Indonesia dalam Momentum Perluas Kolaborasi untuk Meningkatkan Mutu SDM
Citra Indonesia yang semakin baik seusai didapuk sebagai presidensi G20 dan ASEAN bisa menjadi kesempatan dalam peningkatan sumber daya manusia.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Momentum Indonesia didapuk sebagai presidensi pada dua konferensi tingkat tinggi, G20 dan ASEAN, dalam dua tahun terakhir menjadi kesempatan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia. Dengan hubungan diplomatik yang semakin luas dan baik, diharapkan bisa memudahkan kolaborasi dengan berbagai negara dalam peningkatan mutu individu anak bangsa.
”Dengan prinsip negara yang bebas aktif, Indonesia bisa aktif di segala sektor dengan berbagai negara. Ini seharusnya memudahkan kontak dan kolaborasi dalam peningkatan mutu SDM,” kata Penasihat Senior Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Foster Gultom saat acara Dies Natalis Ke-63 Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta, Jumat (2/6/2023).
Kami melihat Indonesia, dengan potensi sumber daya manusia yang sedang berkembang menjadi pilihan yang baik bagi Polandia untuk bekerja sama dalam berbagai sektor.
Menurut Foster, dengan kebijakan luar negeri yang independen, akan membuka kesempatan bagi SDM pendidikan Indonesia untuk dikembangkan melalui kolaborasi dengan negara lain. Di sisi lain, negara-negara dengan mutu pendidikan yang lebih baik tidak akan ragu berkolaborasi, apalagi dengan reputasi Indonesia yang semakin baik di mata dunia internasional.
Acara dies natalis tersebut turut dirangkaikan dengan seminar internasional. Seminar tersebut menghadirkan Duta Besar Polandia untuk Indonesia Beata Stoczynska dan Duta Besar Kroasia untuk Indonesia Nebojsa Koharovic.
Stoczynska mengatakan, Indonesia punya potensi besar dalam berbagai sektor dengan predikat empat besar populasi terbanyak di dunia. Peningkatan mutu SDM akan semakin menguatkan posisi Indonesia sebagai kekuatan besar di Asia Tenggara dan secara global.
Polandia terus menjalin kolaborasi dengan Indonesia dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan. Sejak menjabat sebagai dubes pada 2018, Stoczynska mengatakan, Polandia konsisten menerima mahasiswa asal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini sebanyak 500 pelajar Indonesia belajar di Polandia.
”Dalam dua tahun ke depan, kami menargetkan bisa sampai 1.000 pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di Polandia,” ujarnya.
Dengan status sebagai negara Uni Eropa (UE), Polandia menjadi pilihan tepat untuk meningkatkan mutu SDM pelajar Indonesia. Status itu membuat Polandia menerapkan standar pendidikan UE. Lulusan Polandia dianggap setara dengan lulusan perguruan tinggi di negara maju lainnya yang juga anggota UE.
”Bagi Polandia, pasar Asia masih belum sepenuhnya dijelajahi. Kami melihat Indonesia, dengan potensi sumber daya manusia yang sedang berkembang, menjadi pilihan yang baik bagi Polandia untuk bekerja sama dalam berbagai sektor,” ucap Stoczynska.
Sementara itu, Koharovic juga menyoroti SDM Indonesia yang belum sepenuhnya diolah dan diarahkan dengan efektif. Salah satu kendala yang masih dihadapi adalah kemampuan berbahasa Inggris. Jika dibandingkan negara Asia Tenggara lain, seperti Filipina dan Singapura, Indonesia masih tertinggal dari dua negara yang menerapkan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar sejak pendidikan dasar.
Padahal, menurut Koharovic, banyak tenaga kerja Indonesia usia produktif akan dibutuhkan negara dengan ekonomi yang masih bertumpu pada generasi usia tua (grey economy). ”Indonesia harus memperkenalkan diri dengan lebih baik lagi di kancah global. Berbagai potensi yang dimiliki Indonesia sangat menarik dan dapat menjadi sumber kekuatan,” katanya.
Sementara itu, Rektor Universitas Katolik Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko mengungkapkan, kepercayaan negara-negara dunia kepada Indonesia harus dimanfaatkan dengan baik. Sektor pendidikan harus bergerak lebih aktif memperkenalkan anak didiknya guna memperoleh kesempatan berkolaborasi dengan negara-negara di dunia.
”Unika Atma Jaya sebagai institusi pendidikan memberikan keterlibatan dalam bentuk diskusi yang dapat memberikan penyampaian gagasan Indonesia sebagai bagian dari masyarakat global,” ujar Agustinus.