Perguruan Tinggi Indonesia Berkolaborasi dengan Amerika Serikat
Dunia kerja semakin membutuhkan lulusan yang andal di bidang sains, teknologi, matematika, dan teknik. Kolaborasi perguruan tinggi Indonesia-Amerika Serikat fokus memperkuat bidang keilmuan ini.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perguruan tinggi Indonesia yang fokus mengembangkan keilmuan bidang sains, teknologi, matematika, dan teknikatau STEM berkolaborasi memperkuat aspek akademik dengan perguruan tinggi Amerika Serikat. Selain itu, kemitraan tersebut juga fokus pada inovasi kurikulum dan akreditasi internasional.
Sejak tahun 2022, Arizona State University bermitra dengan tiga universitas, yakni Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Bina Nusantara (Binus), dan Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam proyek Higher Education Partnership Initiative (HEPI) yang didanai USAID. Kemitraan ini bertujuan meningkatkan kurikulum program STEM, memfasilitasi akreditasi internasional, dan mengembangkan jalur bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar di AS.
Melalui program ini, 1.174 pengajar telah dilatih kurikulum terkait industri, inovasi instruksional fakultas, serta lokakarya untuk meningkatkan akreditasi dan pengakuan internasional. Selain itu, lebih dari 1.283 siswa telah mengikuti kursus singkat soft skill untuk mempersiapkan mereka studi di AS dan bekerja.
Arizona State University menggelar lokakarya dua hari bagi para pemimpin perguruan tinggi negeri dan swasta bidang STEM serta pejabat pemerintah bidang pendidikan tinggi Indonesia. Tujuannya, memperkuat kemitraan universitas Indonesia–AS guna meningkatkan jalur akademik siswa dan pendidikan STEM kelas dunia lanjutan di Indonesia.
”Amerika Serikat, melalui USAID, memiliki sejarah panjang dalam mendukung kemitraan pendidikan tinggi di Indonesia. Kemitraan perguruan tinggi bidang STEM kami nilai penting,” kata Direktur Misi USAID Indonesia Jeff Cohen, Senin (17/7/2023).
Berbasis proyek
Menurut Jeff, program HEPI menggandeng perguruan tinggi di seluruh Indonesia sebagai mitra afiliasi yang akan dilibatkan dalam berbagai metode pengajaran aktif dan berbasis proyek. Melalui kemitraan ini, universitas afiliasi memiliki kesempatan untuk membekali siswa dengan program keterampilan berpikir kritis dan literasi digital. Program launchpad dari HEPI juga akan menyiapkan siswa untuk memilih universitas di AS, melengkapi aplikasi, meningkatkan bahasa Inggris dan soft skill, serta memahami budaya Amerika dan pendidikan tinggi.
”Ini adalah contoh model kemitraan publik-swasta yang dikembangkan melalui proyek HEPI. Kami berupaya meningkatkan kurikulum yang relevan dengan industri, memenuhi standar akreditasi internasional, dan meningkatkan pengakuan satuan kredit semester dan jalur program akademik antara universitas AS dan Indonesia,” ujar Associate Vice Provost Asia Tenggara Arizona State University Jeffrey Goss.
Kami berupaya meningkatkan kurikulum yang relevan dengan industri, memenuhi standar akreditasi internasional, dan meningkatkan pengakuan satuan kredit semester dan jalur program akademik.
Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Sri Gunani Partiwi mengatakan, kemitraan universitas Indonesia-Amerika dengan industri multinasional menjadi upaya strategis untuk meningkatkan kinerja perguruan tinggi. ”Penting bagi setiap perguruan tinggi Indonesia untuk memiliki program studi yang berkomitmen menjalin kemitraan dan jalur penerapan standar mutu, akreditasi, dan rekognisi internasional,” kata Gunani.
Seiring meningkatnya permintaan lulusan STEM, program HEPI bekerja sama dengan perusahaan terkemuka, termasuk Oracle, Dow, Cisco, Coursera, dan Rockwell Automation, untuk mengembangkan kurikulum yang selaras dengan kebutuhan pasar. Hal ini memberi peluang bagus bagi siswa yang bekerja di laboratorium menggunakan teknologi canggih. Mahasiswa juga dapat mengeksplorasi dan menerapkan pengetahuan mereka di area kerja maker innovation space (MIS) serta bersama-sama membangun produk inovatif.