Sativa, Pasta Gigi Ekstrak Habatusauda Antiinflamasi
Pasta gigi dengan kandungan jintan hitam yang dikembangkan peneliti FKG Universitas Airlangga berperan sebagai antioksidan, antibakteri, dan antiinflamasi.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·5 menit baca
Habatusauda atau jintan hitam semakin banyak dimanfaatkan untuk kesehatan, salah satunya untuk kesehatan gigi dan mulut. Berbagai penelitian pun telah membuktikan bahan aktif dari jintan hitam, yakni thymoquinone (TQ), dapat berfungsi sebagai antiplaque yang dapat mencegah karies gigi atau gigi berlubang serta penyakit periodontal atau penyakit pada gusi dan struktur penunjang gigi.
Namun, pemanfaatan jintan hitam atau yang memiliki nama latin Nigella sativa ini belum banyak dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang kesehatan gigi dan mulut di Indonesia. Padahal, masalah kesehatan gigi dan mulut cukup besar di masyarakat.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, karies gigi menjadi masalah gigi utama yang dialami oleh masyarakat Indonesia. Prevalensi karies gigi terus meningkat. Pada tahun 2007, prevalensi masyarakat dengan karies gigi sebesar 43,4 persen. Jumlah ini meningkat menjadi 54,2 persen pada 2013 dan 88,8 persen pada 2018.
Hal itu yang kemudian mendorong peneliti yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, Surabaya, Ernie Maduratna Setiawatie mengembangkan produk untuk kesehatan gigi dan mulut dengan menggunakan bahan dari jintan hitam.
Dari penelitian yang dilakukannya menghasilkan bahwa ekstrak jintan hitam sebanyak 3 persen dapat menghambat bakteri penyebab periodontitis atau penyakit pada gusi dan struktur penunjang gigi.
Selain itu, pengujian yang dilakukan Ernie menunjukkan, konsentrasi 3 persen dari ekstrak jintan hitam memiliki aktivitas penangkal radikal bebas (antioksidan), antiinflamasi, dan antibakteri. Manfaat dari ekstrak jintan hitam tersebut akhirnya dikembangkan ke dalam produk pasta gigi dan obat kumur yang dihasilkannya.
”Fungsi antiinflamasi belum ada pada produk pasta gigi yang beredar di masyarakat. Umumnya, pasta gigi berfungsi sebagai antibakteri, sedangkan antiinflamasi yang dapat menguatkan gusi itu belum ada,” ujar Ernie di kampus Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (25/10/2023).
Produk pasta gigi dan obat kumur yang dikembangkan Ernie kini telah diproduksi dengan merek Sativa. Kedua produk tersebut telah sampai pada tahap hilirisasi bekerja sama dengan PT Miswak Utama.
Konsentrasi 3 persen dari ekstrak jintan hitam memiliki aktivitas penangkal radikal bebas (antioksidan), antiinflamasi, dan antibakteri.
Produk tersebut sudah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan dengan nomor izin POM NA 18211400021 untuk Sativa Mouthwash 300 mililiter dan nomor izin POM NA 18181400113 untuk Sativa Pasta Gigi 120 gram. Kedua produk tersebut juga sudah memiliki sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Penelitian
Ernie menjelaskan, pengembangan pasta gigi dengan ekstrak jintan hitam telah dilakukan sejak tahun 2013. Riset terakhir dilakukan melalui dukungan pendanaan dari Riset Inovatif Produktif (Rispro) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Sementara pada proses hilirisasi dibantu Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi (BPBRIN) Universitas Airlangga.
Berbagai pengujian pun dilakukan untuk mengetahui manfaat jintan hitam bagi kesehatan gigi dan mulut. Pengujian tersebut mulai dari pengujian in vitro pada bakteri periodontitis penyebab kerusakan gusi, sampai pada pengujian in vivo pada tikus uji dan uji klinis pada manusia.
Uji klinis telah dilakukan setidaknya pada 500 subyek penelitian pada pasien di Rumah Sakit (RS) Gigi dan Mulut Universitas Airlangga. Pengujian dilakukan pada subyek dengan radang gusi biasa dan subyek terkontrol.
