Ekstrak Kuda Laut untuk Kesuburan Pria
Kuda laut merupakan salah satu bahan alam yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesuburan pria.
Kondisi infertilitas atau masalah kesuburan pada pria semakin meningkat. Akses pada fasilitas kesehatan yang masih rendah serta kesadaran dan pendidikan yang kurang di masyarakat membuat masalah tersebut tidak segera terselesaikan.
Infertilitas terjadi apabila pasangan suami istri tidak mampu memiliki anak selama kurang lebih satu tahun setelah melakukan hubungan seksual yang teratur dan tidak menggunakan kontrasepsi. Berdasarkan jurnal Reproductive Biology (2015), kondisi infertilitas diperkirakan terjadi pada satu dari enam pasangan suami istri usia produktif. Di Indonesia, merujuk data Kementerian Kesehatan, terdapat 10 persen - 15 persen kejadian infertilitas di Indonesia dari total sekitar 39,8 juta pasangan usia subur.
Prevalensi infertilitas di dunia meningkat hingga 15 persen dalam beberapa tahun ini atau 60 juta - 70 juta pasangan suami istri. Dari kasus infertilitas yang terjadi, 40 persen - 70 persen disebabkan oleh faktor laki-laki.
Publikasi ilmiah lain yang terbit di Reproductive Biology pada 2019 menunjukkan, kejadian infertilitas pada pria paling banyak disebabkan karena penurunan kualitas sperma berupa penurunan konsentrasi sperma. Hal itu bisa terjadi karena ketidakseimbangan hormonal.
Baca juga: Kehidupan Modern dan Perubahan Iklim Turunkan Kualitas Sperma Laki-laki
Gangguan hormonal tersebut dapat disebabkan karena adanya gangguan di poros hipotalamus hipofisis testis yang berada di otak. Gangguan itu berpengaruh pada sekresi hormon gonadotropin yang berkaitan dengan hormon seks dan produksi sperma.
Apabila terjadi gangguan hormonal, risiko produksi sperma dan kadar hormon testosteron bisa menurun atau bahkan terhenti sehingga menimbulkan hipogonadisme (kemampuan kelenjar seks yang tidak dapat menghasilkan hormon dalam jumlah cukup).
Kuda laut
Yunadi dalam pengukuhannya sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Biologi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) di Jakarta, Sabtu (14/10/2023), menuturkan, keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh Indonesia berpotensi besar untuk dijadikan obat, termasuk obat untuk menangani permasalahan kesuburan pada pria.
Dalam penelitian yang telah dilakukannya, kuda laut merupakan salah satu bahan alam yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai terapi masalah kesuburan sistem reproduksi pria.
Adapun jenis kuda laut yang digunakan dalam penelitian adalah kuda laut jenis Hippocampus comes L. Selama ini, penelitian terhadap jenis kuda laut tersebut masih sangat terbatas. Padahal, dalam penelitian sebelumnya, Hippocampus comes L diduga mengandung steroid dan taurin yang berperan pada sistem reproduksi pria.
Selain itu, jenis kuda laut tersebut cukup banyak ditemukan di Indonesia. Kuda laut tersebut juga lebih mudah bertahan hidup dan lebih tahan terhadap serangan bakteri. Kuda laut Hippocampus comes L telah banyak digunakan pula sebagai obat tradisional di masyarakat.
Berangkat dari dasar itulah, penelitian lebih lanjut dilakukan oleh Yunadi untuk membuktikan potensi kuda laut sebagai terapi untuk masalah kesuburan pada pria. Penelitian awalnya dilakukan untuk membandingkan hasil karakterisasi antara ekstrak kuda laut dari hasil budidaya dan ekstrak kuda laut dari alam.
Baca juga: Diet Memengaruhi Mutu Sperma dengan Cepat
Dari hasil rendemen, ekstrak kuda laut dengan pelarut air memiliki nilai tertinggi jika dibandingkan dengan pelarut etanol. Nilai rendemen tersebut ditemukan, baik dari ekstrak kuda laut hasil budidaya maupun alam.
Sementara dari hasil pemeriksaan golongan senyawa memperlihatkan ekstrak kuda laut hasil budidaya dan alam mengandung senyawa kimia alkaloid yang dapat melancarkan peredaran darah serta senyawa triterpenoid yang dapat menstimulasi sel darah. Tidak hanya itu, ekstrak kuda laut juga mengandung asam amino esensial dan nonesensial. Ekstrak kuda laut pun ditemukan mengandung glikosida steroid.
