Suhu Lautan pada Mei 2003 Mencapai Rekor Tertinggi
Temperatur di atas lautan dapat meningkat lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang karena sinyal El Nino terus muncul di Pasifik khatulistiwa.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Suhu lautan global terus meningkat dan bulan (Mei) lalu mencapai rekor tertinggi dibandingkan bulan Mei lainnya dalam catatan sejarah yang dimulai sejak abad ke-19. Suhu laut pada kedalaman sekitar 10 meter ini mencapai seperempat derajat celsius lebih tinggi dari rata-rata lautan bebas es pada Mei sepanjang 1991 hingga 2020.
Rekor panas lautan pada Mei ini dilaporkan Copernicus Climate Change Service (C3S) pada Rabu (7/6/2023). ”Sepanjang tahun, tren jangka panjang telah menambahkan 0,6 derajat celsius ke air permukaan laut dalam 40 tahun,” kata Wakil Direktur C3S Samantha Burgess, sebagaimana dilaporkan AFP.
Burgess juga menyampaikan bahwa bulan April juga mencatat rekor baru untuk panas lautan. Dia memperkirakan, temperatur di atas lautan dapat meningkat lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang. ”Karena kita melihat sinyal El Nino terus muncul di Pasifik khatulistiwa,” ungkapnya.
Ini seperti AC ( air conditioner) Samudra Pasifik sedang berjalan. Tapi, sekarang AC dimatikan.
Temuan Copernicus tentang suhu laut ini didasarkan pada model yang dihasilkan komputer yang diambil dari miliaran pengukuran dari satelit, kapal, pesawat terbang, dan stasiun cuaca di seluruh dunia.
Data Copernicus juga menunjukkan, suhu permukaan laut terus memanas sejak pertengahan Maret. Sejak itu, suhu permukaan laut rata-rata global lebih dari 21 derajat celsius dan merupakan yang tertinggi sejak pencatatan satelit dimulai.
Moninya Roughan, profesor ilmu kelautan dari UNSW Sydney dalam tulisannya di The Conversation menyebutkan, tren peningkatan suhu lautan ini, selain disebabkan oleh perubahan iklim, juga ada penyebab langsungnya, yaitu La Nina tiga tahun beruntun yang langka telah berakhir.
”Selama siklus ini, air yang lebih dingin dari kedalaman laut naik ke permukaan. Ini seperti AC (air conditioner) Samudra Pasifik sedang berjalan. Tapi sekarang AC dimatikan. Sepertinya kita akan mengalami El Nino, yang cenderung membawa cuaca yang lebih panas dan lebih kering,” tulisnya.
Sementara lautan memanas, permukaan tanah juga memanas rata-rata 1,2 derajat celsius lebih tinggi dari tingkat pra-industri (1850-1900). Jika El Nino terus berkembang, para ahli klimatologi telah memperkirakan hal itu dapat menambah 0,2 derajat celsius ekstra ke suhu global, yang akan menyebabkan beberapa daerah melewati 1,5 derajat celsius pemanasan untuk pertama kalinya.
Copernicus juga melaporkan bahwa suhu di beberapa bagian dunia lebih tinggi dari biasanya, termasuk Kanada. Kebakaran selama beberapa minggu terakhir sejauh ini telah menghancurkan jutaan hektar hutan. Ada 413 kebakaran hutan yang terjadi di seluruh negeri dari Pasifik hingga Atlantik, termasuk 249 yang dianggap ”di luar kendali”.
Dampak pemanasan lautan
Gelombang panas laut yang meluas bisa menghancurkan terumbu karang dan ekosistem yang bergantung padanya, termasuk bagi penghidupan lebih dari setengah miliar orang. Selain itu, fenomena ini juga dapat mendorong pengasaman laut yang mengganggu siklus hidup dan rantai makanan dari daerah tropis ke kutub.
Roughan menyebutkan, arus laut adalah pembawa utama panas di seluruh dunia, bersama dengan konveksi atmosfer. Matahari tidak turun dengan kecepatan yang sama di mana-mana. Di kutub, sinar matahari cenderung kurang sehingga lebih dingin. Tapi, ekuator mendapatkan kekuatan penuh matahari, memanaskan udara dan air.
Arus laut dan udara memindahkan panas ini ke arah kutub. Maka, pemanasan lautan juga bisa mempercepat melelehnya lautan es di sekitar kutub dan akhirnya akan meningkatkan permukaan laut global. Di Antartika, luas es laut mencapai rekor terendah bulanan untuk ketiga kalinya tahun ini, dengan data satelit menunjukkan 17 persen di bawah rata-rata pada Mei.