Di Era Digital, Menabung dan Menambah SKS dari Luar Ruang Kuliah
Perkuliahan di perguruan tinggi tidak lagi terbatas di ruang kuliah. Belajar di luar kampus kini difasilitasi untuk mendapat pengakuan SKS.
Era digital membawa perubahan cara belajar. Belajar secara kombinasi atau hibrida maupun sepenuhnya daring sudah jadi praktik yang makin lazim dilakukan siswa hingga mahasiswa. Di tingkat perguruan tinggi, satuan kredit semester bahkan sudah bisa ditabung sebelum jadi mahasiswa.
Cara-cara kuliah yang selama ini terpaku dengan dosen di ruang kuliah mulai mencair. Dengan sistem kredensial mikro, peraihan sistem kredit semester (SKS) tidak lagi hanya dari ruang kuliah. Belajar daring dari lembaga kredensial mikro hingga massive open online courses (MOOC) semakin menjadi tren yang membuka akses belajar ke perguruan tinggi terbuka bagi semua orang yang mau belajar.
Sejak 2022, Universitas Indonesia (UI) membuka peluang bagi siswa SMA/SMK/MA sederajat untuk bisa belajar dan menimba ilmu di UI lewat program Pre-University (Pre-U). Program ini juga terbuka untuk peserta umum jenjang S-1/S-2 atau lulusan SMA yang dalam masa tunggu (gap year) yang ingin melanjutkan ke jenjang berikutnya.
Direktur Center for Independent Learning (CIL) UI, F Astha Ekadiyanto di Jakarta, Rabu (3/10/2023), menjelaskan, kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara daring dengan sistem mengumpulkan kredensial mikro. Kredit yang didapatkan nantinya akan ditransfer menjadi SKS jika peserta diterima menjadi mahasiswa UI.
Baca juga: Akses Kuliah Diperluas
Pre-U termasuk bentuk program jangka pendek yang berlangsung selama 16 pekan, yaitu setara dengan satu semester akademik. Ada 14 topik pembahasan yang berbeda. Di tahun awal, peserta masih disubsidi alias gratis. Namun, di tahun ini direncanakan berbayar Rp 500.000-Rp 750.000.
Menurut Astha, selain bisa merasakan jadi mahasiswa UI, kegiatan ini bertujuan agar peserta memahami program studi (prodi) yang akan dipilih kelak saat kuliah di UI melalui mata kuliah Pre-U yang diambilnya.
UI berkomitmen membuka akses pendidikan tinggi bagi seluruh negeri melalui program Pre-U ini.
”UI ingin mendukung peningkatan akses ke perguruan tinggi. Para mahasiswa bisa punya pilihan untuk merencanakan kuliahnya. Kami terus mengembangkan supaya semakin banyak pilihan mata kuliah yang umum, yang bisa diakui di program studi maupun lintas program studi di UI. Bahkan, bukan tidak mungkin bekerja sama dengan perguruan tinggi lain untuk bisa mendapat pengakuan SKS. Yang diutamakan tetap menjamin kualitas pembelajaran,” papar Astha.
Sejak diresmikan pada Agustus 2022, program Pre-U diminati sebanyak 800 pelajar di tingkat SMA/SMK/MA. Karena gratis, ketuntasan berbagai mata kuliah bervariasi, ada yang 100 persen, 50 persen, hingga 10 persen.
Target utamanya pelajar kelas XII. Namun, pelajar SMA di bawahnya yang berminat dan menuntaskan kuliah juga dapat ikut mendaftar.
Untuk tahun 2023, pendaftaran Pre-U dibuka hingga 29 Desember 2023 (periode pendaftaran mungkin saja berbeda untuk setiap mata kuliah yang dibuka). Adapun pilihan mata kuliah dapat diakses di laman cil.ui.ac.id setelah melakukan log in menggunakan akun yang sudah dibuat sebelumnya.
”Peserta yang telah mengumpulkan kredensial mikronya hingga maksimal tiga tahun dapat mengikuti seleksi masuk UI ke program studi yang diminati. Ketika diterima sebagai mahasiswa UI, maka akan memperoleh pengakuan atas kredensial mikronya melalui sistem credit earning atau SKS, untuk selanjutnya menyelesaikan sisa SKS studinya,” jelas Astha.
