Penguasaan Bahasa Asing Para Pelajar Terus Didorong
Kecakapan berbahasa asing dapat meningkatkan nilai tambah pelajar usai lulus. Sejumlah sekolah dan perguruan tinggi memfasilitasi penguasaan bahasa asing, selain bahasa Inggris.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penguasaan bahasa asing bagi siswa dan mahasiswa dapat memberikan nilai tambah untuk meraih sukses di dunia pendidikan ataupun kerja. Karena itu, penguasaan bahasa asing di sekolah ataupun perguruan tinggi terus didorong, bukan lagi hanya bahasa Inggris, melainkan juga bahasa-bahasa asing lainnya yang kian dibutuhkan di dunia kerja.
Kuntjoro Basuki, Kepala SMK Kelautan di Jember, Jawa Timur, Jumat (27/10/2023), mengatakan, penguasaan bahasa asing, seperti bahasa Inggris, Jepang, dan Korea, diberikan kepada siswa. Sebab, para lulusan SMK kelautan dan perikanan yang lokasinya tidak jauh dari perkampungan nelayan di kawasan Puger nantinya sebagian besar akan bekerja di luar negeri.
”Kebutuhan tenaga kerja di industri kelautan dan perikanan di luar negeri ini cukup besar. Ini kesempatan bagi kita untuk mengisi pasar kerja global karena standar kompetensi lulusan sesuai. Bekal kemampuan bahasa menambah daya saing lulusan dari SMK kami sehingga tiap tahun sebagian besar direkrut bekerja di luar negeri, terutama Jepang, Korea Selatan, hingga Eropa dan Timur Tengah,” kata Kuntjoro.
Di halaman belakang sekolah bahkan ada semacam perkampungan bahasa Jepang. Sejak dari gapura terpampang tulisan Jepang. Nuansa Jepang terasa kental di sana.
Ada beberapa saung yang digunakan sebagai tempat belajar bahasa Jepang dan untuk tempat duduk para siswa dalam suasana santai. Berbagai tulisan berbahasa Jepang tersebar di lokasi untuk membuat para siswa terbiasa dengan bahasa Jepang.
Guru Bahasa Jepang SMK Puger Holidan fasih berbahasa Jepang karena pernah kuliah di Jepang. ”Saya selalu mengajak siswa belajar bahasa Jepang di luar kelas, di taman yang memang penuh nuansa Jepang supaya siswa semangat belajar,” kata Holidan.
Menguasai bahasa Jepanag memang menantang. Sebab, siswa harus belajar mengenal huruf Hiragana Katakana dan Kanji serta mampu menguasai ucapan lisan. Selain sebagai mata pelajaran, Bahasa Jepang di SMP Puger juga menjadi salah satu ekstrakurikuler.
”Kami bantu para siswa untuk belajar langsung dari penutur asli di Jepang. Lewat Zoom bisa dilakukan pertemuan dengan warga Jepang sehingga siswa bisa mendengar dan berkomunikasi langsung. Pada saat yang sama, warga Jepang juga belajar mengenal bahasa Indonesia,” kata Holidan.
Sejumlah agensi tenaga kerja Jepang membidik para lulusan SMK Puger agar mau bekerja di Jepang. Ada yang bekerja di pelabuhan, penangkapan ikan, hingga pengolahan ikan. Bahkan, ada juga yang memberikan peluang kuliah.
”Penguasaan bahasa Jepang menjadi penting. Mereka sudah punya bekal untuk bisa berkomunikasi. Saat lulus SMK, mereka tidak butuh lama untuk belajar bahasa Jepang, paling berkisar enam bulan, karena sudah punya dasar-dasar sejak di sekolah,” paparnya.
Mata kuliah pilihan
Penguasaan bahasa asing di kalangan mahasiswa juga terus didorong, salah satunya di Universitas Gadjah Mada (UGM). Untuk mendukung hal tersebut, UGM menyusun tujuh modul literasi bahasa dengan enam di antaranya telah digunakan sebagai bahan ajar Mata Kuliah Pilihan Kurikulum (MKPK) Bahasa Asing pada semester genap 2022 lalu.
Keenam modul pada penyusunan batch pertama tersebut adalah modul bahasa Inggris, bahasa Perancis, bahasa Korea, bahasa Jepang, bahasa Turki, dan bahasa Arab. Disusul satu modul pada batch kedua, yaitu modul bahasa Mandarin yang mulai digunakan pada semester gasal 2023 ini.
”Progres penyusunan modul literasi bahasa sudah rampung. Jadi secara lengkap, pada semester gasal 2023 ini tujuh modul sudah digunakan sebagai bahan ajar literasi bahasa dalam Mata Kuliah Lintas Disiplin (MKDL),” ujar Kepala Subdirektorat Pengembangan Pendidikan dan Pengajaran Direktorat Pendidikan dan Pengajaran UGM Endang Sulastri.
Endang menjelaskan, modul tersebut akan ditawarkan pada setiap semester kepada mahasiswa sarjana dan sarjana terapan dalam MKPK bahasa asing untuk meningkatkan kemampuan bahasa asing mahasiswa. Penguasaan bahasa asing menjadi aspek penting dalam menunjang nilai pribadi seseorang termasuk mahasiswa.
Dengan penguasaan bahasa asing, lanjut Endang, mahasiswa sebagai calon intelektual dan cendekiawan muda Indonesia dapat langsung mengimplementasikan ilmu yang dipelajarinya baik di dunia kerja maupun saat terjun di masyarakat. Tak hanya itu, dengan penguasaan bahasa, generasi muda juga diharapkan dapat meningkatkan daya saing bangsa.
Endang menyampaikan, peminat mahasiswa yang mengikuti literasi bahasa pun sangat mengejutkan. Pada batch pertama tercatat berjumlah 610 orang. Sementara pada batch kedua, peserta meningkat drastis menjadi 1.052 orang.
”Peminatnya meningkat drastis, yang artinya mahasiswa tertarik sekali untuk mempelajari bahasa asing,” ujar Endang.