Posisi penting Jabal Rahmah di Arafah sebagai lokasi momen-momen penting dalam sejarah Islam menjadikan Bukit Kasih Sayang tak pernah sepi pengunjung.
Oleh
ADI PRINANTYO dari Mekkah, Arab Saudi
·3 menit baca
”Datanglah karena cinta”. Kerelaan untuk datang demi memperingati keindahan dan keagungan cinta dan kasih sayang itulah yang membuat jutaan umat Muslim setiap hari berkunjung ke Jabal Rahmah, Bukit Kasih Sayang.
Jabal Rahmah, itu bukit di Mekkah yang diyakini sebagai lokasi pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa, setelah pertobatan mereka diterima Allah, dan kemudian dipertemukan kembali. Buah cinta Adam dan Hawa, tak lain warga seantero dunia kini.
Rabu (12/7/2023) sore hingga waktu Arab Saudi, ribuan Muslim datang ke Jabal Rahmah walau di tengah cuaca yang tergolong panas, berkisar 43 derajat celsius. Dengan bukit yang bisa didaki hanya dalam tempo sekitar 15 menit, hawa panas itu tak dirasa berat, termasuk oleh ratusan anggota jemaah haji Indonesia.
Menariknya Jabal Rahmah, adanya beberapa perhentian untuk berswafoto. Sejak dari pelataran saat akan mendaki, ketika di pertengahan bukit, dan setiba di puncak. Tugu di puncak Jabal Rahmah, uniknya, kini dipasangi imbauan untuk tidak menjadikan monumen itu sebagai lokasi ibadah.
Dalam poster sosialisasi di tugu Jabal Rahmah, terpasang gambar-gambar dengan keterangan foto dalam berbagai bahasa, salah satunya bahasa Indonesia, tentang kesalahan-kesalahan anggota jemaah. Kesalahan yang dideskripsikan dalam gambar itu, seperti shalat di Jabal Rahmah, menyentuh dan menciumi tugu, dan sebagainya.
Rombongan kecil jemaah haji asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu sore itu, juga berfoto bersama dengan latar belakang tugu Jabal Rahmah. ”Sore ini menyempatkan ke Jabal Rahmah dengan rombongan kecil sebelum pulang ke Tanah Air,” ujar salah seorang ibu anggota rombongan.
Tiga momen penting
Selain menjadi lokasi pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa, Jabal Rahmah juga lokasi perwujudan cinta Nabi Ibrahim kepada Allah, yang meminta pengorbanan anak laki-laki tercintanya. Bukit Kasih Sayang juga tempat Nabi Muhammad SAW menurunkan ayat terakhir Al Quran, yakni Al Maidah ayat 3 yang mengabarkan kesempurnaan Islam.
Trio Bimbo melukiskan Jabal Rahmah dalam lirik lagunya, ”Dia sampaikan firman dari Tuhan hari ini telah ku sempurnakan agamamu, dan telah ku relakan Islam jadi agamamu, alangkah mulia tugasnya, rahmat bagi alam semesta, dan telah ku cukupkan nikmatku”.
Menurut Samsul Arifin, mukimin asal Indonesia di Mekkah, khotbah Nabi Muhammad SAW di Jabal Rahmah yang mengabarkan kesempurnaan Islam itu diikuti sekitar 10.000 sahabat. Seketika setelah ayat terakhir Al Quran itu disampaikan, mayoritas pengikut bersorak gembira.
”Hanya satu yang bersedih, yaitu Sayidina Abu Bakar (khalifah Abu Bakar Ash-Shidiq). Karena beliau paham bahwa kalau Islam sudah sempurna, tidak ada kewajiban lagi bagi Nabi Muhammad untuk berdakwah. Jadi, Sayidina Abu Bakar sudah merasakan, mungkin tidak lama lagi Rasulullah akan menghadap Allah,” kata Samsul, yang sering menjadi pemimpin rombongan umrah asal Indonesia dan Malaysia.
Saat Abu Bakar menyampaikan informasi itu kepada khalifah Umar bin Khattab dan para sahabat lainnya beberapa saat kemudian, tangis pun pecah di antara sahabat nabi. Firasat Abu Bakar benar karena tiga bulan kemudian Nabi Muhammad SAW wafat di Madinah.
Singkat kata, Jabal Rahmah lokasi penting bagi Nabi Adam, Nabi Ibrahim, dan Nabi Muhammad SAW. Posisi penting Jabal Rahmah itulah yang, menurut Samsul, membuat kunjungan selalu mengalir.
Sebagai monumen kasih sayang, Jabal Rahmah yang kaya kisah bakal selalu dipadati umat Islam. Kaum Muslimin menjadikan perjalanan ke Jabal Rahmah sebagai bukti cinta mereka, sebagaimana para nabi telah membuktikan cinta kepada Allah SWT.