Pengembangan Talenta Muda Berprestasi Terus Didukung
Para talenta muda bangsa didata dalam sistem dan didukung pengembangan diri agar berperan memajukan bangsa.
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia memiliki banyak talenta luar biasa dalam berbagai bidang. Mereka yang berprestasi di dalam dan di luar negeri terus didata dalam sistem informasi manajemen talenta dan didukung pengembangan dirinya agar mereka dapat berperan dalam memajukan bangsa.
Para talenta muda di usia sekolah ditemukenali lewat berbagai ajang lomba yang difasilitasi pemerintah di bawah Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Ada juga dari ajang yang digelar pihak swasta dan masyarakat yang kini kualitasnya dikurasi.
Pelaksana Tugas Kepala Puspresnas Hendarman mengatakan para talenta muda berprestasi mendapat dukungan untuk mendapatkan pendidikan terbaik. Salah satunya lewat pembiayaan pendidikan persiapan kuliah (BIM non-gelar) agar mereka yang terdata sebagai talenta nasional ini dapat tembus ke perguruan tinggi terbaik di luar negeri.
Melalui Gelar Karya BIM akan membuka ruang bagi peserta untuk mempresentasikan proyek sosialnya serta diharapkan memberikan dampak bagi masyarakat luas.
Para talenta siswa kelas XI SMA/SMK sederajat yang mendapatkan prestasi akademik maupun nonakademik di bidang riset dan inovasi, olahraga, serta sosial dan budaya di tingkat nasional hingga internasional tersebut mengikuti seleksi yang ketat. Mulai tahun 2023, persiapan selama 10 bulan juga dilengkapi dengan program proyek sosial atau kebaikan. Ada 145 proyek sosial yang ditampilkan di acara Gelar Karya Beasiswa Indonesia Maju (BIM) di kantor Kemendikbudristek di Jakarta.
Hendarman mengatakan, proyek sosial dilakukan secara individu maupun kelompok oleh 348 penerima BIM non-gelar. ”Pengayaan nonakademik ini juga penting sebagai pertimbangan diterima di perguruan tinggi dunia ternama. Kini jadi tren di perguruan tinggi di luar negeri untuk memilih calon mahasiswa yang memiliki potensi sebagai pemimpin masa depan dan mampu memberikan solusi,” ujar Hendarman di acara Gelar Karya BIM: Menginspirasi dengan Rasa, Tumbuhkan Asa untuk Indonesia di Jakarta, Rabu (1/11/2023).
Pelaksana Tugas Pusat Prestasi Nasional, Kemendikbudristek Hendarman (kelima dari kiri) dan Staf Ahli Mendikbudristek Bidang Manajemen Talenta Tatang Mutaqqin (keempat dari kiri) berfoto bersama sejumlah talenta muda berprestasi yang menerima Beasiswa Indonesia Maju (BIM) untuk persiapan kuliah ke luar negeri. Para talenta muda ini hadir di acara Gelar Karya BIM: Menginspirasi dengan Rasa, Tumbuhkan Asa untuk Indonesia di Jakarta, Rabu (1/11/2023).
Lewat proyek sosial yang terbagi enam bidang, yakni kesehatan, teknologi, pendidikan, riset dan inovasi, kesehatan, serta sosial budaya, peserta BIM non-gelar angkatan ketiga diasah kemampuan berempati, meningkatkan kemampuan kepemimpinan, kerja sama, manajemen proyek, memecahkan masalah, dan membangun karakter pelajar Pancasila. Para siswa juga bekerja sama dengan komunitas hingga pemerintah daerah untuk mengimplementasikan proyek sosial yang mencari solusi atas masalah yang dihadapi masyarakat.
Staf Ahli Mendikbudritek Bidang Manajemen Talenta, Kemendikbudristek, Tatang Mutaqqin, mengatakan BIM merupakan landasan penting untuk mendukung manajemen talenta dalam mendukung prestasi peserta didik. ”Dengan memberikan akses pendidikan yang baik, ini membuka pintu bagi peserta didik untuk mengeksplorasi bakat dan minat mereka. Gelar Karya BIM ini memberikan ruang untuk bereksplorasi kepada peserta BIM Program Persiapan Sarjana Luar Negeri,” ujar Tatang.
