Gerakan Pramuka Mencari Pimpinan yang Menjaga Marwah Pramuka
Gerakan Pramuka Indonesia harus mampu memajukan Pramuka yang relevan bagi generasi muda. Untuk itu, kepemimpinan yang mengusung semangat persatuan dan kesatuan serta gotong royong dibutuhkan.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Memajukan Pramuka di Tanah Air butuh semangat persatuan dan kesatuan. Apalagi Gerakan Pramuka kini menghadapi tantangan agar tetap relevan dengan perkembangan zaman dan memberi ruang bagi aspirasi generasi muda.
”Gerakan Pramuka Indonesia butuh pimpinan dengan sosok yang mengayomi, merangkul, menjadi teladan dan menjaga marwah Pramuka,” ujar Koordinator Gerakan Menegakkan Satya dan Darma Pramuka (Gemma Pramuka) Djatmiko Rasmin, di Jakarta, Sabtu (14/10/2023)
Menyongsong Musyawarah Nasional (Munas) XI di Banda Aceh pada 1- 4 Desember 2023, sejumlah sosok yang dinilai memenuhi syarat untuk menjadi Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka periode berikutnya mulai mencuat. Saat ini Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka adalah Komisaris Jenderal (Purn) Budi Waseso.
Djatmiko mengatakan, munas di Banda Aceh harus menjadi momentum pembenahan agar Gerakan Pramuka memiliki komitmen yang kuat untuk mengembalikan marwah Gerakan Pramuka. Penyelenggaraan Munas Aceh diharapkan dapat diselenggarakan dalam semangat persaudaraan yang damai dengan tetap menempatkan Tri Satya dan Dasa Darma sebagai suluh bagi semua.
Menurut Djatmiko, Gemma Pramuka menyambut baik munculnya sejumlah nama menjadi bakal calon ketua Kwarnas Gerakan Pramuka. Sebab, sejak beberapa bulan lalu ada tekanan dari pusat kepada kwarda untuk mendukung calon tertentu. Bahkan, ada yang mengklaim calon tertentu tersebut sudah didukung pejabat.
”Kami menolak jika ada kelompok yang memaksakan calon tertentu tersebut dipilih secara aklamasi dalam Munas di Banda Aceh. Kami mendorong pimpinan kwarda harus berani menolak intervensi semacam itu,” kata dia.
Sejumlah nama yang mencuat sebagai bakal calon ketua Kwarnas Gerakan Pramuka yang layak dipilih antara lain Budi Waseso, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi, Ahmad Rusdi, Letjen Herindra, Marsekal Madya (Purn) Eris Herryanto, Siti Atikoh Supriyanti (Ketua Kwarda Jawa Tengah), Atalia Praratya (Ketua Kwarda Jawa Barat). Selain itu, ada Yudha Adyaksa, Ketua Dewan Kerja Nasional Penegak dan Pandega masa bakti 2013-2018 dan mantan Kepala Pusinfo Kwarnas Pramuka.
Sejumlah pengurus Kwarda Pramuka mulai memberikan dukungan pada calon ketua Kwarnas Pramuka untuk dipilih. Salah satu dukungan yang cukup kuat yakni GKR Mangkubumi menjadi calon ketua kwarnas periode 2023-2028.
Kwarda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah mengirim surat kepada kwarnas terkait usulan nama GKR Mangkubumi sebagai calon ketua kwarnas pada Munas Pramuka di Banda Aceh. Surat dukungan tersebut diteken Wakil Ketua Kwarda DIY Bidang Organisasi Manajemen dan Hukum Edy Heri S.
Mantan Ketua Dewan Kerja Daerah (DKD) DIY Anis Ilahi mengatakan, dukungan kepada GKR Mangkubumi diberikan karena beliau pernah menyampaikan jika kwarda-kwarda mendukung dan ingin bersama-sama serta bergotong royong membangun Gerakan Pramuka agar lebih baik, dia siap memimpin Gerakan Pramuka. GKR Mangkubumi memiliki pengalaman sebagai Ketua Kwarda DIY, pernah menjadi Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia DIY, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia DIY, dan Ketua Forum CSR (Corporate Social Responsibility) Indonesia.
Dukungan kepada GKR Mangkubumi sebagai calon juga diberikan Kwarda Jawa Timur. Ketua Harian Kwarda Jawa Timur Prof Suyatno telah mengirim surat dukungan yang ditujukan kepada ketua kwarnas.
Suyatno mengingatkan kepada kakak-kakak pimpinan kwarda se-Indonesia tentang sejarah Gerakan Pramuka yang berdiri pada tahun 1961. Saat itu, Presiden Soekarno mengamanatkan kepada Sultan Hamengku Buwono IX untuk menyatukan puluhan organisasi kepanduan ke dalam satu organisasi, yaitu Gerakan Pramuka.
”Semangat persatuan dan persaudaraan untuk memajukan kepramukaan di Tanah Air menjadi pesan kunci Bapak Presiden kepada Kak Sultan Hamengku Buwono IX,” kata Suyatno.
Menurut Suyatno, kondisi Kwarnas Pramuka selama lima tahun ini tidak sehat dan jauh dari semangat persatuan serta persaudaraan. ”Pimpinan kwarda-kwarda diharapkan mendengarkan dan memperjuangkan aspirasi dan harapan dari adik-adik peserta didik, kakak-kakak pembina, pelatih dan andalan yang ingin ketua kwarnas mendatang sebagai sosok pemersatu dan penjaga marwah Pramuka,” kata Suyatno.
Secara terpisah, Ketua Kwarda Nusa Tenggara Timur Pieter Manuk mengatakan, pihaknya meminta setiap kwarda hanya mengusulkan satu nama bakal calon ketua kwarnas. Kwarnas diminta untuk memberikan ruang demokrasi yang lebih luas kepada kwarda untuk mengusulkan lebih dari satu orang calon.
Pieter meminta kwarnas hanya merekapitulasi nama-nama bakal calon yang diusulkan oleh kwarda, kemudian mengumumkan sebelum diverifikasi sesuai ketentuan yang berlaku. Dia menjelaskan bahwa harus ada perubahan dalam wadah kwarnas lima tahun ke depan.
Hal senada disampaikan Sekretaris Kwarda Sulawesi Selatan Rahmansyah. Menurut dia, saat ini Gerakan Pramuka membutuhkan keteladanan dari pimpinannya.
”Mari kita kawal Munas Pramuka di Banda Aceh berjalan dengan keteladanan sebagaimana Pramuka sebagai organisasi pendidikan. Munas di Banda Aceh harus riang gembira dan berlangsung dengan tenang dan tidak mencekam serta tidak terulang kejadian seperti Munas Pramuka di Kendari (tahun 2018) yang penuh dengan tekanan dan ancaman dari luar,” kata Rahmansyah.