Sertifikasi ISO Tandai Komitmen Pemrosesan Nikel yang Berkelanjutan
Komitmen menjalankan kegiatan industri yang berkelanjutan dan bertanggung jawab pada lingkungan dan sosial ditunjukkan melalui ISO.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kegiatan industri pemrosesan nikel perlu mengedepankan praktik yang berkelanjutan dan bertanggung jawab untuk mengurangi dampak lingkungan ataupun sosial yang ditimbulkan. Komitmen menjalankan kegiatan industri ini antara lain dapat ditunjukkan melalui sertifikasi Organisasi Standardisasi Internasional (ISO).
Salah satu komitmen dalam mengimplementasikan pemrosesan nikel dengan praktik yang berkelanjutan dan bertanggung jawab ditegaskan Harita Nickel. Komitmen tersebut ditunjukkan melalui perolehan sertifikasi ISO 14001 untuk sistem manajemen lingkungan serta ISO 45001 untuk sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja.
Sertifikasi ISO 14001 : 2015 fokus pada efektivitas sistem manajemen lingkungan yang mencakup aspek penting, seperti evaluasi risiko lingkungan, pemenuhan peraturan, dan peningkatan berkelanjutan. Sedangkan sertifikasi ISO 45001 : 2018 menuntut adanya proses yang konsisten dalam mengidentifikasi bahaya, mengurangi risiko, dan mencegah cedera serta masalah kesehatan di tempat kerja.
Untuk memperoleh sertifikasi ISO ini, Harita Nickel menjalani serangkaian kegiatan audit yang dilakukan auditor dari Societe Generale de Surveillance (SGS) Indonesia. Proses penyerahan sertifikat dari SGS Indonesia ke Harita dilakukan di Jakarta, Rabu (13/12/2023).
Direktur Health, Safety, and Environment (HSE) Harita Nickel Tonny Gultom menyampaikan, penambangan nikel memerlukan waktu dan proses yang lama. Hal ini membuat kegiatan penambangan nikel banyak mendapat sorotan dari berbagai pihak bukan hanya dari aspek produksi, melainkan juga tanggung jawab sosial dan lingkungan.
”Adanya sertifikasi ini sangat penting karena menjadi komitmen kami menjalankan praktik yang berkelanjutan. Oleh karena itu, audit dilakukan dari aspek dokumen hingga implementasi di lapangan,” ujarnya dalam diskusi media tentang pengelolaan lingkungan dan keselamatan kelas dunia di industri pemrosesan nikel di Jakarta, Rabu.
Harita mengurus sertifikasi ISO 45001 dan ISO 14001 sejak tahun 2020 yang dimulai dengan kesepakatan serta komitmen penerapan oleh seluruh fungsi organisasi pada sistem pengelolaan HSE. Kemudian pada 2022 dilakukan penilaian berdasarkan Standar Nasional Sertifikasi Sistem Manajemen Keselamatan Kerja dari Kementerian Ketenagakerjaan.
Setelah itu, pada Februari 2023 Harita mendapat sertifikasi ISO45001 dari SGS-United Kingdom Accreditation Service (SGS-UKAS) di pengelolaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Sembilan bulan berselang, Harita mendapat sertifikasi ISO 14001 SGS-UKAS pada sistem manajemen pengelolaan lingkungan hidup.
Berbagai ketentuan atau regulasi dari pemerintah menjadi acuan kami dalam beroperasi, baik aspek sosial maupun lingkungan.
Menurut Tonny, sertifikasi ini juga didapat karena Harita memiliki identifikasi risiko lingkungan sesuai standar yang ditetapkan. Setelah melakukan aktivitas pertambangan juga dilakukan reklamasi untuk menata, memulihkan, memperbaiki kualitas lingkungan, dan menjaga ekosistem di dalamnya.
Praktik penambangan salah satunya juga mengacu pada Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1827 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah teknik Pertambangan yang Baik. Proses penambangan ini dimulai dari pembersihan lahan, pengupasan tanah pucuk, pemindahan tanah penutup, pengambilan bijih limonit untuk diolah di pabrik, penutupan lubang tambang, hingga reklamasi dan revegetasi.
”Dalam peraturan ESDM, kewajiban reklamasi telah mengacu sesuai standar internasional. Reklamasi inilah yang masuk dalam dokumen perencanaan. Bahkan, kami memberikan jaminan berupa dana reklamasi. Perusahaan mengeluarkan dana dua kali, yaitu untuk melakukan reklamasi dan dana disetor di bank yang dapat dicairkan bila sudah dinyatakan memenuhi kriteria keberhasilan reklamasi,” kata Tonny.
Selain itu, perusahaan juga membuat sendiment pond sebagai wadah untuk pengendapan untuk menjernihkan aliran air yang keluar dari wilayah tambang. Sementara sisa hasil produksi smelter feronikel diolah menjadi produk bahan bangunan, seperti paving block dan batako.
Sesuai ketentuan
Occupational Health and Safety (OHS) and Management System Manager Harita Nickel Suprianto menjelaskan, pengelolaan sistem kesehatan, keselamatan, dan lingkungan (HSE) ini dilakukan sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan ataupun regulasi yang berlaku. Kemudian dilakukan juga penyiapan panduan dokumen pengelolaan untuk menciptakan operasi yang terkendali serta berkelanjutan.
”Berbagai ketentuan atau regulasi dari pemerintah menjadi acuan kami dalam beroperasi, baik aspek sosial maupun lingkungan. Misalnya dalam pengelolaan kedaruratan, kami diwajibkan melakukan perbaikan setiap tahun,” ucapnya.
Knowledge Director SGS Indonesia Waras Putri Andrianti menyatakan mendapatkan sertifikasi ISO 14001 dan ISO 45001 bukanlah hal mudah. Hal ini membutuhkan komitmen tinggi dari manajemen hingga staf serta implementasi yang konsisten dan perbaikan secara berkelanjutan dari standar yang ditetapkan.
PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau Harita Nickel merupakan bagian dari Harita Group yang mengoperasikan pertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi berkelanjutan di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Sejak 2016, Harita Nickel telah memiliki pabrik peleburan (smelter) nikel saprolit. Kemudian pada 2021, perusahaan juga memiliki fasilitas pengolahan dan pemurnian (refinery) nikel limonit di wilayah operasional yang sama.
Harita Nickel tercatat menjadi perusahaan dengan inisiasi pengolahan dan pemurnian nikel limonit (kadar rendah) dengan teknologi high pressure acid leach (HPAL). Teknologi ini mampu mengolah nikel limonit yang sebelumnya tidak dimanfaatkan menjadi produk bernilai strategis berupa mixed hydroxide precipitate (MHP).
Dengan teknologi yang sama, MHP sebagai produk perantara (intermediate product) telah berhasil diolah menjadi produk akhir berupa nikel sulfat dan kobalt sulfat yang merupakan material inti pembuatan katoda sumber energi baru, yaitu baterai kendaraan listrik.