Media Massa yang Berintegritas Jadi Sumber Rujukan di Era Digital
Media massa memiliki peran yang sangat penting sebagai sumber rujukan di era digital. Beberapa media arus utama juga telah memiliki rekam jejak menjadi sumber informasi yang kredibel.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Perkembangan era digital membuat masyarakat semakin mudah memperoleh beragam informasi tanpa melalui proses verifikasi. Oleh karena itu, media massa memiliki peran yang sangat penting sebagai sumber rujukan di era digital. Beberapa media arus utama juga telah memiliki rekam jejak menjadi sumber informasi yang kredibel.
Hal tersebut mengemuka dalam diskusi @america bertajuk ”Membentuk Tata Kelola yang Baik: Integritas Media dalam Media Cetak dan Piksel” di Jakarta, Jumat (15/9/2023) malam. Hadir sebagai narasumber pimpinan redaksi dari media massa, yakni harian Kompas, The Jakarta Post, dan Tempo Digital.
Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas Tri Agung Kristanto memandang, digitalisasi memang mendisrupsi, tetapi tidak akan sampai membunuh media. Hal yang dapat membunuh media adalah ketidakmampuan dalam beradaptasi dan pandemi Covid-19.
Media bisa bertahan, tumbuh, dan dibutuhkan masyarakat bila memiliki integritas dan kredibilitas.
”Media-media yang mempertahankan integritasnya akan hidup. Sebab, dengan integritas ini, media bisa bernegosiasi dengan siapa pun. Idealisme juga akan memandu media untuk bekerja secara profesional. Idealisme dan profesionalisme akan dilihat oleh orang lain menjadi sebuah kredibilitas hingga memunculkan trust (kepercayaan),” ucapnya.
Ia juga menilai, sejak era digitalisasi, banyak pihak mendirikan media bukan karena idealisme, melainkan sebuah peluang ekonomi. Hal inilah yang mendasari muncul banyak media daring di Indonesia yang tidak mengedepankan kredibilitas.
”Integritas bisa ditunjukkan dengan baik bila kita melakukan literasi media. Media hari ini harus terus melakukan literasi kepada publik agar mereka memahami terdapat perubahan-perubahan dalam lanskap media. Ini termasuk memahami bahwa media bisa bertahan, tumbuh, dan dibutuhkan masyarakat bila memiliki integritas dan kredibilitas,” tuturnya.
Jurnalis menjalankan verifikasi
Chief Executive Officer (CEO) Info Media Digital (Tempo Digital) Wahyu Dhyatmika mengemukakan, di era digital saat ini banyak informasi pertama kali muncul di media sosial. Persoalan kemudian muncul ketika sesuatu yang banyak diperbincangkan tersebut merupakan informasi yang belum terverifikasi dan tidak jelas konteksnya.
”Di sinilah peran jurnalisme atau pers. Kami memberikan konteks atau penjelasan bagaimana pernyataan itu terlontar dan dalam situasi apa. Jadi, penting sekali untuk publik memahami fungsi pers dan tidak pada tempatnya jika wartawan menulis sebuah berita tanpa verifikasi. Sebab, tugas pers melakukan fungsi verifikasi dan konfirmasi,” ujarnya.
Menurut Wahyu, perkembangan teknologi digital yang sangat cepat terkadang melampaui kemampuan regulasi dan literasi sehingga terjadi kegagapan di masyarakat. Hal ini ditunjukkan dari banyaknya masyarakat yang memercayai dan membenarkan berbagai informasi yang tersebar di grup aplikasi percakapan.
Berangkat dari kondisi ini, diperlukan keseimbangan agar sebuah platform mempunyai tanggung jawab terhadap kesehatan dan kredibilitas informasi tersebut. Sebab, informasi yang tersebar ini bisa menimbulkan misinformasi jika tidak disampaikan secara utuh.
”Peran jurnalisme di sini juga sangat penting untuk menjadi sumber rujukan informasi dan ketika orang bingung mereka akan lari ke media. Bila kebiasaan ini sudah tercipta, harusnya bisa tertransformasi di era digital karena konsumsi informasi sudah berubah,” lanjutnya.
Wahyu menekankan, beberapa media arus utama memiliki pengalaman dan rekam jejak menjadi sumber informasi yang kredibel. Hal ini seharusnya menjadi dasar dan pertimbangan bagi publik dari berbagai elemen, termasuk generasi muda, untuk mulai memercayai media arus utama tersebut, khususnya yang telah berusia puluhan tahun.
CEO Jakarta Post Yudi Wanandi juga menekankan terkait integritas dan kredibilitas dalam dunia jurnalistik. Di sisi lain, aspek verifikasi dan kedalaman juga sangat penting sehingga berita yang dibuat tidak sekadar mengedepankan aspek kecepatan.
”Media harus selalu memeriksa fakta ke beberapa pihak dan tidak hanya memberitakan satu pihak saja agar ada keseimbangan,” katanya.