Mahasiswa dengan Semangat Membangun Bisnis Difasilitasi
Pemerintah menargetkan muncul 1 juta wirausaha baru di tahun 2024. Dukungan untuk mencapai target itu dikembangkan lewat program Wirausaha Merdeka di perguruan tinggi.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setiap tahun, sekitar 1,7 juta mahasiswa lulus dari perguruan tinggi jenjang sarjana dan diploma. Namun, jumlah pertumbuhan lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sebanding dengan angka lulusan perguruan tinggi setiap tahunnya. Untuk itu, kurikulum kewirausahaan dan program inkubasi bisnis perlu terus dikembangkan di perguruan tinggi.
Sebab, melalui program Wirausaha Merdeka sebagai salah satu unggulan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), perguruan tinggi akan memberikan ruang pembelajaran inovatif di luar kelas perkuliahan guna meningkatkan kompetensi mahasiswanya agar nantinya menjadi sumber daya manusia unggul.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nizam, di Jakarta, Kamis (22/6/2023), mengatakan, berdasarkan survei kepada alumni program MBKM, mereka mendapatkan pekerjaan lebih cepat dan gaji lebih tinggi dari rata-rata nasional mahasiswa yang belum pernah mengikuti program MBKM.
Oleh karena itu, program yang menyiapkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk membuka banyak lapangan pekerjaan baru di masa yang akan datang juga dikembangkan sebagai salah satu bentuk MBKM dengan nama Wirausaha Merdeka. Diluncurkan pertama kali pada tahun 2022, program ini berhasil menarik animo yang tinggi dari berbagai kalangan, seperti mahasiswa, perguruan tinggi, serta mitra dunia usaha dan industri.
”Melalui kelas intensif di perguruan tinggi yang sudah memiliki kurikulum kewirausahaan dan program inkubasi bisnis yang mumpuni, mahasiswa dibimbing oleh mentor, dosen, dan praktisi terbaik,” kata Nizam.
Dalam pelaksanaan yang pertama, program Wirausaha Merdeka melibatkan 17 perguruan tinggi terpilih yang memiliki bidang, lembaga, atau inkubator kewirausahaan dan bisnis. Sebanyak 11.716 mahasiswa dari 87 perguruan tinggi negeri dan 366 perguruan tinggi swasta di seluruh Indonesia terdaftar sebagai peserta selama satu semester.
Pada angkatan kedua, program Wirausaha Merdeka menargetkan 12.000 mahasiswa untuk bergabung dan belajar di 34 perguruan tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia. ”Proses seleksi perguruan tinggi pelaksana dilakukan reviewer yang telah ditentukan oleh pengelola program. Komponen penilaian meliputi profil perguruan tinggi, program kewirausahaan yang diusulkan, serta perencanaan dan pengelolaan keuangan,” ujar Kepala Program Wirausaha Merdeka Gamaliel Waney.
Sementara itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim di acara peluncuran pelaksanaan program Wirausaha Merdeka Angkatan Kedua Tahun 2023 secara daring, Senin (19/06/2023), mengatakan, pelaksanaan MBKM, termasuk Wirausaha Merdeka, didasarkan pada tuntutan agar mahasiswa Indonesia memiliki pengetahuan dan keterampilan multidisiplin sehingga dapat menjawab tantangan serta persaingan saat ini. ”Kita membuktikan dengan memberikan ruang yang lebih luas, mahasiswa akan tergerak untuk berkreasi dan berkarya,” ujarnya.
Target wirausaha
Dengan mengikuti program Wirausaha Merdeka, kata Nadiem, mahasiswa akan mendapatkan bekal ilmu pengetahuan dalam menyusun model dan prototipe bisnis. Dengan animo yang sangat tinggi, program ini juga mendukung pencapaian target nasional, yakni 1 juta wirausaha baru di tahun 2024.
”Kami berharap program Wirausaha Merdeka disambut lebih banyak mahasiswa dan lebih banyak perguruan tinggi untuk tahun 2023. Mari kita lahirkan generasi baru wirausahawan muda Indonesia,” kata Nadiem.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Kiki Yuliati mengatakan, desain pembelajaran dalam program Wirausaha Merdeka banyak bersifat praktikal sehingga cocok dengan karakteristik pembelajaran di perguruan tinggi vokasi. Untuk itu, perguruan tinggi yang terpilih sebagai pelaksana diharapkan bisa mendorong para peserta program untuk menumbuhkembangkan potensi kewirausahaannya.
”Kami harap para dosen dan pimpinan perguruan tinggi pelaksana bisa menghadirkan pembelajaran kewirausahaan terbaik. Kami titipkan talenta-talenta terbaik bangsa agar mereka bisa mengoptimalkan potensi kewirausahaan yang dimiliki,” tutur Kiki.
Salah satu perguruan tinggi pelaksana Wirausaha Merdeka tahun 2023 ialah Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Tim program studi Manajemen UMN berhasil mendapatkan dana hibah sebesar Rp 2 miliar untuk program penciptaan digitalisasi inovasi kewirausahaan melalui action based-entrepreneurial education approach untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Ketua Pelaksana Program Wirausaha Merdeka 2023 UMN Hendy Tannady menjelaskan, di tahun ini untuk pertama kalinya UMN berhasil menjadi perguruan tinggi pelaksana. Tim pengajar merupakan kombinasi dari akademisi, praktisi, dan pemilik bisnis. Jumlahnya 24 orang dengan kompetensi dan pengalaman yang baik untuk diberikan kepada peserta Wirausaha Merdeka.
Program yang diajukan oleh UMN menjangkau 300 mahasiswa, terdiri dari 180 mahasiswa UMN dan 120 mahasiswa dari kampus mitra UMN di Jakarta dan Banten. Peserta akan dididik dan dibimbing oleh tim pengajar UMN dan usaha kecil menengah (UKM).
Kami harap para dosen dan pimpinan perguruan tinggi pelaksana bisa menghadirkan pembelajaran kewirausahaan terbaik.
Tim pelaksana dari UMN terdiri dari staf program studi manajemen, magister manajemen teknologi, Skystar, biro keuangan, dan biro informasi akademik. Konsepnya, mahasiswa belajar dari UKM dengan 4 minggu pertama perkuliahan, 8 minggu magang di UMKM, 4 minggu finalisasi laporan studi kelayakan, dan demo day produk.
”Jadi, setiap kampus yang menjadi tim pelaksana program memiliki konten yang bisa saja berbeda-beda. Wirasuaha Merdeka di UMN, kami fokuskan pada pembahasan fundamental tentang kewirausahaan selama 4 minggu pertama sebagai bekal dasar sebelum peserta diterima di UKM selama 8 minggu setelahnya. Mengenai pertemuan, untuk 1 sampai 4 akan dilaksanakan secara tatap muka dan pertemuan 5 sampai selesai dilaksanakan secara daring,” jelas Hendy.
Proyek ini sudah berjalan dan tim sudah mulai bergerak membuat modul, flyer dan media promosi ke mahasiswa, dan kampus mitra. Program ini akan berakhir di bulan Desember 2023 dengan demo day usaha mahasiswa, di bidang makanan dan minuman, fashion, industri kreatif (agensi, fotografi), produk kriya (sepatu rajut, aksesori, dan lain-lain), serta teknologi dan digital (e-dagang, website, aplikasi, dan kecerdasan buatan).