Sebagai pencinta musik, Toeti memang bisa saja menyebut ”La Traviata” dan ”Norma”, atau juga ”Carmen” ciptaan G Bizet yang dimainkan Avip sebagai karya pembuka.
Oleh
NINOK LEKSONO
·3 menit baca
Jika budayawan ternama Prof Dr Toeti Heraty N Roosseno masih hidup, tak disangsikan lagi bahwa ia akan bersukacita. Ini karena salah satu impiannya, yakni mementaskan opera (seni drama musik Italia), akan terwujud walau hanya sebagian.
Pertama, almarhumah dulu sempat mengidamkan pementasan opera La Traviata (La Dame aux Camellias, drama ciptaan Alexandre Dumas) ciptaan G Verdi. Sabtu (2/12/2023), di Balai Resital Kertanegara, maestro Avip Priatna bersama Jakarta Concert Orchestra (JCO) dan Batavia Madrigal Singers (BMS) menampilkan cuplikan opera tersebut, yakni ”Ah Fors’e lui…Sempre Libera” oleh soprano Fitri Muliati. Ada juga duet bersama tenor Farman Purnama yang membawakan ”Parigi O Cara” dan dalam encore ”Libbiamo ne’ lieti calici”.
Fitri tampil sungguh amat menawan. Meski masih kurang power, selebihnya ia tampil prima. Kontrol vokalnya amat baik dan dalam nada tinggi vokalnya tetap stabil. Avip tak salah pilih.
Opera berkisah tentang Violetta, wanita penghibur bangsawan di Paris yang bermaksud meninggalkan kehidupan buruk dan memulai kehidupan dengan cinta suci. Namun, upaya ini tidak berhasil seperti yang ia harapkan. Opera digubah oleh Verdi pada 1853.
Dalam duet bersama Farman, tenornya semakin bagus di area ini dibandingkan dengan saat ia menyanyikan puisi Prof Toeti, Ke Pelabuhan, yang ia gubah menjadi semacam lagu seriosa Indonesia.
Terkait dengan musik, sebenarnya almarhumah juga sangat suka dengan duet dari opera Norma karya Bellini, yakni ”In mia man alfin tu sei”. Beberapa kali dalam perbincangan dengan penulis, musik Norma ini yang sering ia rindukan.
Sebagai pencinta musik, Toeti memang bisa saja menyebut ”La Traviata” dan ”Norma”, atau juga ”Carmen” ciptaan G Bizet yang dimainkan Avip sebagai karya pembuka.
Mendapat pujian
Keluarga dan kerabat Prof Toeti, yang diwakili putrinya, Prof Dr Cita Citrawinda, tentu juga bersukacita dalam malam yang semarak tersebut. Selain aktif dalam aktivitas akademik, kepenyairan, dan filsafat, musik demikian dekat di hati sosok yang dijuluki ”Sang Baronese Kebudayaan” ini.
Toeti yang ikut membidani kelahiran JCO mendapat pujian dari Avip dan JCO yang malam itu memanjakan hadirin dengan sajian musik yang memesona. Selain ”Carmen” dan ”La Traviata”, Avip juga menghadirkan Giovani Biga, violis virtuoso yang memainkan ”Konserto Biola dalam G minor Opus 26” karya Max Bruch. Juga ada Hazim Suhadi (pianis), yang memainkan ”Rapsodi Tema Paganini Opus 43” karya Sergei Rachmaninoff.
Secara program, karya Max Bruch bisa dipangkas karena membuat konser terasa berkepanjangan. Akan tetapi, melihat teknik permainan Giovani yang memesona, konser tetap menjadi tontonan yang indah memanjakan telinga.
Mengakhiri konser, Avip menampilkan ”Dansa Bacchanalle” dari opera Samson et Dalila yang pernah dipentaskan pada awal 2000-an, yang tentu juga menjadi kesukaan Bu Toeti.