Peneliti Ungkap Proses Pembentukan Mars Melalui Pergerakan Seismik
Untuk pertama kalinya, tim peneliti mengamati gelombang seismik yang bergerak melalui inti Planet Mars. Pengamatan ini dapat membantu mengungkap proses pembentukan Mars sekaligus mendalami perbedaan geologis dengan Bumi.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim peneliti internasional untuk pertama kalinya mengamati gelombang seismik yang bergerak melalui inti Planet Mars. Pengamatan gelombang seismik ini dapat membantu mengungkap proses pembentukan Mars sekaligus mendalami perbedaan geologis antara ”Planet Merah” ini dan Bumi.
Pengamatan gelombang seismik melalui inti Mars tersebut dilakukan oleh seismolog University of Maryland, Amerika Serikat, dengan menggunakan data Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Laporan ini diterbitkan di prosiding National Academy of Sciences pada 24 April 2023.
Associate Professor Geologi University of Maryland (UMD) Vedran Lekic mengemukakan, pada 1906 para ilmuwan pertama kali menemukan inti Bumi dengan mengamati proses pergerakan gelombang seismik. Seratus tahun berselang, pengetahuan ini kemudian digunakan para peneliti untuk mengamati pergerakan gelombang seismik di Mars.
”Dengan InSight (robot penjelajah NASA), kami akhirnya menemukan apa yang ada di pusat Mars dan sesuatu yang membuat Mars sangat mirip, tetapi berbeda dari Bumi,” ujar Lekic yang juga salah satu penulis studi ini dikutip dari situs resmi UMD, Kamis (27/4/2023).
Guna menentukan perbedaan ini, tim melacak perkembangan dua peristiwa seismik jauh di Mars.Satu peristiwa disebabkan oleh gempa besar dan kedua dengan mendeteksi gelombang yang berjalan melalui inti planet. Tim peneliti kemudian memperkirakan kepadatan dan kompresibilitas material yang dilalui gelombang tersebut.
Hasil analisis menunjukkan, Mars kemungkinan besar memiliki inti yang sepenuhnya cair. Hal ini berbeda dengan Bumi yang memiliki kombinasi inti planet cair di luar dan padat di dalam. Peneliti juga menyimpulkan rincian tentang komposisi kimia inti, seperti mayoritas elemen ringan yang ada di lapisan terdalam Mars, yaitu belerang dan oksigen.
Temuan tim peneliti ini juga menunjukkan bahwa seperlima dari berat inti Mars terdiri dari unsur-unsur tersebut. Persentase yang tinggi ini sangat berbeda dari proporsi bobot elemen ringan yang relatif lebih rendah di inti Bumi. Dengan kata lain,inti Mars jauh lebih padat daripada inti Bumi sehingga menunjukkan perbedaan kondisi pembentukan kedua planet.
Mars dapat berubahdariplanet dengan lingkungan yang berpotensi layak huni menjadi lingkungan yang sangatberbahaya.
Profesor Geologi di UMD Nicholas Schmerr menjelaskan, sifat-sifat inti planet dapat mengungkap bagaimana planet terbentuk dan berevolusi secara dinamis dari waktu ke waktu. Hasil akhir dari proses pembentukan dan evolusi ini dapat berupa generasi atau ketiadaan kondisi yang menopang sebuah kehidupan.
”Keunikan inti Bumi memungkinkannya menghasilkan medan magnet yang melindungi kita dari angin matahari dan menyimpan air. Inti Mars tidak menghasilkan perisai pelindung inisehingga kondisi permukaan planet tidak bersahabat bagi kehidupan,” tuturnya.
Meskipun saat ini Mars tidak memiliki medan magnet, para ilmuwan berhipotesis, pernah ada pelindung magnet yang mirip dengan medan magnet yang dihasilkan inti Bumi. Hipotesis ini diambil karena terdapat jejak magnet yang tertinggal di kerak Mars.
Evolusi lingkungan Mars
Lekic dan Schmerr mencatat, hal tersebut memungkinan Mars berevolusi secara bertahap ke kondisinya saat ini. Artinya, Mars dapat berubah dari planet dengan lingkungan yang berpotensi layak huni menjadi lingkungan yang sangat berbahaya. Kondisi di pedalaman Mars juga berperan kunci dalam evolusi ini.
”Ini seperti teka-teki dalam beberapa hal, seperti adanya sedikit jejak hidrogen di inti Mars. Hal ini berarti harus ada kondisi tertentu yang memungkinkan hidrogen berada di sanadan kita harus memahami kondisi tersebut untuk mengetahui bagaimana Mars berevolusi menjadi planet yang kita kenal sekarang,” papar Lekic.
Temuan tim peneliti ini pada akhirnya mengonfirmasi keakuratan perkiraan pemodelan yang bertujuan mengungkap lapisan tersembunyi di bawah permukaan planet. Bagi ahli geofisika, penelitian ini juga membuka jalan bagi ekspedisi berorientasi geofisika di masa depan ke benda langit lain, termasuk planet seperti Venus dan Merkurius.
”Ini adalah upaya besar dengan melibatkan teknik seismologi canggih yang telah diasah di Bumi bersamaan dengan hasil analisis terbaru dari fisikawan mineral dan stimulasi interior planet. Kita sekarang tahu lebih banyak tentang apa yang terjadi di dalam inti Mars,” ucap Jessica Irving, dosen senior di Universitas Bristol dan penulis pertama studi tersebut.