Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprediksi hujan masih bisa terjadi di wilayah barat hingga 20 Juni 2023 dan wilayah timur Indonesia hingga 25 Juni 2023.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebagian besar wilayah Indonesia saat ini sudah memasuki musim kemarau, tetapi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat melanda sebagian wilayah pada Jumat (16/6/2023). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprediksi hujan masih bisa terjadi di wilayah barat hingga 20 Juni 2023 dan wilayah timur Indonesia hingga 25 Juni 2023.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andri Ramdhani mengatakan, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan durasi relatif singkat terjadi di beberapa wilayah, meliputi Sumatera bagian selatan, Sulawesi bagian utara, Maluku, sebagian Kalimantan dan Papua, serta Jawa bagian barat, termasuk Jakarta dan sekitarnya.
”Terjadinya hujan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor dinamika atmosfer, antara lain terjadinya fenomena MJO (Madden Jullian Oscillation) yang sedang aktif di wilayah Indonesia. Selain itu, gelombang atmosfer Kelvin dan Equatorial Rossby juga saat ini sedang aktif, terutama di wilayah tengah dan timur Indonesia. Faktor lain yang memicu hujan adalah terbentuknya pola belokan angin dan perlambatan angin,” katanya.
Kedua fenomena tersebut cukup signifikan dalam memicu terjadinya kejadian hujan di beberapa wilayah di Indonesia untuk saat ini dan diprediksikan masih cukup aktif hingga beberapa hari ke depan.
Menurut Andri, MJO dan gelombang Rossby Ekuatorial adalah fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala yang luas di sekitar wilayah yang dilewatinya. Fenomena MJO lazimnya bergerak dari arah Samudra Hindia ke arah Samudra Pasifik melewati wilayah Indonesia dengan siklus 30-40 hari.
Sementara Gelombang Rossby bergerak dari arah Samudra Pasifik ke arah Samudra Hindia dengan melewati wilayah Indonesia. ”Kedua fenomena tersebut cukup signifikan dalam memicu terjadinya kejadian hujan di beberapa wilayah di Indonesia untuk saat ini dan diprediksikan masih cukup aktif hingga beberapa hari ke depan,” katanya.
Untuk wilayah Indonesia bagian barat, kedua fenomena tersebut meningkatkan hujan hingga periode 20 Juni 2023. Sementara untuk wilayah timur masih cukup berpengaruh hingga sekitar tanggal 25 Juni 2023.
Andri menambahkan, analisis perkembangan musim terbaru per dasarian pertama bulan Juni 2023 menunjukkan sebanyak 51 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau. Wilayah tersebut meliputi Aceh bagian timur, Sumatera Utara bagian timur dan barat, Riau bagian timur, Bengkulu bagian selatan, Lampung bagian selatan, Banten, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, sebagian besar Jawa Barat, sebagian besar Jawa Tengah, sebagian besar Jawa Timur, sebagian besar Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, sebagian Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Kepulauan Maluku, sebagian Maluku Utara, dan sebagian Papua bagian selatan.
”Secara umum, puncak musim kemarau 2023 di sebagian besar wilayah Indonesia diprediksikan terjadi pada periode Juli-Agustus, dengan wilayah zona musim paling banyak terjadi pada bulan Agustus,” ujarnya.
Sementara itu, data BMKG menunjukkan, indeks ENSO (El Nino Southern Osclation) saat ini masih berada pada kategori El Nino lemah. Meski demikian, pada semester kedua 2003, ada kecenderungan peluang El Nino menjadi moderat.
Selain intensitas hujan yang meningkat, BMKG juga mendeteksi ancaman gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 16-17 Juni 2023. Subkoordinator Bidang Analisis dan Prediksi Meteorologi Maritim BMKG Furqon Alfahmi menyebutkan, gelombang berketinggian 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan utara Sabang, perairan Pulau Enggano, Samudra Hindia barat Sumatera, perairan selatan Jawa Barat, dan Samudra Hindia selatan Banten-Bali.
Sementara gelombang setinggi 1,25-2,5 meter berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian utara, perairan barat Aceh-Lampung, perairan selatan Banten, perairan selatan Jawa Tengah-Jawa Timur, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Samudra Hindia selatan NTB-NTT, perairan selatan Pulau Sumba, perairan Pulau Sawu-Kupang-Pulau Rote, Laut Sawu bagian selatan, dan sebagian perairan Indonesia lainnya.