Melihat Karya Seni secara Daring, Cukup untuk Perbaiki ”Mood” Anda
Studi membuktikan bahwa menonton karya seni secara daring sudah cukup untuk memperbaiki suasana hati kita. Jadi, mulailah berselancar melihat-lihat lukisan dari ponsel atau layar komputer Anda.
Oleh
ICHWAN SUSANTO
·3 menit baca
Banyak studi sudah menunjukkan, melihat karya seni, termasuk lukisan, dapat memperbaiki suasana hati atau mood kita. Untuk mendapatkan suasana hati yang membaik itu, ternyata kita tak harus melihatnya secara langsung di galeri seni ataupun museum. Karya seni tersebut cukup kita nikmati di layar ponsel ataupun komputer/laptop selama beberapa menit. Melakukan hal itu ternyata sudah cukup berarti bagi kita.
Hal itu dibuktikan secara ilmiah oleh tim peneliti internasional yang melibatkan University of Vienna, Max Planck Institute for Psycholinguistics di Nijmegen, dan Max Planck Institute for Empirical Aesthetics (MPIEA) di Frankfurt am Main. Studi mereka dipublikasikan sebagai artikel akses terbuka di jurnal Computers in Human Behavior Volume 145 Tahun 2023. Artikel ini juga dapat diakses secara daring.
Tim peneliti melibatkan 240 peserta studi dengan meminta mereka melihat pameran seni interaktif Monet Water Lily dari Google Arts and Culture. Dengan mengisi kuesioner, mereka memberikan informasi tentang keadaan pikiran mereka, betapa senangnya mereka ketika melihat gambar-gambar itu, dan betapa berartinya pengalaman itu menurut mereka. Hasilnya menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam suasana hati dan penurunan kecemasan peserta studi setelah hanya beberapa menit menonton.
Tontonan yang sangat singkat pun dapat memiliki efek yang signifikan, yang menurunkan suasana hati yang negatif, kecemasan, dan kesepian serta kesejahteraan subyektif yang lebih tinggi.
”Menonton seni secara daring merupakan sumber dukungan yang belum dimanfaatkan untuk kesehatan yang dapat dikonsumsi sebagai bagian kecil dari membangun makna dan kesenangan,” kata MacKenzie Trupp, penulis pertama dari University of Vienna, dalam situs internet MPIEA, 4 Mei 2023.
Studi ini juga menemukan bahwa beberapa peserta lebih mudah menerima seni daripada yang lain dan mereka dapat memperoleh manfaat yang lebih banyak. Keunggulan ini dapat diprediksi dengan menggunakan ukuran yang disebut ”daya tanggap estetika” atau aesthetic responsiveness.
”Daya tanggap estetika menggambarkan bagaimana orang bereaksi terhadap rangsangan estetika yang beragam, seperti seni dan alam. Hasilnya menunjukkan bahwa individu dengan tingkat seni dan daya tanggap estetika yang tinggi lebih diuntungkan dari menonton seni secara daring karena memiliki pengalaman seni yang lebih menyenangkan dan bermakna,” ujar Edward A Kapal MPIEA, pengembang Aesthetic Responsiveness Assessment (AReA).
Hasil riset ini menguatkan penelitian tim sebelumnya yang di antaranya juga dipimpin MacKenzie Trupp. Dalam riset Trupp dkk sebelumnya menunjukkan kunjungan singkat selama tiga menit ke pameran seni atau budaya daring juga menunjukkan efek positif yang signifikan terhadap kebahagiaan subyektif.
Dalam studi yang dimuat di jurnal Frontiers in Psychology 30 Juni 2022 tersebut, peneliti meminta peserta untuk mengunjungi pameran seni yang dapat diakses melalui telepon pintar, tablet, dan komputer. Sebelum dan sesudah kunjungan, keadaan psikologis dan kesejahteraan (wellbeing) diukur untuk menentukan kemanfaatannya.
Hasil penelitian menunjukkan, tontonan yang sangat singkat pun dapat memiliki efek yang signifikan, yang menurunkan suasana hati yang negatif, kecemasan, dan kesepian serta kesejahteraan subyektif yang lebih tinggi. Hasil ini sebanding dengan intervensi lain, seperti pengalaman alam dan kunjungan ke galeri seni secara fisik atau langsung.
Temuan penelitian ini sangat menarik bagi orang-orang yang tidak dapat mengunjungi museum secara langsung, seperti mereka yang terkendala masalah kesehatan. Ini dibuktikan pada gelombang pertama pandemi Covid-19, di mana institusi seni dan budaya dengan cepat beralih dari bangunan yang tidak bergerak ke internet.
Untuk pertama kalinya, museum digital dan galeri seni daring menjadi pusat perhatian publik. Kondisi ini memiliki dua efek, yaitu obyek seni dan budaya dapat diakses dari sofa warga di seluruh dunia dan seni memiliki kesempatan untuk menjangkau audiens yang jauh lebih luas dari sebelumnya.