Refleksi Semangat Kesenian Jakarta Setengah Abad Lalu
Pameran Arsip dan Koleksi DKJ berlangsung mulai 23 Juni hingga 7 Juli 2023 di Galeri Cipta 2, Gedung Trisno Soemardjo, Taman Ismail Marzuki Jakarta.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dewan Kesenian Jakarta atau DKJ kembali merefleksikan semangat kesenian dari sejumlah peristiwa seni yang terjadi di masa lalu. Bentuk refleksi itu sebagai pengingat bahwa semangat kesenian tersebut terus dibawa melintasi zaman.
”Peristiwa seni 50 tahun lalu ini ditampilkan sebagai semangat dan pengingat untuk terus dirawat oleh pegiat seni sampai kapan pun,” kata Kurator Seni Rupa DKJ Esha Tegar Putra saat pembukaan Pameran Arsip dan Koleksi DKJ di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (22/6/2023).
Pameran karya seni rupa ini mengusung tema ”Pekan, Pesta, Festival: Bermula di Cikini Raya 73” dengan menyuguhkan 59 poster, 5 koleksi lukisan, 118 foto, arsip audio, serta arsip surat era pelaksanaan berbagai peristiwa Seni Jakarta pada 1972-1976. Pameran berlangsung pukul 10.00-20.00 mulai 23 Juni hingga 7 Juli 2023 di Galeri Cipta 2, Gedung Trisno Soemardjo, TIM.
Esha menceritakan, saat mengurasi sejumlah dokumen, dia menemukan semangat peristiwa seni pada akhir masa kepengurusan Ketua DKJ Umar Kayam pada 1973.
Pentas Seni yang diadakan pada Desember 1972 seperti kado pamit untuk dijadikan sebagai legasi di kepengurusan selanjutnya. Saat itu, sejumlah peristiwa seni digelar, seperti pertemuan sastrawan seluruh Indonesia, pertemuan koreografer seluruh Indonesia, hingga berbagai pertunjukan seni.
”Pekan Seni 1972 seperti pesan pamit undur dari Umar Kayam untuk dilanjutkan kepengurusan selanjutnya,” ujar Umar.
Pada tahun-tahun setelahnya, semakin banyak peristiwa seni yang digelar DKJ. Seperti rangkuman arsip 1972-1976 yang memperlihatkan peristiwa kesenian dalam tajuk pentas, pekan, dan festival seni DKI Jakarta.
Rangkuman peristiwa DKJ lainnya yang dipamerkan serta tercatat dalam tulisan Kompas ialah saat Festival Teater Remaja pertama kali diadakan pada Desember 1973. Ketika itu kegiatan diadakan di Teater Arena Taman Ismail Marzuki dan dibuka langsung oleh Ketua DKJ D Djajakusuma.
Saat itu, Djajakusuma mengingatkan pentingnya pelaku teater lokal yang mulai condong pada budaya Barat. Padahal, menurut dia, teater lokal kontemporer, seperti lenong dan jatilan, menjadi kekuatan seni Nusantara.
Semangat seni lainnya yang ditangkap Esha adalah kegiatan tukar cat. Dalam penggalian dokumen dan bukti lukisan, menurut Esha, sejak tahun 1972, DKJ berupaya mengisi ruang koleksi seni di Taman Ismail Marzuki.
Saat itu, DKJ memberikan cat kepada pelukis lokal, kemudian berganti dengan pemberian sejumlah karya lukis.
”Berdasarkan catatan dan sejumlah dokumen DKJ ada 11 lukisan era 1970-an yang diperoleh dari tukar cat tersebut. Dalam pameran ini kami menampilkan empat di antaranya,” ucap Esha.
Ketua DKJ Danton Sihombing mengungkapkan, pameran arsip DKJ sebagai bentuk ”kelindan” yang menjadi tema besar DKJ Fest 2023. Pameran ini sebagai wujud kolaborasi dan kerja sama dari berbagai pihak untuk memperkuat ekosistem seni di Jakarta.
”Tema besar kami adalah kelindan atau kesatuan yang erat. Lewat pameran arsip, masyarakat bisa melihat kelindan yang terjadi di masa lalu menciptakan ekosistem peristiwa seni yang bertahan hingga kini,” kata Danton.
Peristiwa seni 50 tahun lalu ini ditampilkan sebagai semangat dan pengingat untuk terus dirawat oleh pegiat seni sampai kapan pun.
Sementara itu, pameran lain juga ditampilkan Komite Film DKJ, Pameran Maestro Film Indonesia bertajuk ”Silang Visual: Delsy dalam Film dan Seni Rupa”. Pameran ini mengangkat tokoh film dan seni rupa Indonesia, Delsy Sjamsumar. Pameran digelar mulai 23 Juni hingga 7 Juli 2023 setiap pukul 10.00-20.00 di Galeri Cipta 1, Gedung Trisno Soemardjo, TIM.