Bangkitkan Makanan Tradisional melalui Dapur Pribadi
Mempertahankan makanan tradisional menjadi tantangan besar di tengah modernitas zaman. Oleh sebab itu, mengenali dan mengolahnya sebagai makanan sehari-hari sangat diperlukan, khususnya bagi generasi muda.
Oleh
Atiek Ishlahiyah Al Hamasy
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Banyaknya produk makanan mancanegara yang beredar membuat makanan tradisional perlahan mulai ditinggalkan. Menjaga kelestarian makanan tradisional di tengah gempuran makanan asing penting dilakukan. Upaya melestarikan makanan tradisional dapat dimulai dengan mencoba mencicipi dan membuatnya dari rumah.
Kepala Pusat East Asia Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor Puspo Edi Giriwono mengatakan, Indonesia dilimpahi berbagai jenis makanan tradisional dengan aroma dan rasa khas rempah lokal. Namun, keberagaman rempah saat ini kurang diketahui karena banyaknya masyarakat yang mulai meninggalkan makanan tradisional.
”Padahal, dengan mengolah rempah menjadi makanan tradisional, dapat juga sebagai cara untuk mendukung perekonomian keluarga. Mereka yang mengolah dapat menjualnya dan menjadikannya sebagai ladang bisnis,” tutur Edi dalam acara Kongres II Jaringan Bank Pangan Indonesia: Pasar Rakyat Mustikaras. Acara tersebut digelar untuk memeringati Hari Kebangkitan Nasional dan Hari Ulang Tahun Foodbank of Indonesia (FOI) ke-8 di Museum Bahari, Jakarta Utara, Sabtu (27/5/2023).
Menurut Edi, masyarakat perlu mulai melestarikan makanan tradisional melalui dapur di rumahnya. Tidak ada salahnya mengenalkan kebudayaan Indonesia kepada anak melalui menu masakan. Untuk itu, belajar mengolah dan cara membuat makanan tradisional diperlukan.
Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada Eni Harmayani mengatakan, mempertahankan makanan tradisional menjadi tantangan besar di tengah modernitas zaman. Salah satu upaya yang dapat dilakukan ialah dengan mengenalkannya kepada semua kalangan, terutama generasi muda.
Dianjurkan mengonsumsi tempe 140 gram setiap hari. Termasuk juga untuk ibu hamil.
Menurut Eni, pada masa kecil, seseorang pasti memiliki kenangan akan makanan khas atau tradisional. Namun, seiring perkembangan zaman beberapa makanan khas tersebut sulit ditemukan lagi.
”Kami sadar bahwa saat ini banyak masyarakat yang lebih mengenal makanan dari luar negeri dibandingkan makanan tradisional. Padahal, Indonesia memiliki banyak makanan tradisional yang sehat dan bergizi," ujar Eni.
Eni menambahkan, makanan tradisional Indonesia merupakan alat yang luar biasa untuk membangun kebangkitan bangsa Indonesia. Dengan mengenalkan makanan tradisional yang lezat dan bergizi serta mengajarkan cara mengolahnya, masyarakat akan lebih tertarik memilih makanan lokal untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
Guru Besar Pangan dan Gizi IPB Ahmad Sulaeman menambahkan, banyak bahan makanan tradisional yang menyehatkan dan dapat membantu program diet, salah satunya tempe. Tidak hanya harganya relatif murah, tempe sangat menyehatkan dan memiliki kandungan protein yang tinggi.
Keistimewaan tempe ialah memiliki kandungan vitamin B12 yang umumnya hanya ditemui pada produk hewani. Oleh sebab itu, tempe bagus untuk kaum vegetarian maupun ibu hamil.
”Bahkan, dianjurkan mengonsumsi tempe 140 gram setiap harinya. Termasuk juga untuk ibu hamil," ujar Sulaeman. Hasil penelitian Sulaeman menunjukkan, kandungan isoflavon pada tempe dapat mencegah terjadinya kepikunan pada lansia.
Mencicipi dan membuatnya
Dalam perayaan ulang tahun FOI ke-8, tersedia juga bazaar makanan tradisional dari berbagai daerah, seperti pempek dari Palembang, kerak telor dari Jakarta, dan pecel dari Ponorogo. Berbagai makanan tradisional tersebut disediakan untuk menggaet pengunjung agar mencoba mencicipinya.
Salah satu pengunjung bazaar asal Jakarta Utara, Elsa Fajrina (29), mengatakan, makanan tradisional memang semakin sulit ditemukan. Apalagi, makanan tradisional dengan rasa yang otentik seperti di daerah asalnya.
Elsa pun mengakui tidak banyak mengetahui makanan tradisional. Hanya makanan tradisional populer yang ia tahu, seperti pempek dan rendang. Meski begitu, ia mulai mencoba-coba makanan tradisional seperti di acara-acara festival.
”Saya sebenarnya senang mencoba banyak makanan tradisional, tetapi terkadang tempatnya jauh. Yang bisa saya lakukan untuk melestarikan makanan tradisional ialah mencoba mencicipinya dan melihat cara membuatnya. Setelah itu, saya membuatnya di rumah,” ujar Elsa.