Manajemen talenta dibangun dengan desain besar agar kementerian/lembaga dan pihak lainnya bersama-sama mendukung penyiapan talenta berbakat yang dimiliki bangsa. Hal itu mulai dari menemukenali, mengembangkan, hingga mendukung karier sesuai potensi mereka sehingga mampu menjadi lokomotif perubahan.
Baca Juga: Talenta Muda Beprestasi Dipetakan dan Didukung Terus Berkembang
Berdasarkan data di sistem informasi manajemen talenta, untuk talenta SD (6.801 orang), SMP (14.438 orang), SMA (10.857 orang), SMK (2.674 orang), pendidikan khusus (3.073 orang), dan pendidikan tinggi (10.816 orang). Terbanyak berprestasi di bidang riset dan inovasi lalu seni budaya dan olahraga.
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim, mengatakan Gelar Karya BIM untuk mempersiapkan pelajar yang akan menempuh pendidikan ke perguruan tinggi berkualitas di mancanegara ”Melalui Gelar Karya BIM akan membuka ruang bagi peserta untuk mempresentasikan proyek sosialnya serta diharapkan memberikan dampak bagi masyarakat luas. Karya adik-adik membuat optimistis bahwa generasi muda Indonesia siap membawa bangsa dan negara melompat ke masa depan dengan prestasi dan inovasi yang luar biasa,” ujar Nadiem.
Didampingi
Para peserta yang menggelar karya proyek sosial telah mengikuti serangkaian aktivitas proyek sosial, yaitu boothcamp, yang dilaksanakan secara daring setiap akhir pekan pada Maret-Mei 2023. Mereka menjalankan proyek sosial secara individu atau berkelompok dengan didampingi para mentor dan dibantu oleh sukarelawan.
Salah satu contoh proyek sosial bidang ekonomi, yaitu KENALI Group diinisiasi oleh I Made Adi Wijaya Putra dari SMA Negeri 3 Denpasar. Proyek inspiratif ini memberikan edukasi kewirausahaan kepada anak-anak berkebutuhan khusus di SLB Negeri 3 Denpasar. Proyek sosial tersebut dipamerkan di Gelar Karya BIM 2023.
Baca Juga: Dunia Kerja Diajak Gotong Royong Siapkan Talenta Berkualitas
Kezia Arabelle Tulalessy, siswa SMA Xaverius Ambon, melakukan proyek sosial di bidang lingkungan dengan nama ‘Lebebae Community’ atau Lebih Baik. Dia mengajak anak-anak sekolah melakukan gerakan pembersihan pantai dan angkat sampah keliling, penanaman pohon, serta sosialisasi ke sekolah dan masyarakat.
Suasana pendaratan ikan di Pelabuhan Perikanan Pantai, Desa Eri, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Maluku, pada Selasa (31/3/2020).
”Sejak kecil saya senang sekali bermain di Pantai Mataru bersama teman-teman. Namun, pantai tersebut semakin hari semakin kotor. Hal itu mendorong saya untuk membuat perubahan dengan proyek sosial ini agar semakin banyak anak-anak yang sadar dengan kebersihan lingkungan,” tutur Kezia.
Sementara itu, Chloe Xing dari Pontianak, Kalimantan Barat, menjalankan proyek sosial Gebrasi. Kegiatannya membangun taman baca masyarakat untuk peningkatan literasi. Chloe juga menagajarkan Bahasa Inggris dan Matematika untuk 15 anak panti asuhan yang putus sekolah akibat pandemi.
”Saya bersyukur banyak mendapatkan dukungan lewat BIM ini untuk bisa meraih mimpi kuliah di luar negeri. Karena finansial terbatas, saya optimalkan berbagai program persiapan yang disediakan BIM dari yang akademik, bahasa Inggris, hingga proyek sosial ini,” ujar Chloe.
Sementara itu, I Made Adi Wijaya Putra dari SMA Negeri 3 Denpasar menjalankan proyek sosial bidang ekonomi, yaitu KENALI Group. Proyek ini memberikan edukasi kewirausahaan kepada anak-anak berkebutuhan khusus di SLB Negeri 3 Denpasar.
”Ide proyek sosial ini muncul saat saya membantu seseorang disabilitas yang memakai kursi roda. Menurut saya siswa-siswa berkebutuhan khusus berhak mendapatkan perhatian. Salah satunya dengan memberikan edukasi dan pelatihan kewirausahaan,” ungkap peserta BIM yang juga finalis Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tahun 2022 ini.