Gletser Terbesar Greenland Menyusut 42 Persen karena Pemanasan Global
Lapisan es Greenland telah mencair semakin cepat selama beberapa dekade terakhir. Ini bisa mengakibatkan naiknya permukaan laut sebesar 1,4 milimeter per tahun.
Oleh
AHMAD ARIF
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Lapisan es Greenland telah mencair semakin cepat selama beberapa dekade terakhir. Hal ini bisa mengakibatkan naiknya permukaan laut 1,4 milimeter per tahun. Pengukuran terbaru menemukan, gletser terbesar di Greenland telah menyusut 42 persen sejak tahun 1998.
Kawasan Greenland diketahui memiliki tiga gletser dengan lidah es mengambang di laut yang tersisa. Gletser terbesar adalah Nioghalvfjerdsbrae yang terletak di 79 derajat lintang utara sehingga disebut 79NG. Lapisan gletser ini menjadi fokus studi baru tentang dampak perubahan iklim yang dilaporkan di The Cryosphere pada Kamis (3/8/2023).
Ole Zeising dari Institut Alfred Wegener, Helmholtz Center for Polar and Marine Research, Jerman, dan tim menemukan lapisan es ini telah menipis 42 persen sejak tahun 1998, kehilangan satu ketebalan es rata-rata 38 meter sejak 2018.
Para ilmuwan menghubungkan fenomena tersebut dengan peningkatan suhu lautan yang membawa arus yang lebih hangat ke area tersebut dan menyebabkan peningkatan pencairan dan mundurnya gletser.
Penelitian sejak 2010 yang menggunakan radar udara untuk menghasilkan gambar permukaan dan struktur internal gletser telah menemukan bahwa saluran subglasial (di bawah gletser) setinggi 500 meter dan lebar 1 kilometer telah mengikis gletser di dasar karena masuknya air Atlantik yang hangat pada suhu melebihi 1 derajat celsius.
Air Atlantik ini membawa air asin pekat ke dasar gletser dan menghangatkan es di sekitarnya, menyebabkan pencairan. Air lelehan yang lebih apung kemudian mengalir lebih jauh ke dalam rongga subglasial dan mengintensifkan pelelehan dasar gletser. Selain itu, air lelehan juga mengakibatkan saluran distribusi subglasial terbentuk dan menyebar ke hulu di bawah gletser yang semakin meningkatkan pencairan.
Menaikkan muka laut
Pencairan subglasial ini telah mengakibatkan menurunnya keseluruhan permukaan gletser sebesar 7,6 meter per tahun dan air lelehan mengalir ke laut dengan kecepatan 150 meter per tahun, terutama di musim panas dan berkurang hingga hampir nol untuk bulan-bulan yang tersisa.
Di satu lokasi, permukaan gletser telah menurun sekitar 57 meter sejak 2010. Hanya 190 meter es yang tersisa di atas saluran subglasial ini membuatnya rentan terhadap pencairan di atas dan di bawah. Dengan laju pencairan ini, kenaikan permukaan laut yang dihasilkan sebesar 1,4 milimeter per tahun.
Tingkat dan volume air lelehan yang naik juga diduga muncul akibat pencairan gletser musim panas sejalan dengan suhu atmosfer yang lebih hangat. Retakan yang nyata telah terbentuk di bagian depan gletser yang mengindikasikan awal disintegrasi dan penyusutan gletser.
Zeising dan tim mencatat, penelitian sebelumnya hingga 2014 menemukan bahwa gletser telah menyusut 30 persen sejak 1999. Adapun penurunan 42 persen hingga saat ini seolah tidak menunjukkan percepatan pencairan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, ini tidak berarti bahwa pemanasan yang terus berlanjut sepanjang abad tidak akan mengubah arah ini.
Penyusutan di Antartika
Penyusutan cepat gletser juga terjadi di Gletser Thwaites, Antartika Barat. Dua tulisan dalam jurnal Nature yang diterbitkan pada 15 Februari 2023 memberikan gambaran tentang perubahan yang terjadi di bawah gletser, yang seukuran Inggris Raya atau Negara Bagian Florida, AS.
Gletser Thwaites adalah salah satu gletser yang berubah paling cepat di Antartika. Zona landasan—titik pertemuannya dengan dasar laut—telah mundur 14 kilometer sejak akhir 1990-an. Sebagian besar lapisan es berada di bawah permukaan laut dan rentan kehilangan es dengan cepat. Ini dapat menaikkan permukaan laut global hingga lebih dari setengah meter dalam beberapa abad.
Data baru dikumpulkan sebagai bagian dari proyek MELT, salah satu proyek di Inggris-AS. Tim MELT mengamati garis landasan (tempat es pertama kali bertemu lautan) di bawah Beting Es Timur Thwaites untuk memahami bagaimana es dan lautan berinteraksi di wilayah kritis ini.
Lapisan es Greenland telah mencair semakin cepat selama beberapa dekade terakhir. Hal ini bisa mengakibatkan naiknya permukaan laut 1,4 milimeter per tahun.
Peter Davis dari British Antarctic Survey (BAS) melakukan pengukuran laut melalui lubang bor sedalam 600 meter sekitar 2 kilometer dari garis landasan, yang dibuat oleh bor air panas pada akhir 2019. Pengukuran ini dibandingkan dengan pengamatan laju lelehan yang dilakukan di lima situs lainnya. Selama periode sembilan bulan, lautan di dekat garis landasan menjadi lebih hangat dan asin, tetapi tingkat pencairan di dasar es rata-rata 2–5 meter per tahun atau kurang dari yang dimodelkan sebelumnya.
Para peneliti menemukan, pencairan telah membentuk topografi seperti tangga di bagian bawah lapisan es. Di area ini, serta di retakan es, pencairan cepat terjadi.