BRIN Berikan Penghargaan kepada 12 Periset Berprestasi
Sebanyak 12 periset BRIN menerima penghargaan karena dinilai berprestasi sepanjang tahun 2022. Penghargaan juga diberikan kepada periset yang memiliki hak kekayaan intelektual dengan capaian nilai royalti tertinggi.
Oleh
PRADIPTA PANDU MUSTIKA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 12 periset Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN yang berasal dari sejumlah organisasi riset menerima penghargaan karena dinilai berprestasi sepanjang tahun 2022. Penghargaan juga diberikan kepada periset BRIN yang memiliki hak kekayaan intelektual dengan capaian nilai royalti tertinggi pada 2022.
Sebanyak 12 periset BRIN yang menerima penghargaan tersebut, yakni Fairul Zabadi (Organisasi Riset/OR Arkeologi, Bahasa, dan Sastra), Profesor Widya Fatriasari (OR Hayati dan Lingkungan), Yuliar Firdaus (OR Elektronika dan Informatika), Agung Dwi Laksono (OR Kesehatan), Teguh Wahyono (OR Pertanian dan Pangan), dan Phil Hendris (OR Tenaga Nuklir).
Peneliti lainnya adalah Farohaji Kurniawan (OR Penerbangan dan Antariksa), Nidya Judhi Astrini (OR Tata Kelola, Pemerintahan, Ekonomi, dan Kesejahteraan Masyarakat), Ali Rahmat (OR Kebumian dan Maritim), Dedi Supriadi (OR Ilmu Pengetahuan Sosial Humaniora), Edi Kurniawan (OR Nanoteknologi dan Material), Ahmad Fudholi (OR Energi dan Manufaktur).
Selain itu, penghargaan untuk periset BRIN yang memiliki hak kekayaan intelektual (HKI) dengan capaian nilai royalti tertinggi diberikan kepada Basril dari OR Tenaga Nuklir. Basril menerima royalti sebesar Rp 1 miliar dari pengembangan dua produk yang telah banyak dimanfaatkan di kalangan kedokteran, terutama dalam bedah dental dan ortopedi.
Ini membuktikan bahwa riset tidak berhenti pada publikasi, tetapi juga bisa menghasilkan royalti.
Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SDM Iptek) BRIN Edy Giri Rachman Putra menyampaikan, penghargaan ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan oleh BRIN. Penghargaan ini diberikan berdasarkan kinerja atau capaian para periset BRIN di tahun 2022.
Tiga output capaian sebagai dasar penilaian penghargaan ini meliputi hasil kerja minimal (HKM), keluaran kinerja minimal (KKM), dan rekam jejak di setiap pusat riset. Capaian output tertinggi dihitung dengan akumulasi luaran selama satu tahun pada 2022.
”BRIN juga memberikan anugerah kekayaan intelektual yang berbasis pada royalti yang diterima para periset. Ini membuktikan bahwa riset tidak berhenti pada publikasi, tetapi juga bisa menghasilkan royalti,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (7/5/2023).
Menurut Edi, pemberian penghargaan ini merupakan sebuah rangkaian dari skema besar BRIN terkait manajemen talenta nasional. Salah satu kegiatan yang dilakukan ialah memberikan apresiasi kepada talenta-talenta yang produktif menghasilkan beragam inovasi dan memiliki rekam jejak riset yang baik.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyatakan, seluruh talenta di BRIN kini telah fokus melakukan riset seiring dengan proses integrasi sejumlah lembaga penelitian. Tujuh deputi yang ada di BRIN juga akan terus memfasilitasi dan mengelola seluruh proses administrasi kekayaan intelektual para periset.
”Jadi, para periset di BRIN tidak perlu repot-repot mengurus kekayaan intelektual sendiri. Deputi Pemanfaatan juga akan mencari mitra potensial yang bisa menghilirisasi hasil riset sehingga periset bisa fokus melakukan riset sambil menerima royalti,” tuturnya.
Sementara dari sisi pendanaan, BRIN juga memiliki insentif bagi para mitra industri yang berminat untuk menghilirisasi hasil riset tersebut. Selama ini, beberapa mitra industri telah menjalin kerja sama dengan BRIN untuk melakukan hilirisasi riset produk-produk di bidang pertanian, pengobatan, kesehatan, hingga teknologi.
Memasuki usia yang ke-2 tahun, BRIN telah mengeksekusi seluruh program penguatan ekosistem. Program tersebut, di antaranya, penyediaan infrastruktur riset dan inovasi yang terbuka bagi semua pihak dan delapan skema mobilitas periset, termasuk melanjutkan rekrutmen 500 periset muda berkualifikasi S-3.
Selain itu, BRIN menjalankan sembilan skema pendanaan riset untuk mendukung aktivitas riset di hulu sampai pengembangan produk berbasis riset di industri. Kemudian peningkatan kolaborasi dan kemitraan dengan berbagai pihak di dalam maupun luar negeri.