Otorita IKN Jajaki Pembuatan Pusat Pelestarian Orangutan
Kepala Otorita IKN Bambang Susantono mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (Borneo Orangutan Survival Foundation/BOSF), untuk menjajaki pembuatan Pusat Pelestarian Orangutan.
Oleh
SUHARTONO
·4 menit baca
Seekor orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus) sedang bermain di Pusat Rehabilitasi Samboja Lestari yang dikelola Borneo Orangutan Survival Foundation di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Selasa (16/5/2023). Orangutan di sini akan dilepasliarkan setelah dilatih mandiri hidup di alam.
JAKARTA, KOMPAS — Bekerja sama dengan Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo, Otorita Ibu Kota Nusantara atau OIKN akan menjajaki pembuatan Pusat Pelestarian Orangutan di area IKN. Saat ini, selain tengah melakukan survei untuk mendapatkan lokasi yang cocok untuk wildlife corridor tersebut, OIKN juga mencari sumber pendanaannya.
Saat dihubungi di Jakarta, Senin (7/8/2023), Kepala OIKN Bambang Susantono, mengatakan, kerja sama dengan Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (Borneo Orangutan Survival Foundation/BOSF) untuk pembuatan Pusat Pelestarian Orangutan di area IKN didasari dengan pengalaman yayasan yang selama ini melakukan reforestasi BOSF dalam transformasi hutan produksi dan lahan lainnya menjadi hutan tropis di Kalimantan.
OIKN terbuka bersama-sama dengan pihak-pihak lainnya, termasuk dengan BOSF, untuk mewujudkan wildlife corridor di Kota Hutan Berkelanjutan ( Sustainability Forest City) di IKN.
”OIKN terbuka bersama-sama dengan pihak-pihak lainnya, termasuk dengan BOSF, untuk mewujudkan wildlife corridor di Kota Hutan Berkelanjutan (Sustainability Forest City) di IKN,” tandasnya.
Seusai penanaman bersama lima rektor perguruan tinggi dan pimpinan Redaksi Kompas di Samboja Lestari, yang dikelola BOSF, akhir pekan lalu, Bambang mengakui, yayasan yang didirikan sejak 1991 itu memiliki pengalaman bertahun-tahun melakukan reforestasi BOSF dan areal hutan tropis lainnya.
Tenaga Ahli Bidang Komunikasi/Juru Bicara OIKN Troy Pantaouw menambahkan, pengelolaan Pusat Pelestarian Orangutan di area IKN akan dilakukan secara kolaboratif antara OIKN dan BOSF.
Sementara itu, berbekal pengalaman sejak 2001 melakukan rehabilitasi hutan dan penghutanan kembali kawasan tandus di Samboja Lestari di Balikpapan, Kaltim, yang kini digunakan untuk penyelamatan orangutan Borneo, Manajer Program Regional Kaltim BOSF Aldrianto Priadjati BOSF menyatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan OIKN mewujudkan Kota Hutan Berkelanjutan.
Menurut dia, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2022 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional IKN Tahun 2022-2042, Samboja Lestari yang berada di Wilayah Pengembangan Tujuh atau WP-7 Simpang Samboja IKN, akan ikut bersama-sama mengelola Kota Hutan Berkelanjutan seraya menyelamatkan orangutan dan beruang madu.
”IKN yang saat ini tengah memulai pembangunan Kota Hutan Berkelanjutan dari kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) tentu akan jauh lebih muda mewujudkannya. Kawasan IKN di areal HTI yang memiliki lahan dengan terpeliharanya unsur hara, akan jauh lebih mudah dikembangkan menjadi hutan tropis. Tidak seperti kawasan tandus dan padang alang-alang di saat awal Samboja Lestari yang butuh waktu 16 tahun sejak dikembangkan 2006,” ujar Aldrianto.
Saat Samboja Lestari dihutankan kembali, kami perlu waktu 16 tahun untuk mendapatkan lingkungan hutan seperti sekarang ini. Pada 2016, Samboja Lestari sudah menjadi kawasan hutan tropis.
”Saat Samboja Lestari dihutankan kembali, kami perlu waktu 16 tahun untuk mendapatkan lingkungan hutan seperti sekarang ini. Pada 2016, Samboja Lestari sudah menjadi kawasan hutan tropis,” ujar Aldrianto seraya menunjukkan perbandingan foto saat 2001 dan 2016.
Menurut Andrianto, sejak Yayasan BOSF didirikan 1991, sejak 2001 BOSF mulai melakukan rehabilitasi lahan. ”Waktu itu, kami mulai menghutankan kembali 1.800 hektar lahan tandus BOSF ini. Dimulai dari menanam tanaman keras agar menarik satwa untuk datang dan memakan bijinya. Setelah itu, burung-burung datang tertarik dengan makanan yang tersedia dari pohon-pohon yang tumbuh. Burung-burung itu juga membawa biji-bijian bibit dari tempat lain yang kemudian tumbuh di sini,” papar Andrianto.
Andrianto meyakini dengan konsep Kota Hutan Berkelanjutan tersebut diyakini bisa mengakomodasi kepentingan Samboja Lestari dalam pengelolaan kawasan hijau di tengah format besar IKN.
Lebih jauh, Aldrianto menyatakan, Samboja Lestari memiliki potensi yang dapat menopang IKN.
”Samboja Lestari sudah memberikan bukti melalui rehabilitasi kawasan tandus dan alang-alang. Kami juga melakukan biodiversitas flora dan fauna khas Kalimantan. Samboja Lestari juga menggunakan energi ramah lingkungan melalui solar panel. Selama ini, Samboja Lestari juga menjadi penyedia air dan karbon bagi lingkungan sekitar termasuk kawasan pengembangan. Karena itu, Samboja Lestari dapat menjadi miniatur pengembangan hutan di IKN,” kata Aldrianto.
”(Selain itu) Samboja Lestari selama ini sudah dikenal juga sebagai tempat konservasi orangutan dan beruang madu, pusat pendidikan lingkungan dan ekowisata yang bertanggung jawab,” tambahnya.