Kontingen Pramuka Indonesia Segera Dievakuasi dari Lokasi Perkemahan di Korea Selatan
Jambore Pramuka Dunia di Korea Selatan menghadapi ancaman topan dan cuaca panas.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kontingen Indonesia di Jambore Pramuka Dunia Ke-25 yang berlangsung di Bumi Perkemahan Sae Man-Geum, Korea Selatan, menghadapi ancaman topan Khanun. Pemerintah Korea Selatan akan mengevakuasi para peserta Jambore Pramuka Dunia sebelum 12 Agustus 2023.
Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka/Kepala Komunikasi Kehumasan dan Informatika Berthold Sinaulan, Senin (7/8/2023), mengatakan, kegiatan jambore semula direncanakan selesai 12 Agustus 2023. Adanya topan Khanun yang bergerak mendekati Sae Man-Geum membuat Pemerintah Korea Selatan menyiapkan evakuasi.
”Kontingen Gerakan Pramuka Indonesia juga telah menyiapkan rencana darurat untuk menghindari amukan topan Khanun tersebut. Kedutaan Besar RI di Seoul dan Pemerintah Provinsi Jeollabuk siap membantu kontingen Indonesia,” kata Berthold.
Berthold menambahkan, orangtua peserta tidak perlu khawatir karena kemungkinan topan Khanun akan datang sekitar 9-10 Agustus. ”Jadi, masih ada waktu untuk berkemas dan masuk ke dalam bus untuk dibawa ke tempat penampungan. Proses pemindahan peserta sudah disiapkan dengan rapi oleh Pemerintah Korsel. Khusus untuk kontingen Indonesia, dibantu sepenuhnya oleh KBRI di Seoul,” papar Berthold.
Terkait keberlanjutan acara, Jambore Pramuka Dunia dijadwalkan tetap dilakukan pada 11 Agustus 2023 dengan adanya Konser K-Pop. Kegiatan ini akan diadakan di luar arena perkemahan.
Kontingen Gerakan Pramuka Indonesia yang mengikuti Jambore Pramuka Sedunia Ke-25 pada 1-12 Agustus berjumlah 1.579 orang. Kontingen dipimpin Mayor Jenderal Mar (Purn) Yuniar Ludfi.
Ancaman cuaca panas
Saat menjalani jambore, peserta menghadapi cuaca amat panas mencapai 38-40 derajat celsius di siang hari. Kontingen Indonesia umumnya terdiri dari peserta didik berusia 14-17 tahun.
Akibat cuaca panas, ada beberapa anak yang harus dirawat karena kepanasan dan kaki terluka serta terkilir, tetapi semuanya sudah berhasil dirawat dengan baik dan dinyatakan boleh kembali ke tenda masing-masing. Pihak kontingen Indonesia melalui tim dokter dan sekretariat juga memberikan pendampingan penuh, termasuk penyediaan transportasi, pembelian obat, dan penyediaan kursi roda serta tongkat penyangga untuk yang memerlukannya.
Pemerintah Korea Selatan telah memberikan perhatian penuh kepada masalah-masalah yang terjadi, antara lain menerjunkan tentara Korea untuk membantu mengatasi masalah sanitasi, perbaikan unit yang diperlukan, dan memperbaiki jalan yang masih tergenang air. Pihak Kementerian Kesehatan dan Palang Merah Korea Selatan juga telah menambah dokter dan paramedis serta peralatan, termasuk sejumlah bus berpendingin udara yang dilengkapi unit perawatan medis.
Wakil Ketua I Kwarnas Pramuka/Ketua Komisi Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Ahmad Rusdi mengatakan, kontingen Indonesia mendapat dukungan penuh dari Kedutaan Besar RI di Korea Selatan, yang memperhatikan kondisi seluruh anggota kontingen. Bahkan, Kedubes RI segera menyiapkan kendaraan untuk memudahkan pimpinan kontingen dan tim dokter mengecek kondisi seluruh peserta Indonesia yang tersebar di berbagai tempat dalam area sekitar 8 kilometer persegi ini.
Cuaca panas memengaruhi kegiatan Jambore Pramuka Dunia yang diikuti sekitar 43.000 peserta dari 158 negara. Pada 4 Agustus 2023, misalnya, panitia atas anjuran Pemerintah Korea Selatan menghentikan semua kegiatan di luar ruangan agar peserta dan panitia dapat kesempatan beristirahat.
”Jambore Pramuka Dunia menjadi kesempatan yang membahagiakan dan langka bagi Pramuka Penggalang seluruh dunia,” kata Rusdi.