Lebih lanjut Astha menjelaskan credit earning adalah SKS yang menjadi tabungan kredit mata kuliah peserta program Pre-U. Saat diterima berkuliah di UI, dapat langsung ditransfer sebagai pemenuhan mata kuliah tersebut dan tidak perlu lagi diambil.
”UI berkomitmen membuka akses pendidikan tinggi bagi seluruh negeri melalui program Pre-U ini,” kata Astha.
Sertifikat kompetensi
Secara terpisah, di IPB University, para mahasiswa program S-1 dan D-4 akan dibekali dengan 17.000 akun kredensial mikro demi menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul dan berdaya saing. ”Upaya ini merupakan wujud IPB University untuk membantu lulusannya lebih andal dan lebih cepat mendapat pekerjaan,” ujar Rektor IPB University Arif Satria dalam pidatonya di acara Dies Natalis Ke-60 IPB University, beberapa waktu lalu.
Arif mengatakan, tahun ini, IPB University bersama perusahaan mitra akan membekali para mahasiswa untuk mendapatkan sertifikat kompetensi. Disiapkan 17.000 akun bagi mahasiswa S-1 dan D-4 mulai tahun 2023 dan tahun depan dari lembaga kredensial mikro seperti LinkedIn Learning, Coursera, dan Udemy, semuanya dibiayai oleh IPB University.
Kredensial mikro merupakan sertifikasi kompetensi yang dikeluarkan perusahaan setelah seseorang menyelesaikan proses pembelajaran praktik dan mengasah keterampilan dalam waktu relatif singkat. Sertifikasi ini dinilai mampu memberikan mahasiswa nilai dan kualitas lebih di mata para pencari pekerja.
Berdasarkan hasil survei, kredensial mikro yang dikeluarkan oleh perusahaan lebih meyakinkan pemberi kerja. Pelamar kerja akan dinilai lebih kompeten di bidangnya.
Baca juga: Perguruan Tinggi dan Industrialisasi Baru
Ada 21.500 jenis kursus yang disediakan dan dapat diakses sebebas-bebasnya. Bahkan, IPB University juga memikirkan agar semua kredensial mikro tersebut bisa disetarakan dengan SKS atau mata kuliah. Upaya ini diharapkan dapat memudahkan mahasiswa dan merupakan bentuk fleksibilitas pembelajaran IPB University,” kata Arif.
Beberapa jenis skill kompetensi yang disediakan adalah berpikir kritis, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, pemasaran digital, analisis daya, manajemen proyek, machine learning, hingga perencanaan strategis dan berpikir strategis.
Belajar fleksibel
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung (ITB) Jaka Sembiring di acara ITB Talks mengatakan, perguruan tinggi didorong bersaing di tingkat dunia dan diberi keleluasaan menentukan standar sesuai kompetensi lulusan serta meningkatkan mutu tridarma perguruan tinggi.
”Salah satunya, memberikan kewenangan besar kepada perguruan tinggi dalam proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi pembelajaran. Hal itu terkait dengan perumusan kompetensi lulusan,” ujar Jaka.
Dalam Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti) 2023, standar proses pembelajaran menekankan pada suasana belajar yang menyenangkan bagi mahasiswa, kesempatan yang sama, keamanan, kenyamanan, dan kesejahteraan. Hal ini meliputi pembelajaran yang dapat dilakukan secara tatap muka, jarak jauh termasuk daring, atau kombinasi tatap muka dengan jarak jauh. Materi pembelajaran dapat disusun secara terintegrasi dari bentuk mata kuliah, modul, blok tematik, program kompetensi mikro (kredensial mikro, pembelajaran MOOC, dan/atau lain-lain); dan fleksibilitas dalam penilaian hasil belajar.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbudristek Nizam mengatakan, kredensial mikro termasuk bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Lewat program Kampus Merdeka, pengakuan untuk belajar mahasiswa hingga 20 SKS.
Nizam mencontohkan, salah satu program unggulan MBKM Kemendikbudristek adalah Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), salah satunya program Bangkit kerja sama dengan Google. Setiap tahun, program Bangkit melatih sekitar 9.000 mahasiswa dengan kompetensi kredensial mikro, seperti machine learning, koputasi awan, dan pemrograman android. Ada juga program Orbit bersama Microsoft.
”Program tersebut dilaksanakan secara penuh waktu selama satu semester. Program Bangkit dan capstone design project-nya total 900 jam setara dengan 20 SKS lebih,” kata Nizam.