Pengujian
Untuk melihat pengaruh ekstrak kuda laut Hippocampus comes L terhadap peningkatan fertilitas, Yunadi mengujinya pada hewan uji tikus. Ekstrak kuda laut yang dimasukkan ke dalam tubuh tikus ternyata dapat meningkatkan konsentrasi dan kualitas sperma. Kadar luteinizing hormone (LH) dan testosteron juga meningkat.
Pengujian itu juga menunjukkan, ekstrak kuda laut tersebut mampu meningkatkan populasi dan indeksi meiosis (pembelahan) sel spermatogenik serta menurunkan apoptosis (kematian) sel tersebut. Sementara itu, penggunaan ekstrak ini tidak berpengaruh pada profil hematologi, kimia darah, dan berat badan hewan uji.
”Ekstrak kuda laut Hippocampus comes L berpotensi meningkatkan kadar LH, indeks meiosis, dan indeks sel sertoli pada tikus yang diinduksi DMPA (depo medroksiprogesteron asetat) pada dosis 200 miligram per kilogram berat badan,” jelas Yunadi.
Ia menambahkan, penelitian selanjutnya dilakukan dengan menggunakan spermatozoa manusia yang diberi perlakuan berbagai konsentrasi ekstrak kuda laut dan diinkubasi selama 24 jam. Dari pengujian tersebut, motilitas (gerakan) spermatozoa meningkat secara bermakna pada jam pertama pada dosis 3.000 ppm dan 24 jam setelah pemberian 3.000 ppm.
Viabilitas (kemampuan hidup) spermatozoa juga meningkat secara bermakna pada jam ke-24 setelah pemberian dosis 1.000 ppm. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan, pemberian ekstrak kuda laut Hippocampus comes L dapat meningkatkan motilitas dan viabilitas spermatozoa manusia secara invitro.
Kuda laut merupakan salah satu bahan alam yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai terapi masalah kesuburan sistem reproduksi pria.
Yunadi menyampaikan, penelitian kuda laut akan terus dilakukan. Penelitian lanjutan pun diteruskan untuk mengeksplorasi manfaat kuda laut terhadap biomarka sel dan molekul secara komprehensif. Harapannya, hasil penelitian tersebut dapat digunakan dalam pengembangan kuda laut sebagai salah satu produk alam dari laut.
Upaya tersebut sekaligus dapat meningkatkan nilai tambah kuda laut, khususnya jenis Hippocampus comes L sebagai salah satu keanekaragaman hayati Indonesia di bidang industri obat. Terkait dengan penelitian yang telah dilakukan, Yunadi pun berharap persoalan masalah kesuburan pria yang masih banyak ditemui di masyarakat bisa ditanggulangi dengan baik.
Secara terpisah, Pelaksana Tugas Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Kementerian Kesehatan Eka Purnamasari dalam Lokakarya Fitofarmaka bagi Tenaga Kesehatan dan Tenaga Medis di Jakarta, Kamis (19/10/2023) menuturkan, pemerintah mendorong pelaksanaan penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan bahan obat bahan alam di Indonesia. Hal itu telah tercantum dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.
Salah satu pilar transformasi kesehatan juga menekankan pada penguatan sistem ketahanan kesehatan yang dilakukan melalui peningkatan ketahanan di sektor farmasi dan alat kesehatan. Ditargetkan, Indonesia semakin mandiri dalam memenuhi kebutuhan farmasi dan alat kesehatan, termasuk dalam memenuhi produk fitofarmaka.
Baca juga: Pemanfaatan Obat Herbal
Untuk mewujudkan hal tersebut, pengembangan jamu dan obat herbal terstandar (OHT) semakin didorong agar menjadi fitofarmaka. Obat bahan alam dalam sediaan fitofarmaka artinya keamanan dan khasiat obat tersebut telah terbukti melalui uji praklinik dan uji klinik. Bahan baku yang digunakan juga dipastikan terstandardisasi.
”Untuk mendukung pengembangan fitofarmaka, Kementerian Kesehatan sudah meluncurkan Formularium Fitofarmaka yang dapat menjadi acuan dalam perencanaan dan pengadaan fitofarmaka agar dapat tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan. Ini juga dapat menjadi acuan penggunaan fitofarmaka yang aman, bermutu, berkhasiat, dan terjangkau,” kata Eka.