Perguruan Tinggi Didorong Siapkan Lulusan yang Relevan
Gelar sarjana tidak lagi menjamin mudah mendapatkan pekerjaan. Fenomena ini terjadi di Indonesia dan dunia.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kesiapan lulusan perguruan tinggi untuk menjadi profesional dan mandiri tidak cukup hanya mengandalkan perkuliahan. Berbagai program penguatan kompetensi profesional kini disiapkan kampus dan pemerintah guna memastikan lulusan perguruan tinggi semakin relevan dengan tuntutan perubahan yang terjadi.
Hal tersebut terlihat dari indikator kinerja utama (IKU) peguruan tinggi. Ada delapan indikator kinerja yang harus dicapai perguruan tinggi, antara lain lulusan mendapatkan pekerjaan yang layak, mahasiswa mendapatkan pengalaman di luar kampus, dan hasil kerja dosen digunakan masyarakat dan mendapat pengakuan internasional.
Ruang bagi mahasiswa untuk memperkaya pengalaman dalam kehidupan nyata juga terus disediakan. Salah satunya lewat Kuliah Kernya Nyata (KKN) Kebangsaan.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Teknologi, dan Riset, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nizam, Jumat (4/8/2023), mengatakan, membekali diri dengan ilmu-ilmu kehidupan kini semakin penting bagi mahasiswa. Ilmu ini diperoleh dari interaksi langsung dengan berbagai kalangan masyarakat.
”Ilmu kehidupan didapatkan justru dari kampus kehidupan, dari petani, masyarakat di desa, buruh, kuli dan para pekerja lapangan. Di sanalah hadir kearifan. Di sanalah belajar tentang keuletan, disiplin, tanggung jawab. Itulah salah satu tujuan penting dari KKN Kebangsaan,” kata Nizam.
Nizam mengingatkan, perguruan tinggi harus fokus dalam menyiapkan lulusan yang betul-betul produktif, mempunyai kompetensi berdaya saing dan berakhlak mulia. Namun, kompetensi yang semakin baik, unggul, dan berdaya saing tidak ada artinya jika tidak disertai dengan integritas yang semakin tinggi.
Membangun masyarakat
Sebanyak 951 mahasiswa berbagai perguruan tinggi mengikuti KKN Kebangsaan XI di Stadion Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat. Para mahasiswa menjalani KKN Kebangsaan di 98 desa sasaran di Kabupaten Sambas dan Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat pada 20 Juli–20 Agustus 2023.
Nizam menjelaskan, KKN Kebangsaan hadir untuk membangun persahabatan dan persaudaraan Nusantara. Selain itu, KKN Kebangsaan merupakan salah satu wahana bagi perguruan tinggi untuk bersama-sama mewujudkan tridarma perguruan tinggi melalui tindakan nyata bersama-sama membangun masyarakat.
”Program ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapatnya di perguruan tinggi, mengembangkan soft skills, mematangkan kepribadian,” kata Nizam.
Sementara Motanus Yabatanong, mahasiswa Universitas Musamus Merauke berharap dengan mengikuti KKN Kebangsaan ini dia bisa mengaplikasikan ilmu perikanan tangkap dan penggunaan alat tangkap ikan yang ramah lingkungan. “Saya berharap pengalaman yang diperoleh di KKN Kebangsaan ini dapat menjadi bekal dalam membangun daerah asal di Papua Selatan,” kata Montanus.
Hasil jajak pendapat Wall Street Journal, Amerika Serikat, 31 Maret 2023, menunjukkan krisis kepercayaan orang terhadap perguruan tinggi menurun. Sebanyak 56 persen warga AS sekarang menganggap gelar sarjana tidak lagi sebanding dengan waktu dan uang yang sudah banyak dihabiskan untuk kuliah.
Beberapa tahun lalu, sekitar 80 persen pekerjaan yang diiklankan oleh perusahaan teknologi IBM masih mensyaratkan gelar sarjana. Tetapi, sekarang paling tersisa 40 persen. ”Gelar sarjana bukan satu-satunya indikator keterampilan yang mungkin dimiliki seseorang,” kata Kelli Jordan, salah satu Wakil presiden IBM.
Penguatan kompetensi dan karakter yang relevan pun kemudian mulai disiapkan perguruan tinggi. Di Indonesia, lewat program Kampus Merdeka, belajar di luar kampus yang berkolaborasi dengan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat jadi alternatif bagi mahassiswa untuk siap beradaptasi dengan dinamika perubahan dan teknologi digital yang cepat.
Kini, program yang mendorong mahasiswa untuk mandiri sebagai wirausaha juga semakin diperkuat. Untuk mendorong pertumbuhan wirausaha di kalangan mahasiswa, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi menyelenggarakan Indonesia Student Entrepreneur Camp (ISEC) 2023 yang digelar pekan ini hingga Jumat (4/8/2023) di Jakarta. Kegiatan yang diikuti 100 orang mahasiswa terpilih ini merupakan rangkaian dari Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) Tahun 2023.
Beberapa tahun lalu, sekitar 80 persen pekerjaan yang diiklankan oleh perusahaan teknologi IBM masih mensyaratkan gelar sarjana. Tetapi, sekarang paling tersisa 40 persen.
“Mahasiswa akan mendapat banyak sekali pemahaman di bidang entrepreneur dari para narasumber hebat. Selain itu, mereka akan memperoleh pengalaman secara langsung dengan merealisasikan proposal usaha yang akan mereka jalankan”, ujar Core Team P2MW Tahun 2023, Nurul Safitri.
Lailatul Muharomah, peserta ISEC 2023 dari Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, berharap dapat meningkatkan pengetahuan untuk mengelola bisnis yang ia jalankan. Selain itu, ia berharap dapat memupuk jejaring baik antarpeserta ISEC maupun dengan pelaku usaha yang menjadi narasumber.
Para mahasiswa berkesempatan mengikuti kunjungan bisnis ke dua perusahaan terpilih yaitu Blibli yang bergerak di bidang e-commerce dan Ever Shine Tex yang bergerak di bidang manufaktur tekstil.
Unjuk karya
Sementara itu, penguatan kompetensi mahasiswa di luar kampus mulai menuai hasil. Sejumlah alumni program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), sebuah program mobilitas luar negeri yang diinisiasi Kemendikbudristek bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), baru-baru ini meluncurkan buku berisikan antologi esai dari 10.
Buku berjudul “Eropa Tengah dan Timur Dalam Teropong Indonesia: Jauh Di Mata, Dekat Di Hati?” ini mencoba mengulik peran penting dari negara-negara Eropa Tengah dan Timur dalam percaturan dunia dan potensi kerja sama dengan Indonesia dari kacamata para alumni Program IISMA yang pernah tinggal di sana selama beberapa bulan.
Kepala Program IISMA Rachmat Sriwijaya bangga melihat alumni program ini bisa menghasilkan karya tulis komprehensif dan berkualitas tinggi. ”Kami yakin bahwa pengalaman penulis, yang tidak hanya mencakup pendidikan langsung di kampus-kampus terbaik di Eropa Tengah dan Timur, tetapi juga kehidupan bermasyarakat yang melibatkan akademisi dan penduduk lokal, menjadikan adik-adik penulis ini kredibel dalam mengulas topik ini,” kata Rachmat.