”Hasil pengujian saliva (ludah) menunjukkan, inflamasi menurun. Hal itu terlihat dari penurun kadar PGE2 (Prostaglandin E2), IL1B(interleukin-1B), dan MMP-8 (Matriks metalloproteinase-8) yang menjadi sitokin proinflamasi,” kata Ernie. Sitokin proinflamasi merupakan sitokin yang dapat meningkatkan reaksi inflamasi atau peradangan.
Kandungan dalam jintan hitam dapat bermanfaat pula untuk meningkatkan daya tahan hidup dari sel. Jaringan epitel pada mukosa mulut dapat dihidupkan kembali. Kandungan tersebut dapat menjadi pelindung sel atau pertahanan bagi sel di jaringan epitel mukosa.
Pada produk pasta gigi Sativa yang dikembangkan Ernie bebas dari sodium lauryl sulfate (SLS) atau detergen. Itu sebabnya, pasta gigi ini dapat digunakan bagi seseorang yang sensitif terjadi produk dengan bahan detergen. Biasanya, pada orang yang sensitif dengan bahan detergen rentan mengalami sariawan.
Pada produk pasta gigi Sativa yang dikemas dengan berat 120 gram mengandung komposisi, antara lain, kalsium karbonat, sorbitol, aqua, karboksimetil selulosa, silika, titanium dioksida, nigella sativa seed oil, sodium benzoat, sodium lauroyl sarcosinate, perasa, sodium sakarin, metil paraben, dan CI 42090. Produk ini tidak ditambah dengan perasa mint yang tidak menimbulkan efek rasa pedas sehingga bisa diberikan untuk anak.
Sementara pada produk obat kumur Sativa, komposisi yang terkandung, antara lain, acqua demineralizzata, glycerin, Poloxamer 407, piper betle (leaf) extract, perasa, benzoic acid, sodium benzoat, tea tree (melaleuca alternifolia) oil, mentol, nigella sativa seed oil, sucralose, dan CI 42090. Pada petunjuk pemakaian, obat kumur Sativa tidak dianjurkan untuk anak usia di bawah enam tahun.
Pencegahan
Ernie menuturkan, produk pasta gigi dan obat kumur Sativa sangat dianjurkan bagi seseorang yang memiliki komplikasi penyakit, seperti diabetes melitus. Pada pasien diabetes melitus biasanya memiliki manifestasi penyakit pada rongga mulut, salah satunya menyebabkan penyakit pada gusi dan penyangga gigi. Penyakit tersebut dapat menimbulkan gangguan berupa gigi yang goyang.
”Dengan menggunakan pasta gigi dan obat kumur berbahan Nigella sativa dapat menangkal radikal bebas yang dapat menyebabkan penyakit periodontitis (penyakit gusi dan struktur penyangga gigi),” tuturnya.
Ernie menambahkan, manfaat antiinflamasi dari produk pasta gigi dan obat kumur tersebut juga bisa mencegah komplikasi dari penyakit jantung, stroke, dan gangguan dalam kehamilan. Infeksi pada gusi dapat memengaruhi infeksi pada organ lain yang menyebar melalui pembuluh darah.
Untuk itu, Ernie berharap, pasta gigi dan obat kumur Sativa bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Kedua produk tersebut juga diharapkan bisa masuk ke dalam produk e-catalog sehingga dapat diberikan sekaligus bagi pasien dengan penyakit sistemik, seperti jantung, diabetes, dan stroke untuk mencegah terjadi komplikasi penyakit yang lebih buruk akibat penyakit periodontitis.
”Pengembangan dari formulasi Nigella sativa ini masih bisa dilakukan dalam nanobioteknologi untuk kepentingan kedokteran gigi di masa depan,” katanya.
Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Usman Sumantri sebelumnya mengatakan, kesadaran masyarakat untuk menyikat gigi dengan baik dan benar harus terus ditingkatkan. Tingginya masalah gigi di Indonesia juga bisa disebabkan karena cara menyikat gigi yang tidak benar.
Data Riset Kesehatan Dasar pada 2018 menyebutkan, hanya 2,8 persen masyarakat yang menyikat gigi di waktu yang tepat. Menyikat gigi yang benar dilakukan dua kali sehari sehabis sarapan dan sebelum tidur (Kompas.id, Senin,12/9/2022).