logo Kompas.id
HumanioraSublimasi Kopi, dari...
Iklan

Sublimasi Kopi, dari Menyakitkan Menjadi Menyenangkan

Kopi memiliki sejarah kelam. Tanaman itu tumbuh dari keringat petani korban tanam paksa di era kolonial Belanda. Pameran Road to Max Havelaar merangkumnya dalam karya seni rupa.

Oleh
STEPHANUS ARANDITIO
· 3 menit baca
Pengunjung mengamati karya berjudul Arek Tengger Panen Kopi oleh Bambang Sudarto dalam pameran seni rupa dan perjalanan kopi Indonesia, Road to Max Havelaar, di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (5/10/2023).
KOMPAS/ADRYAN YOGA PARAMADWYA

Pengunjung mengamati karya berjudul Arek Tengger Panen Kopi oleh Bambang Sudarto dalam pameran seni rupa dan perjalanan kopi Indonesia, Road to Max Havelaar, di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (5/10/2023).

JAKARTA, KOMPAS — Kopi yang menjadi bagian dari gaya hidup anak muda hari ini dapat diseruput melalui perjuangan panjang. Kopi tumbuh dari keringat para petani korban tanam paksa di era kolonial Belanda. Ke depan, kopi Indonesia harus dikenal sebagai hal yang membanggakan sekaligus menyenangkan.

Hal itu mengemuka dari pameran seni rupa bertajuk ”Road to Max Havelaar” oleh 14 perupa di Bentara Budaya Jakarta pada 5-9 Oktober 2023. Inspirasi pameran ini datang dari buku Max Havelaar karya Multatuli pada tahun 1860, penulis asal Belanda dengan nama asli Eduard Douwes Dekker.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000