Perkuat Kapabilitas Manusia untuk Hadapi Perkembangan Teknologi
Penguatan kapabilitas di bidang teknologi sangat penting dilakukan sejak pendidikan dasar. Sebab, sekarang masih banyak anak-anak memiliki kemampuan yang lemah dalam menakar berbagai permasalahan.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Manusia perlu terus meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya untuk menghadapi kemajuan teknologi yang terus berkembang agar tidak terseret dalam dampak yang negatif. Peningkatan kapabilitas ini harus ditanamkan sejak pendidikan dasar.
Hal tersebut mengemuka dalam webinar bertajuk ”Kemajuan Teknologi, Humanisasi, atau Dehumanisasi?” di Menara Kompas, Jakarta, Selasa (27/6/2023). Webinar yang dimoderatori Wakil Redaktur Pelaksana Harian Kompas Antonius Tomy Trinugroho tersebut merupakan salah satu acara dalam rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-58 Harian Kompas.
Turut hadir sebagai narasumber anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) sekaligus penerima Cendekiawan Berdedikasi Kompas 2015, Yudi Latif; pengajar senior Departemen Sosiologi Universitas Indonesia sekaligus penerima Cendekiawan Berdedikasi Kompas 2022, Meuthia Ganie Rochman; dan Kandidat Doktor Department of Computer Science and Engineering Indian Institute of Technology Jodhpur India, Anggy Eka Pratiwi.
Yudi Latif menyampaikan, teknologi selalu memiliki sisi positif dan negatif. Kemajuan teknologi ini juga dianggap menjadi bagian dari kekuatan kapital untuk mengendalikan masyarakat. Sebab, kemajuan teknologi sekarang telah mampu merekam dan mendeteksi semua aktivitas manusia sehingga aspek privasi akan menghadapi tantangan serius.
”Teknologi bila digunakan dengan baik bisa juga menjadi wahana agar sumber daya terdistribusi lebih baik dan terakses lebih murah serta mendemokratisasikan berbagai oportunity. Jalan ke arah ini sekarang sudah mulai muncul yang ditandai dengan berbagai platform digital yang bisa diakses banyak orang secara murah dan gratis,” ujarnya.
Menurut Yudi, semua pihak seharusnya tidak perlu mengalami kecemasan yang berlebihan terhadap perkembangan teknologi apabila mampu membangun kehidupan yang humanis. Hal ini karena disrupsi, termasuk di dalamnya perkembangan teknologi, telah terjadi dalam sejarah peradaban manusia sejak ratusan ribu tahun yang lalu.
Pada akhirnya, kata Yudi, buruk tidaknya kemajuan teknologi saat ini ataupun ke depan sangat bergantung terhadap aspek dan kesiapan manusia. Oleh karena itu, manusia perlu menyiapkan kapabilitas dasar dan keberfungsian dari kemampuan tersebut.
Disrupsi, termasuk di dalamnya perkembangan teknologi, telah terjadi dalam sejarah peradaban manusia sejak ratusan ribu tahun yang lalu.
”Anak-anak generasi saat ini tentu harus dibekali dengan kemampuan untuk menggunakan teknologi baru. Institusi pendidikan harus memberikan kapasitas dasar agar manusia hari ini memiliki kemampuan untuk menggunakan instrumen tersebut secara efektif,” ucapnya.
Meski demikian, kemampuan atau kapabilitas yang harus dikembangkan tidak hanya bertujuan untuk membuat manusia mampu menguasai teknologi. Di sisi lain, kemampuan tersebut perlu diiringi dengan kesadaran terkait dengan tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, memecahkan berbagai masalah yang dihadapi di masyarakat, dan mengembangkan kolaborasi yang lebih luas.
Yudi memandang penguatan kapabilitas di bidang teknologi ini sangat penting dilakukan sejak pendidikan dasar karena banyak anak-anak masih memiliki kemampuan yang lemah dalam menakar berbagai permasalahan. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya aksi-aksi di luar batas di media sosial yang hanya mengedepankan viralitas dan tidak mempertimbangkan risiko atau dampak yang ditimbulkan dari aksi tersebut.
”Cara berartikulasi, mengargumentasikan, dan aritmatika sebagai keahlian harus selesai di tingkat pendidikan dasar. Kemudian semua aspek ini harus dilandasi dengan karakter seperti nilai etika, konektivitas, dan berempati kepada yang lain,” ujarnya.
Kontrol sosial
Meuthia Ganie mengatakan, dampak dari perkembangan dan kemajuan teknologi sangat bergantung terhadap lingkungan ataupun situasi sosial di masyarakat. Dalam era perkembangan teknologi saat ini juga perlu prinsip dan norma yang harus dihasilkan secara terus-menerus guna mengimbangi kekuatan dari perusahaan teknologi.
”Mayoritas ahli seperti sudah sepakat untuk menghentikan terlebih dahulu kemajuan teknologi. Saya percaya teknologi sekarang memiliki karakter yang berbeda karena dampaknya tergantung dari bentuk kontrol terhadap teknologi tersebut. Kemampuan ini penting karena pembuat teknologi bisa jadi juga tidak bisa mengontrol prosesnya,” katanya.
Meuthia juga menekankan bahwa semua aspek kehidupan saat ini tidak bisa terus mengandalkan teknologi termasuk kecerdasan buatan (AI). Sebab, penggunaan AI secara luas dapat menciptakan ekosistem dalam pikiran manusia. Pada akhirnya, sistem digital tersebut akan dianggap benardan menghilangkan sikap kritis manusia.
Sebagai upaya merumuskan kemanusiaan dalam konteks AI, Meuthia menilai perlu adanya kontrol dalam kriteria dan pemanfaatan. Sebagai contoh, kontrol tersebut dapat dilakukan untuk penggunaan data kesehatan, imigrasi, dan keterampilan pekerja.
Anggy Eka memandang, setiap pengembang memang harus menetapkan kriteria terkait seberapa penting teknologi tersebut terhadap berbagai aktivitas manusia. Setiap pengembang juga perlu menjalin kerja sama dengan berbagai pakar agar teknologi yang dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
”Programmer atau start up pemula jarang sekali melihat dari sisi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, pengembang teknologi sekarang sudah mulai bekerja sama dengan pihak multidisiplin agar teknologi tersebut bisa digunakan dengan nyaman oleh masyarakat,” ujarnya.