluarga dengan Menteri PPPA.
”Kegiatan pada hari ini bukanlah selebrasi semata, tetapi menjadi momentum untuk terus mengenang, menghargai kontribusi dan perjuangan perempuan Indonesia yang begitu besar dari masa ke masa, demi mewujudkan cita-cita negara Indonesia sejahtera yang berdaulat, berdikari dan berkepribadian,” ungkap Bintang.
Karena itu, Bintang Darmawati menegaskan makna Hari Ibu bagi bangsa Indonesia lebih dalam dari perayaan Hari Ibu semata. Hari Ibu juga tidak hanya untuk mengapresiasi jasa besar ibu yang sungguh istimewa, tapi juga untuk mengapresiasi dan merayakan seluruh perempuan Indonesia baik di masa lampau maupun di masa kini.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati, menyampaikan sambutan pada Puncak Peringatan Hari Ibu ke-95 diselenggarakan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) di aula Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Jumat (22/12/2023), yang digelar dalam bentuk tasyakuran.
Menteri PPPA mengajak seluruh perempuan Indonesia untuk mengapresiasi dan merayakan diri atas segala pencapaian yang diraih, dan meneruskan perjuangan para perempuan pendahulu untuk mewujudkan Indonesia yang setara tanpa ada lagi kesenjangan antara perempuan dan laki-laki.
Kegiatan pada hari ini bukanlah selebrasi semata, tetapi menjadi momentum untuk terus mengenang, menghargai kontribusi dan perjuangan perempuan Indonesia yang begitu besar dari masa ke masa.
”Perempuan Indonesia adalah sosok yang kuat, tangguh, mandiri, dan berani mengejar serta mewujudkan mimpi. Setiap perempuan adalah intan permata yang berharga bagi nusa dan bangsa sehingga patut untuk selalu dirayakan,” ujar Bintang Darmawati.
Peran dunia
Ensieh Khazali, dalam sambutannya, menyampaikan selamat Hari Ibu kepada seluruh perempuan Indonesia, sekaligus mengucapkan selamat kepada wanita-wanita tangguh di seluruh perempuan dunia, khususnya kepada kaum perempuan yang tak berdosa di Gaza-Palestina.
Kaum perempuan memainkan peran penting di masyarakat dalam pembangunan dan kemajuan serta dalam mendukung kehormatan dan kemanusiaan. Saat ini dunia haus akan kebangkitan dan peran perempuan serta pembelaan hak asasi manusia.
”Kami berharap perempuan dapat menyuarakan suara pihak-pihak yang ditindas kepada perempuan di seluruh dunia. Perempuan-perempuan yang kekurangan air, makanan, dan obat-obatan di tanah Palestina siang dan malam,” kata Ensieh menambahkan.
Karena itu, dia berharap kaum perempuan Indonesia berperan aktif dan efektif di berbagai bidang, termasuk politik, ekonomi, budaya, dan ilmu pengetahuan. Dia juga berharap hubungan kedua negara Iran dan Indonesia berkembang di segala bidang, terutama di bidang perempuan dan keluarga.
”Saya percaya, kaum perempuan harus bekerja sama lebih erat dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, ekonomi, budaya dan sosial, melawan korupsi dan kekerasan. Saya percaya diplomasi perempuan dapat memainkan peran penting dalam pengembangan hubungan kedua negara,” ujar Ensieh.
Selain memberikan penghargaan pada perempuan Pedagang Inspiratif Pasar Rakyat tahun 2023, penghargaan Daerah Ramah Perempuan dan Layak Anak, Menteri PPPA meluncurkan Buku 95 Perempuan Tangguh dan Inspiratif yang mengangkat sosok perempuan tangguh dan inspiratif di bidangnya dari seluruh pelosok tanah air.
Beberapa perwakilan sosok perempuan tersebut diundang hadir pada acara itu antara lain Masnuah (perempuan pemimpin nelayan dari Demak), Rhidian Yasmita Wasaraka (antropolog dari Papua), Jull Takaliuang (pendamping perempuan korban di Tambang di Sulawesi Utara), Emmy Sahertian (pendeta di Kupang, penjemput jenazah pekerja migran korban perdagangan orang), Anita Gathmir Kaicil (pelestari Tenun Tidore).
Acara itu juga dihadiri Andy Rabiah (bidang di pulau terpencil, Pangkajene, Sulawesi Selatan), Evi Tampakatu (pendamping anak mantan napi teroris di Poso), Triwiningsi Anamakka (aktivis penentang kawing tangkap di Sumba), Tawaja Ramzia Djagoan (pendamping korban kekerasan seksual dari Manado).
Selain itu, beberapa aktivis perempuan lainnya turut menghadiri acara tersebut meliputi antara lain, Raudlatun (pendamping perempuan untuk literasi dan pendidikan di Madura), Fifi Rahardja (pelopor bank sampah di Bandung), dan Umi Waheedah (perempuan pemimpin pondok pesantren di Bogor).
”Hari Ibu adalah Hari Perempuan yang melahirkan kebangsaan yang berkeadilan jender, juga merupakan ruang terbuka bagi perempuan untuk mengukuhkan kemanusiaannya yang selama ini terkungkung dalam ruang sempit patriarki, sehingga kini menjadi jalan emas menuju pembangunan berkeadilan di Indonesia,” kata Emmy Sahertian, yang dikenal dengan julukan pendeta kargo, karena menjemput peti jenazah pekerja migran dari luar negeri.
Di Kantor Komisi Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) di Jakarta, puluhan aktivis pemimpin organisasi perempuan yang tergabung dalam Koalisi Perempuan Penyelamat Demokrasi dan HAM, merayakan Hari Pergerakan Perempuan dengan menyampaikan deklarasi berisi tujuh tuntutan perempuan untuk Pemilu 2024.
Mereka meminta dalam Pemilu mendatang, perempuan tidak ditinggalkan, kepentingan perempuan harus mendapat perhatian oleh semua pasangan calon.