Cuaca Terik Berakhir, Hujan Diprediksi pada Natal hingga Tahun Baru
Hujan dan gelombang tinggi bakal kembali terjadi saat libur Natal hingga Tahun Baru.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Cuaca terik dan minim hujan di Pulau Jawa saat ini diprediksi akan segera berakhir dalam beberapa hari ke depan. Hujan dan gelombang tinggi bakal kembali terjadi saat libur Natal hingga Tahun Baru.
”Fenomena sirkulasi di sekitar Natuna yang berperan dalam menghambat aliran massa udara dari Asia (monsun Asia) dan menyebabkan minimnya hujan di Jawa diprakirakan mulai melemah dalam tiga hingga empat hari ke depan atau 23-24 Desember 2023. Hal ini akan menyebabkan aliran massa udara dari monsun Asia di utara mulai dapat masuk ke wilayah Indonesia,” kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andri Ramdhani, Jumat (22/12/2023).
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kemunculan pusat tekanan rendah yang menyebabkan terbentuknya pola sirkulasi angin di sekitar Natuna telah berperan sebagai blocking atau penghambat aliran monsun Asia dari utara masuk ke wilayah Indonesia. Hal ini menyebabkan massa udara basah mengumpul di sekitar wilayah Natuna dan dan menyebabkan timbulnya peningkatan curah hujan tinggi di wilayah Sumatera. Di sisi lain, wilayah Indonesia di selatan khatulistiwa, termasuk Jawa hingga Nusa Tenggara, menjadi panas dan minim hujan.
Sekalipun demikian, berdasarkan model prediksi cuaca BMKG per Kamis (21/12/2023), diprakirakan fenomena fase kering sebagai dampak Madden-Julian Oscillation (MJO) di wilayah Indonesia dapat terjadi 6-10 hari ke depan atau hingga tanggal 25-29 Desember.
Fenomena sirkulasi di sekitar Natuna yang berperan dalam menghambat aliran massa udara dari Asia (monsun Asia) dan menyebabkan minimnya hujan di Jawa diprakirakan mulai melemah dalam tiga hingga empat hari ke depan atau 23-24 Desember 2023.
Di sisi lain, gelombang Rossby Equator diprakirakan aktif di beberapa wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan. Kondisi tersebut dapat meningkatkan potensi pembentukan awan hujan pada periode 18-24 Desember di Kalimantan bagian utara, sebagian besar Sulawesi, dan Maluku Utara. Sementara pada periode 25-31 Desember, potensi peningkatan awan hujan bisa terjadi di wilayah Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Jawa, Bali, dan sebagian besar Kalimantan.
Melihat dinamika ini, menurut Andri, kondisi cuaca di puncak libur Natal dan Tahun Baru cukup beragam. Ada wilayah yang potensi hujannya mulai mengalami eskalasi memasuki akhir tahun, terutama di wilayah Indonesia bagian barat. Selain itu, potensi gelombang tinggi juga termasuk yang harus diwaspadai.
Menurut perkiraan BMKG, selama libur Natal dan Tahun Baru, hujan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di sebagian besar Sumatera, sebagian besar Kalimantan, Sulawesi bagian tengah, Maluku, Papua Barat, dan Papua. Sementara itu, di wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara juga terdapat potensi hujan ringan hingga sedang.
BMKG telah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada 22-23 Desember 2023. Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari barat laut ke timur laut dengan kecepatan angin berkisar 4-30 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari tenggara ke barat daya dengan kecepatan 4-20 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara, perairan Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna, dan Laut Arafuru.
Prakirawan BMKG, Ryan Putra Pambudi, menyebutkan adanya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di sebagian besar perairan Indonesia, seperti Selat Malaka, perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, perairan barat Pulau Simeulue-Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu, hingga perairan selatan Banten-Jawa Timur.
Adapun gelombang lebih tinggi, berkisar 2,5-4,0 meter, berpeluang terjadi di Laut Natuna, perairan selatan Kepulauan Anambas, dan perairan selatan Kepulauan Natuna. Kemudian, gelombang sangat tinggi pada kisaran 4-6 meter berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara, perairan utara Kepulauan Anambas, dan perairan utara Kepulauan Natuna.
BMKG memperingatkan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, seperti perahu nelayan, jika kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter. Kapal tongkang berisiko jika kecepatan angin lebih dari 16 knot dengan tinggi gelombang di atas 1,5 meter dan feri jika kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. Sementara kapal ukuran besar, seperti kapal kargo atau kapal pesiar, berisiko jika kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.