Merokok Melemahkan Kemampuan Tubuh untuk Melawan Kanker
Penelitian terbaru menemukan mekanisme molekuler bagaimana merokok meningkatkan risiko kanker dan mempersulit pengobatannya.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Para ilmuwan di Ontario Institute for Cancer Research menemukan, merokok dapat merusak protein di tubuh yang berfungsi sebagai perlindungan alami anti-kanker. Hal ini meningkatkan risiko kanker dan mempersulit pengobatannya.
Studi terbaru ini dipublikasikan di Science Advances pada 3 November 2023. Dalam kajian ini, para peneliti berfokus meneliti kaitan merokok dengan perubahan berbahaya pada DNA yang disebut ”mutasi stop-gain” yang secara alami memberi tahu tubuh agar berhenti membuat protein tertentu sebelum protein tersebut terbentuk sepenuhnya.
Mereka menemukan bahwa mutasi ini terutama terjadi pada gen yang dikenal sebagai penekan tumor, yang membuat protein guna mencegah pertumbuhan sel abnormal. Tanpa mereka, sel-sel abnormal akan dibiarkan terus tumbuh tanpa terkendali oleh pertahanan sel dan kanker dapat berkembang lebih mudah.
Penelitian ini merupakan bagian penting dari teka-teki di balik penyebab utama kanker di dunia.
”Studi kami menunjukkan bahwa merokok dikaitkan dengan perubahan DNA yang mengganggu pembentukan penekan tumor,” kata Nina Adler, mahasiswa dari Universitas Toronto. Turut dalam kajian ini adalah Jüri Reimand, peneliti Ontario Institute for Cancer Research (OICR) dan profesor di Universitas Toronto.
Adler, Reimand, dan rekannya menggunakan alat komputasi untuk menganalisis DNA dari lebih dari 12.000 sampel tumor di 18 jenis kanker berbeda. Analisis mereka menunjukkan hubungan yang kuat antara mutasi stop-gain pada kanker paru-paru dan jejak yang ditinggalkan oleh perokok dalam DNA-nya.
Merusak DNA
Para peneliti kemudian melihat seberapa banyak seseorang yang merokok mempunyai dampak terhadap mutasi stop-gain. Analisis mereka menunjukkan bahwa semakin banyak merokok menyebabkan semakin banyak mutasi berbahaya, yang pada akhirnya dapat membuat kanker menjadi lebih kompleks dan sulit diobati.
”Tembakau menyebabkan banyak kerusakan pada DNA kita, dan hal ini dapat berdampak besar pada fungsi sel-sel kita,” kata Reimand, peneliti OICR dan profesor madya di Universitas Toronto. ”Studi kami menyoroti bagaimana merokok sebenarnya menonaktifkan protein penting, yang merupakan bahan pembangun sel-sel kita, dan dampaknya terhadap kesehatan jangka panjang.”
Studi ini juga mengidentifikasi faktor dan proses lain yang bertanggung jawab untuk menciptakan mutasi stop-gain dalam jumlah besar. Beberapa di antaranya, seperti sekelompok enzim yang disebut APOBEC yang sangat terkait dengan mutasi stop-gain pada kanker payudara dan jenis kanker lainnya, terjadi secara alami di dalam tubuh.
Faktor-faktor lain, seperti pola makan yang tidak sehat dan konsumsi alkohol, juga cenderung memiliki efek merusak yang serupa pada DNA. Namun Reimand dan tim mengatakan diperlukan lebih banyak informasi untuk memahami sepenuhnya cara kerjanya.
Mengenai merokok, Adler mengatakan, temuan dari penelitian ini merupakan bagian penting dari teka-teki di balik penyebab utama kanker di dunia. ”Semua orang tahu bahwa merokok dapat menyebabkan kanker, tetapi mampu menjelaskan salah satu cara kerjanya pada tingkat molekuler merupakan langkah penting dalam memahami bagaimana gaya hidup kita memengaruhi risiko kanker,” katanya.
Presiden dan Direktur Ilmiah OICR Laszlo Radvanyi mengatakan, wawasan baru ini harus memperkuat bahwa merokok adalah salah satu ancaman terbesar terhadap kesehatan. ”Ini adalah bukti lebih jauh dari dampak buruk merokok terhadap tubuh kita, dan bukti lebih lanjut bahwa berhenti merokok selalu merupakan pilihan yang tepat,” kata Radvanyi.